Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2017 menjadi arena perebutan kekuasaan yang diperbincangkan banyak pihak karena berawal dari kasus “penistaan agama†oleh salah satu calon gubernur, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Kepulauan Seribu pada akhir 2016, yang memunculkan reaksi kelompok-kelompok masyarakat Muslim tertentu yang dipelopori oleh Front Pembela Islam (FPI). Artikel ini mengkaji bagaimana strategi gerakan Aksi 212 dalam memenangkan Anies-Sandi pada Pilgub Jakarta 2017. Kajian dilakukan dengan menggunakan data kepustakaan (library research) dan wawancara. Temuan menunjukkan bahwa Aksi 212 memiliki peran besar dalam memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Hal itu terlihat pada dua hal, yaitu modal sosial yang dimiliki oleh jaringan aktivis Aksi 212 dan pemanfaatan kepercayaan masyarakat dengan menggunakan fatwa MUI dan pengaruh para tokoh Muslim seperti Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, Arifin Ilham dan para aktivis Muslim lainnya yang berhasil memobilisasi massa Aksi 212 jelang Pilgub Jakarta 2017. Aksi terakhir ini sukses mempengaruhi perilaku pemilih Jakarta yang memicu banyaknya deklarasi dukungan pada Anies-Sandi sehingga akhirnya keduanya memenangkan Pilgub tersebut.The 2017 Jakarta gubernatorial election was marked by the allegedly religious blasphemy conducted by one of its governor candidates, Basuki Tjahaja Purnama, well-known as Ahok, which incited a strong reaction from certain Muslim groups led by the Islamic Defender Front (FPI). This article aims to find out this reaction that manifested in what so-called the Aksi 212 movement and its contribution to the success of Anies-Sandi in the 2017 Jakarta gubernatorial election. It employs a qualitative method using media news and interview as the data-gathering techniques. The findings reveal that Aksi 212 played an influential role in making Anies-Sandi the governor and deputy governor-elect in the 2017 Jakarta gubernatorial election. This was strongly related to two determining factors: first, the social capital of the Aksi 212 in the forms of networks and public trust due to its use of the MUI (Indonesia Ulama Council)’s fatwa; and second, the influence of Muslim public figures such as Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, Arifin Ilham who succeeded in mobilizing masses to join the Aksi 212 at Monas (National Monument), Jakarta, in 2017. All this significantly contributed to the making of Anies-Sandi the governor and deputy governor-elect in the 2017 Jakarta gubernatorial election.