Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Home Industri Utami Bersama PKK Mawar dalam Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Produk Nata De Soya Sebagai Usaha Konservasi di Dusun Jligudan Borobudur Wijayanti, Kartika; Wulandari, Nanda; Sevira, Desan Inti Inka; Fridianyah, Agung; Mariyati, Yenny
Community Empowerment Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.004 KB) | DOI: 10.31603/ce.4268

Abstract

Salah satu home industri yang terdapat di Dusun Jligudan Borobudur adalah pabrik pembuatan tahu. Dalam pengelolaan usaha tahu tersebut menghasilkan dua macam jenis limbah, yaitu: limbah padat dan limbah cair. Selama ini limbah cair tahu langsung dibuang di sungai sehingga mempunyai dampak yang ditimbulkan yaitu pencemaran bahan organik limbah industri tahu seperti gangguan terhadap kehidupan biotik, turunnya kualitas air perairan akibat meningkatnya bahan organik. Limbah tahu memiliki kandungan nutrisi dan apabila diolah menjadi produk atau inovasi dari limbah cair tahu dapat menambah pendapatan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan pengolahan limbah cair tahu menjadi produk yang bermanfaat menjadi nata de soya. Tujuan Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah cair tahu, melalui program pengabdian masyarakat bersama dengan Ibu-Ibu PKK dan pabrik tahu rumahan Utami dapat memanfaatkan limbah pembuatan tahu menjadi Nata de Soya dengan pengolahan lanjutan menggunakan mikroorganisme (Acetobacter xylinium). Dengan keterampilan ini diharapkan dapat menikmati manfaat ekonomi yang masih ada pada limbah sampingan industri tahu. Metode pengabdian menggunakan 4 tahap yaitu kegiatan perencanaan , kegiatan koordinasi dan sosialisasi terhadap mitra, kegiatan pelatihan, kegiatan pendampingan dan evaluasi pembuatan Nata De Soya. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat Ibu-Ibu PKK Mawar Dusun Jligudan mendapat respons yang positif dan antusiasme dari para peserta pelatihan yang mengikuti kegiatan tersebut dan Masyarakat sudah berhasil memanfaatkan limbah cair tahu menjadi produk Nata De Soya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stunting di Puskesmas Ngablak di Era Pandemi Covid-19 Tahun 2020 Sevira, Desan Inti Inka; Priyo, P; Margono, M
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 15th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation) B
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting is a chronic malnutrition condition in which there is a failure to grow in children under five so that the child is too short of the child at his age. Stunting can occur due to exposure to pesticides by farmers that affect thyroid hormone synthesis. Stunting cases in Magelang Regency are most commonly encountered in mountainous areas such as Ngablak Subdistrict, the majority of which work as farmers, in 2020 in Ngablak District which has the highest prevalence of stunting toddlers. The problem faced now is stunting caused by Covid-19, with Large-Scale Social Restrictions (PSBB) impacting on the decline of family finances so that people's purchasing power decreases which results in a crisis of nutrition and child health resulting in an increase in the prevalence of stunting. Aim: To find out the factors that affect stunting in Ngablak Health Center in the era of the Covid-19 pandemic in 2020. Method: The design of the study used cross sectional, with a total sample of 60 stunted toddlers aged 12-36 months. The sampling technique used is purposive sampling. Results: The results of this study showed that the factors that affect the incidence of stunting are maternal education (p =0.012), family economic status (p=0.021), exclusive breast milk history (p=0.006), pregnant woman's nutritional status (p=0.050), frequency of posyandu visits (p=0.002), personal hygiene (p=0.006) and thyroid disorders (p=0.039), while factors that are not related to stunting are the age of pregnant women (p=0.201) and birth distance (p=0.707). Conclusion: Determining factors of stunting events are maternal education, family economic status, exclusive breast milk history, frequency of Integrated Healthcare Center visits, personal hygiene and thyroid disorders. With this research, it is expected that Public health center can make factors related to stunting as a race in order to avoid or prevent the occurrence of stunting in children.