Israyati
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Drill (Latihan) pada Materi Termokimia Siswa SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Israyati
KATALIS: Jurnal Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 3 No 2 (2020): Katalis: Jurnal Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia
Publisher : Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/katalis.v3i2.3096

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apakah hasil belajar kimia pada materi termokimia bagi siswa kelas XI IPA.1 pada SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang dapat ditingkatkan melalui penerapan metode drill (latihan)? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 28 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasidengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Jika pada tindakan pra siklus nilai rata-rata kelas hanya 50,75 , maka pada siklus 1 nilai rata-rata kelas menjadi 63,50 dan pada siklus 2 ternyata nilai rata-rata kelas menjadi 76,00. Nilai KKM yang digunakan sebagai penentu keberhasilan belajar siswa pada penelitian ini adalah 70. Pada tindakan pra siklus, siswa yang memiliki nilai dibawah KKM 70, sebanyak 35 siswa (87,5 %). dan hanya sebahagian kecil (12,5 %) atau 5 siswa saja yang telah mencapai ketuntasan belajar dan pada akhir siklus 1. Pada siklus 1, masih terdapat 26 siswa (65,0 %) yang belum mencapai ketuntasan atau masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (70) dan 14 siswa (35,0 %) yang sudah mencapai ketuntasan, sedangkan pada akhir siklus 2, masih terdapat 11 siswa (27,5 %) yang belum mencapai ketuntasan dan 29 siswa (72,5 %) yang sudah mencapai ketuntasan. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian penerapan metode drill (latihan) pada materi termokimia bagi siswa kelas XI IPA 1 pada SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang.
Penerapan Penilaian Tutor Sebaya pada Pembelajaran Kimia Terhadap Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Israyati; Ratih Permana Sari
KATALIS: Jurnal Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 6 No 1 (2023): Katalis: Jurnal Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia
Publisher : Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/katalis.v1i6.8066

Abstract

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pengetahuan sesuai mata pelajaran yang diampunya, diharapkan dapat diimplementasikan oleh guru tersebut sewaktu ia berada di dalam kelas. Tujuan penelitian adalah mengetahui peningkatan kemandirian Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda pada Pembelajaran Kimia Melalui Penerapan Tutor Sebaya. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa kelas XI yang menerima materi laju reaksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument observasi RPS sesuai KKNI dan instrument penilaian tutor sebaya. Dari hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa kemandirian belajar dapat dioptimalkan bagi peserta didik melalui penerapan tutor sebaya. Selain itu metode pembelajaran yang efektif dapat dilakukan bagi peserta didik melalui penerapan metode pembelajaran tutor sebaya. Tutor sebaya ini dapat terus dilakukan untuk pertemuan pembelajaran selanjutnya, meski materi pelajaran berbeda. Penilaian tutor sebaya sangat membantu untuk terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien karena peran guru menjadi berkurang, karena guru tidak lagi menjadi satu-satunya yang harus didengar.