Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN KONSUMSI FAST FOOD DAN KEBIASAAN MENONTON TELEVISI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA AWAL USIA 10-12 TAHUN DI SDN SEKARAN 02 GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Anita Septiani; Purbowati; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 22 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kejadian gizi lebih terus meningkat pada kelompok remaja. Kejadian gizi lebih dapat disebabkan karena tingginya konsumsi fast food dan perubahan gaya hidup yang mengarah pada kebiasaan menonton televisi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi fast food dan kebiasaan menonton televisi dengan kejadian gizi lebih pada remaja awal usia 10-12 tahun di SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Pengambilan sampel sebanyak 59 siswa dilakukan dengan cara total sampling. Data kejadian gizi lebih didapatkan berdasarkan persen lemak tubuh. Data frekuensi konsumsi fast food diperoleh dengan mengisi kuesioner FFQ. Data kebiasaan menonton televisi diambil dengan mengisi kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Kendall Tau (α = 0,05). Hasil: Hasil uji Kendal Tau menunjukan bahwa sebagian besar mengkonsumsi fast food dengan kategori sering sebesar 83,1% (n = 49), sebagian besar mempunyai kebiasaan menonton televisi kategori berat sebesar 45,8% (n = 27), dan kejadian gizi lebih sebesar 49,1% (n = 29) yang terdiri dari overfat sebesar 18,6% (n = 11) dan obes sebesar 30,5% (n = 18). Tidak ada hubungan frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian gizi lebih (p = 0,452). Ada hubungan kebiasaan menonton televisi dengan kejadian gizi lebih (p = 0,0001). Simpulan: Tidak ada hubungan frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian gizi lebih pada remaja awal usia 10-12 tahun, tetapi ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan menonton televisi dengan kejadian gizi lebih pada remaja awal usia 10-12 tahun.
Strategi Pengembangan UMKM Baso Aci Pandawa Melalui Pendekatan Manajemen Strategik Anita Septiani; Dwi Astuti
PENG: Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 2 No. 3 (2025): September: Education, Economic dan Social Studies
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/rje9d975

Abstract

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam industri kuliner yang terus berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan UMKM Baso Aci Pandawa melalui pendekatan manajemen strategik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis data sekunder dari literatur dan ulasan pelanggan. Hasil penelitian meliputi analisis SWOT, formulasi visi dan misi, perumusan tujuan jangka panjang, serta strategi implementasi yang mencakup aspek pemasaran, operasional, dan keuangan. Strategi yang diusulkan berfokus pada pemanfaatan pemasaran digital, diversifikasi produk, standardisasi operasional, serta penggunaan sistem pencatatan digital. Diharapkan strategi ini dapat meningkatkan daya saing, memperkuat posisi merek, dan mendorong pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.
Analisis Efektivitas Sistem HVAC dalam Mengoptimalkan Waktu Pemulihan Jumlah Partikel Pada Cleanroom Class ISO 8 Arif Hidayat; Susilawati; Parisya Premiera Rosulindo; Anita Septiani
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol. 16 No. 1 (2025): Vol. 16 No. 1 (2025): Prosiding 16th Industrial Research Workshop and National
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v16i1.6690

Abstract

Cleanroom dirancang khusus untuk pengendalian kontaminasi partikel di udara, yang sangat penting dalam berbagai industri seperti farmasi, elektronik, dan bioteknologi. Standar ISO 8 menetapkan batasan jumlah partikel yang diperbolehkan dalam cleanroom untuk memastikan lingkungan yang bersih dan aman bagi proses produksi. Pengujian ini mencakup parameter untuk menjamin kualitas udara dan kenyamanan penghuni adalah waktu pemulihan partikel, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi partikel ke tingkat yang dapat diterima setelah terjadi gangguan dengan menggunakan asap aerosol. Sistem HVAC berperan penting dalam menjaga kualitas udara di cleanroom dengan pengendalian jumlah partikel yang ada pada cleanroom. Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran jumlah partikel sebelum dan sesudah proses penggantian filter pada sistem AHU dengan kebocoran filter menurun menjadi 0,042% dari 0,23%. Penurunan jumlah partikel hasil pengukuran sesudah pergantian filter sebesar 59,19% untuk partikel 0,5 µm dan 63,71% untuk partikel 5,0 µm serta waktu pemulihan partikel meningkat sebesar 38,46% atau lebih cepat 10 menit dari sebelum dilakukannya pergantian filter untuk partikel 0,5 µm dan peningkatan waktu pemulihan partikel sebesar 70,00% atau 14 menit lebih cepat dibanding waktu pemulihan sebelum pergantian filter untuk kembali ke standar class ISO 8 untuk partikel 5,0 µm.