Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POTENTIAL VALUE-ADDED MINERALS IN FORMER NICKEL ORE MINING AREAS IN BATU PUTIH SUBDISTRICT, NORTH KOLAKA REGENCY: POTENSI NILAI TAMBAH MINERAL IKUTAN DI AREA BEKAS PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DIKECAMATAN BATU PUTIH KABUPATEN KOLAKA UTARA AGRIAL S., MUHAMMAD; Nafiu, Wd. Rizky Awaliah
INTAN Jurnal Penelitian Tambang Vol. 7 No. 2 (2024): INTAN: Jurnal Penelitian Tambang
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56139/intan.v7i2.269

Abstract

Nickel is a natural metallic element predominantly found in the Earth's lithosphere. The escalating demand for the resources, especially in industrial development, has made the mining sector a major contributor to the supply of raw materials. The prices and demand for certain commodities increase the economic viability of previously unexploited mining locations. Therefore, abandoned mining sites have regained interest due to their remaining potential for the re-extraction of the resources. This research was carried out in the former nickel ore mining area in the Batu Putih area of ​​North Kolaka using observational and grab sampling methods, followed by X-ray fluorescence (XRF) analysis. The results showed that Ni levels in the samples ranged from 1.27%–1.67%, Fe between 12.03%–19.78%, Co between 0.02%–0.05%, and Al₂O₃ between 2.00%– 3.99%. Even though these three metals have economic potential, they cannot optimally proceed due to regulatory limitations. Estimates of the economic value of metals based on tonnage assumptions show Fe reaching 404,028 USD (1.5 million tons), Co reaching 16,631,208 USD (1.5 million tons), and Al₂O₃ reaching 20,827,800 USD (1.5 million tons). Developing comprehensive regulations is needed to support the sustainable management of these metals.
Rancangan Sistem Penyaliran Tambang Nikel pada Pit Rantepao Pt. Adhi Kartiko Pratama Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Prananda, Gilang Wahyu; Nafiu, Wd. Rizky Awaliah; Firdaus, Firdaus
Jurnal Inovasi Global Vol. 2 No. 7 (2024): Jurnal Inovasi Global
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jig.v2i7.116

Abstract

Perencanaan penambangan perlu memperhatikan segala aspek termasuk penanganan air yang masuk ke wilayah penambangan. Penelitian ini dilaksanakan di Pit Rantepao yang berada di wilayah administrasi Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung debit air limpasan sebelum dan sesudah penambangan, merancang saluran terbuka dan sump sehingga air limpasan yang berasal dari daerah tangkapan hujan (catchment area) tidak langsung mengalir menuju sungai atau danau yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Dalam analisis ini, dilakukan perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode gumbel yang bertujuan untuk merancang saluran terbuka dan sump. Berdasarkan analisis data curah hujan harian diperoleh curah hujan rencana sebesar 69,74 mm/hari dan besarnya intensitas curah hujan di lokasi penelitian adalah 53,31 mm/jam untuk daerah tangkapan hujan 1 dan 55,14 mm/jam untuk daerah tangkapan hujan 2. Pit rantepao memiliki daerah tangkapan hujan 1 seluas 0,413 km2 dengan debit air limpasan sebelum penambangan sebesar 2,62 m3/s dan daerah tangkapan hujan 2 seluas 0,193 km2 dengan debit air limpasan sebelum penambangan sebesar 1,08 m3/s. Sedangkan untuk debit air limpasan sesudah penambangan untuk untuk daerah tangkapan hujan 1 sebesar 2,65 m³/s dan daerah tangkapan hujan 2 sebesar 1,1 m³/s. Untuk rancangan saluran dan sump dipengaruhi oleh debit air limpasan sesudah penambangan. Saluran 1 memiliki dimensi lebar permukaan 2,57 m, lebar dasar 1,29 m dengan kedalaman 1,86 m dan saluran 2 memiliki dimensi lebar permukaan 1,85 m, lebar dasar 0,93 m, dengan kedalaman 1,44 m. Untuk rancangan sump ada 2 yang ditempatkan di dasar pit. Sump 1 memiliki luas permukaan 46 m2 dan luas dasar 41 m2, kemudian pada sump 2 luas permukaan 31 m2 dan luas dasar 25 m2 dan kedalaman masing-masing sump 5 m.