Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Revitalization at TMII Papua Pavilion in the face of G20 2022 Pradini, Gagih; Kusumaningrum, Anisa Putri; Agustiani, Fitri; Hisyam, Aushaf; Wardani, Dyah Mustika
INTERNATIONAL JOURNAL OF ECONOMICS, MANAGEMENT, BUSINESS, AND SOCIAL SCIENCE (IJEMBIS) Vol. 3 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : CV ODIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59889/ijembis.v3i3.199

Abstract

The revitalization of the Papua Pavilion at Taman Mini Indonesia Indah (TMII) in anticipation of the G20 summit plays a crucial role in facing international relations challenges. The objective of this revitalization is to enhance the appearance and facilities of the Papua Pavilion, making it more appealing and representative of a unique cultural tourism destination in Indonesia. This research adopts a qualitative approach to comprehend phenomena that do not require quantification. The results of the revitalization efforts demonstrate that the Papua Pavilion has become a prime attraction at TMII, attracting numerous visitors from both domestic and international regions. Updated Standard Operating Procedures (SOP) have been implemented for receiving foreign dignitaries, ensuring improved service and enhancing visitors' experiences. The revitalization of the Papua Pavilion is pivotal in bolstering Papua's position and role in the context of international relations, as well as elevating Papua's branding and image as an enticing investment and tourism destination. To successfully face the G20 summit, strong commitment from the Papua government and active participation from the local community is essential, alongside cooperation among stakeholders.
INTERNAL KOMUNIKASI PADA PERGANTIAN SHIFT DI NOVOTEL LAMPUNG : MASALAH, DAMPAK DAN SOLUSI Wardani, Dyah Mustika
Jurnal Public Relations (J-PR) Vol. 1 No. 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.756 KB) | DOI: 10.31294/jpr.v1i2.246

Abstract

A hotel is a place that aims to be a stopover for some people. So that the hotel is ready for 24 hour service. Therefore hotel employees are divided into 3 filters, one of the parts that does the system shiftt is the front office. With this division of disputes it is prone to conflicts both internal and external. This research was made with the aim of identifying what conflicts usually occur, then what impact is caused by the conflict and how to find solutions to anticipate ongoing conflicts. The method used in this research is qualitative research with obesity, interviews and literature. The sample used is a hotel that has been stable in one area in Indonesia. The results of this study indicate that miscommunication between team members and guests is the most underlying factor for conflict. Has a big impact on guest satisfaction and hotel revenue.
Songket Mata Manuk sebagai Identitas Etnik di Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur Wardani, Dyah Mustika
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 15, No 1 (2024): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2024
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/khi.v15i1.21677

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rasa penasaran peneliti bagaimana tenun songket motif mata manuk digunakan sebagai identitas Masyarakat manggarai barat. Metode yang diguanakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan Teknik pengumpulan data melalui Observasi, studi Pustaka dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu  snowball sampling. Tenun Songket Motif Mata Manuk merupakan hasil karya luar biasa dari hasil karya manusia yang mempunyai nilai filosofi tinggi. Filosofi motif mata manuk yang diambil dari sesembahan yang digunakan dalam setiap tradisi di Manggarai Barat, hingga akhirnya dituangkan dalam sebuah karya seni yang memiliki nilai tinggi. Motif mata manuk merupakan simbol dari mata seorang wanita yang memiliki makna bahwa wanita memiliki mata yang tajam, mempunyai mata hati, mata nurani dan mata ragawi. Simbol – simbol yang terkandung didalam motif mata manuk akan keanggunan dan kewibawaan bagi yang menggunakan secara historis mempunyai makna yang tinggi dalam kehidupan manusia terutama Masyarakat Manggarai Barat.Songket mata manuk dapat dijadikan sebagai identitas etnik berdasarkan hasil lapangan menunjukkan fakta baru  yang paling utama faktor  adanya ikatan batin. Ketika seseorang menggunakan songke motif mata manuk seseorang tersebut akan merasa bangga menjadi masyarakat manggarai.
Pengembangan Songket Mata Manuk Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Flores Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur Wardani, Dyah Mustika
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 16, No 1 (2025): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2025
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/khi.v16i1.25713

Abstract

Kain tenun Songke dengan motif Mata Manuk merupakan simbol identitas budaya masyarakat Manggarai yang memiliki nilai filosofi, religius, dan estetika tinggi. Namun, globalisasi dan modernisasi mengancam kelestarian budaya ini jika tidak ada upaya pelestarian dan pengembangan yang terarah. Sehingga strategi kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku wisata sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi kain Songket Mata Manuk dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Manggarai Barat. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang bertujuan untuk menggali secara mendalam potensi dan strategi pengembangan songket Mata Manuk sebagai daya tarik wisata budaya di Manggarai Barat, Flores. Penelitian dilakukan di Manggarai Barat, Flores. Observasi dilakukan pada penggiat tenun dirumah tenun baku peduli dan juga penggiat tenun rumahan, serta dinas pariwisata kabupaten manggarai barat, wawancara dilakukan dengan ketua adat, penggiat tenun, pemerintah dan wisatawan yang memiliki pengalaman berinteraksi dengan songket Mata Manuk sebagai bagian dari pengalaman budaya. Kesimpulan dari penelitian ini dalam pengembangan songket Mata Manuk pengembangan potensi yang timbul tidak dapat berjalan sendiri. Dibutuhkan strategi yang menyentuh akar rumput: pemberdayaan penenun, penyusunan narasi budaya yang kuat, pengemasan pengalaman wisata yang menyentuh, serta kolaborasi lintas sektor. Terlebih, penting juga menanamkan rasa bangga dan rasa memiliki kepada generasi muda agar tradisi ini terus hidup, berkembang, dan tidak tergerus oleh waktu. Dalam konteks pariwisata budaya bukan hanya sekadar upaya untuk memperkenalkan produk lokal ke pasar global, tetapi juga merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya yang mendalam. Dengan menjaga dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, songket Mata Manuk dapat menjadi simbol yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, sekaligus memperkuat identitas budaya Manggarai Barat di mata dunia.