Status gizi merupakan faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita, dengan berat badan menurut umur sebagai salah satu indikator utamanya. Masalah gizi buruk dan kurang dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang, menurunnya daya tahan tubuh, serta terhambatnya perkembangan kognitif dan motorik anak. Di Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, angka stunting masih tinggi meskipun secara umum Kota Medan mengalami penurunan prevalensi stunting. Salah satu upaya intervensi gizi yang mulai diterapkan adalah program "One Day One Egg", yaitu pemberian satu butir telur setiap hari kepada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program "One Day One Egg" dalam meningkatkan berat badan balita di Kelurahan Sicanang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi eksperimen (one group pretest-posttest). Sampel terdiri dari 40 balita usia 12–59 bulan yang dipilih secara total sampling. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test karena hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal. Program "One Day One Egg" secara signifikan meningkatkan berat badan balita, dengan nilai signifikansi 0,00. Sebanyak 34 balita (85%) mengalami peningkatan berat badan, 2 balita (5%) tidak mengalami perubahan, dan 4 balita (10%) mengalami penurunan berat badan setelah mengikuti program. Program "One Day One Egg" terbukti efektif dalam meningkatkan berat badan balita dan dapat dijadikan salah satu strategi intervensi gizi yang sederhana, ekonomis, dan aplikatif dalam penanggulangan masalah gizi kurang di masyarakat, khususnya di daerah dengan prevalensi stunting yang tinggi seperti Kelurahan Sicanang.