Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGALIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG PENDIDIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG 23 TAHUN 2014 DI SMKN 2 GODEAN Fauzan, Arfan
Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan Vol 7, No 4 (2018): spektrum analisis kebijakan pendidikan
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/sakp.v7i4.13134

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pengalihan guru SMK bidang pendidikan berdasarkan UU 23 Tahun 2014 di SMKN 2 Godean. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian ialah Kepala Dikmenti DIKPORA, Kepala BKD DIY, Kepala Analisis SDM Aparatur, Kepala Sub Bidang Mutasi, 1 guru Matematika, 1 guru BK, 1 guru Ipa dan Ipa Terapan, 1 guru Bahasa Inggris. Teknik pengumpulan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi, penyajian, penarikan kesimpulan. Uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Interpretasi; para guru SMKN 2 Godean merasa khawatir mengenai pengalihan guru Sekolah Menengah Kejuruan karena ruang lingkup DIKPORA yang luas meliputi seluruh wilayah propinsi DIY. Kemudian, TIM TEKNIS mendatangi SMKN 2 Godean untuk melakukan pemberitahuan dan pelaksanaan pengalihan dengan tujuan mendapatkan S.K. BKN dan S.K. Gubernur yang diterbitkan oleh BKD DIY bagi guru SMKN 2 Godean.Kata kunci: Balai Pendidikan Menengah Sleman, Dinas DIKPORA DIY, guru SMKN 2 Godean.AbstractThis study to described the implementation of the policy on transfer of high school teachers of vocational education on the basis of act 23 years 2014 in SMKN 2 Godean. Qualitative method used in the study. A subject of Head of secondary and higher education of DIKPORA, Head of the BKD Yogyakarta, Head Analysis human resources apparatus, Head of Sub Division Mutation, 1 Math teacher, 1 Counseling teacher, 1 Science teacher and Ipa Applied, 1 English teacher. The technique of the using interview and documentation. That analysis data using the reduction, the appearance, the withdrawal of conclusion. The triangulation test using the techniques and sources. The results of the study as follows: 1) Interpretation: teachers SMKN 2 Godean worry about diversion high school teacher vocational because scope DIKPORA broad covering the whole area in the province of Yogyakarta. Then, the technical team come to SMKN 2Godean to do notice and implementation of diversion in the purpose of obtaining S.K. BKN and S.K. Governor published by BKD Yogyakarta for teachers SMKN 2 Godean.Keywords: Public hall of the upper secondary education Sleman, The district education office DIY, teachers SMKN 2 Godean.
Makna Simbolik “Popene’e” Pada Prosesi Pernikahan Etnik Tialo di Kabupaten Parigi Moutong: Kajian Semiotik Fauzan, Arfan; Yunidar, Yunidar; Sukma, Sukma
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 14, No 2 (2025): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v14i2.8304

Abstract

The purpose of this research is to describe the forms of symbolic meaning and the functions of symbolic meaning in the "popene'e" wedding procession of the Tialo ethnic group. The research method used in this study is descriptive qualitative, with data collection techniques including observation, interviews, recording, note-taking, and documentation. As for the data analysis technique using Miles and Huberman's theory, it involves data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the research findings, the "Popene'e" procession consists of eight main stages: (1) welcoming the bride and groom; (2) peeling, splitting coconuts, cutting and splitting wood; (3) slicing banana leaves; (4) stepping on the tray; (5) bringing kitchen utensils and cooking bananas; (6) praying for well-being; (7) feeding each other; and (8) shaking hands. Meanwhile, the results related to the symbolic meaning in this procession are divided into two: verbal meaning (in the form of mantras/ganes) and nonverbal meaning (through tools and equipment). Overall, these symbols reflect the hope for responsibility, harmony, fertility, and protection in family life. The functions of this traditional procession include (1) communication; (2) knowledge and cultural inheritance; (3) mediation with ancestors and God; and (4) social participation. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk makna simbolik dan fungsi makna simbolik pada prosesi pernikahan “popene’e” Etnik Tialo. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, perekaman, pencatatan, dan dokumentasi. Adapun Teknik analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian bentuk prosesi “Popene’e” terdiri dari delapan tahapan utama: (1) monyambute nu pungantinge (menyambut pengantin); (2) monimbaluse, mombiase niuge kangkai mongkolge, mombiasi ayu (mengupas, membelah kelapa dan memotong, membelah kayu); (3) monesege longu pensae (mengiris daun pisang); (4) mongunjae baki (menginjak baki); (5) mongkoni alatu wahu jopa monjaane pensae (membawa alat dapur dan memasak pisang); (6) mondo’a salamate (doa selamat); (7) mepea’anane (saling menyuap); dan (8) mondasi (jabat tangan). Sedangkan hasil terkait makna simbolik dalam prosesi ini terbagi menjadi dua, yaitu makna verbal (berupa mantra/gane) dan makna nonverbal (melalui alat dan perlengkapan). Secara keseluruhan, simbol-simbol ini merefleksikan harapan akan tanggung jawab, kerukunan, kesuburan, dan perlindungan dalam kehidupan berumah tangga. Fungsi dari prosesi adat ini mencakup (1) fungsi komunikasi; (2) fungsi pengetahuan dan pewarisan budaya; (3) fungsi mediasi dengan leluhur dan Tuhan; serta (4) fungsi partisipasi sosial.