Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan berperilaku asertif untuk meningkatkan keterampilan prevensi tindakan bullying di SMP Islam Alma’mur Jakarta pusat Madila, Lina
Journal of Psychological Perspective Vol 1, No 2: December 2019
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/jopp.12482019

Abstract

Ketidakberanian mengungkapkan secara verbal kepada perilaku bullying menjadi salah satu  mengapa bullying ini terjadi berulang. Korban belum atau takut bersikap tegas karena kekhawatiran dan ketakutan bahwa kalau melawan malah akan berakibat fatal. Pelaku bullying adalah teman-teman sekelas, terkadang juga ada yang berasal dari kakak kelas dan juga teman-teman dari kelas yang lain. Dari informasi yang diperoleh salah satu siswa yang sering melakukan tindakan bullying adalah siswa yang tinggal kelas. Pelaku seringkali diintimidasi oleh siswa-siswa lainnya sehingga mereka tidak berani untuk melawan jika diejek oleh pelaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk melatih perilaku asertif guna menimbulkan perilaku asertif dalam menghadapi bullying. Metode pre-experimental design yang digunakan adalah desain kelompok tunggal One group pre test-post tes design. Sample yang digunakan dalam pelatihan ini adalah sample kecil ( n ) yaitu 22 orang siswa Sekolah SMP. Modul pelatihan berisi tentang teknik berperilaku asertif untuk meningkatkan perilaku asertif terhadap tindakan bullying. Evaluasi pelatihan menggunakan tipe – tipe evaluasi berdasarkan Pemahaman/reaksi, Pengatahuan dan keterampilan serta perubahan perilaku. Hasil analisis data terhadap pernyataan responden secara rata-rata pada sebaran data sebelum pelatihan terlihat bahwa untuk responden yang memberikan penilaian sangat sering dengan rata-rata 11, untuk responden yang memberikan penilaian sering dengan rata-rata 6 dan yang memberikan penilaian jarang dengan rata-rata 4 adapun responden yang memberikan penilaian sangat jarang dengan rata-rata 1. Bila melihat hasil secara keseluruhan rata-rata pada sebaran data sebelum pelatihan terlihat nilai tertinggi dengan rata-rata sebesar 11 nilai rata-rata tersebut berada pada kategori sangat sering, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif sangat baik. Sekolah dapat memberikan bekal ketrampilan sosial dan kesiapan mental bagi siswa melalui kegiatan training atau pelatihan secara berkala dan bekerjasama dengan lembaga profesional sehingga dapat memberi manfaat bagi kesiapan psikologis siswa.
Job Stress and Its Influence on University Staff’s Quality of Life: The Importance of Work-Life Balance and Coworker Support Mukhlis, Hamid; Harlianty, Rully Afrita; Madila, Lina
Majalah Kesehatan Indonesia Vol. 5 No. 2: October 2024
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/makein.2024213

Abstract

Quality of life plays a crucial role in enhancing employee productivity. This study aimed to assess the relationship between job stress and quality of life among university staff, identifying types of stress that positively or negatively impact well-being. A total of 88 university employees participated, with data collected using the New Job Stress Scale and WHOQOL, both adapted into Indonesian. Analyses included one-predictor regression, product moment correlation, independent t-test, and one-way ANOVA to evaluate job stress and quality of life. The results indicated that job stress predicts quality of life and is correlated with all its domains. Specific components of job stress, such as working time, work-related anxiety, role conflict, work-life balance, and coworker support, were significantly related to overall quality of life. No significant differences in job stress were observed based on gender, age, type of work, length of service, education level, or marital status. Similarly, quality of life did not vary by gender, age, type of work, education level, or marital status. However, significant differences in quality of life were found based on service length, with employees working more than five years reporting better quality of life than those with one to three years of service. The findings suggest universities should implement stress management programs and improve work-life balance policies to enhance staff well-being, particularly for long-serving employees.