Dalam menjalani hubungan berpacaran, self-compassion berperan sebagai sikap perhatian dan baik terhadap diri sendiri saat menghadapi kesulitan situasional atau kekurangan diri. Pengambilan data awal menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran cenderung memiliki self-compassion tergantung konteks konflik yang muncul. Melalui metode penelitian kualitatif, proses wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran self-compassion mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang berpacaran. Sampel diperoleh dengan teknik quota non-probability sampling dan berjumlah 9 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dari tiga angkatan, yaitu angkatan 2016, 2017, dan 2018. Analisis data dilakukan melalui sistem coding dengan hasil sebagai berikut: (1) 4 dari 9 partisipan (44%) memiliki self-compassion; (2) Partisipan yang menjalani hubungan berpacaran jarak jauh cenderung memiliki self-compassion daripada partisipan yang menjalani hubungan dengan sesama Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang seangkatan; (3) Usia partisipan dan lama hubungan tidak berpengaruh signifikan terhadap self-compassion, dan (4) Partisipan perempuan cenderung memiliki self-compassion daripada partisipan laki-laki. Hasil ini menyimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang berpacaran, terutama pihak laki-laki, cenderung tidak memiliki self-compassion apabila terjadi konflik dalam hubungannya. Konteks hubungan jarak jauh atau jarak dekat pun mempengaruhi self-compassion yang dimiliki keduanya. Penelitian lanjutan dapat berfokus pada tingkatan self-compassion yang dimiliki ketika terjadi konflik dalam hubungannya, apakah cenderung tinggi, rendah, atau sedang.