Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Ciprofloxacin pada Penderita Demam tifoid Indri Pratiwi; Syahril Azis; Enny Kusumastuti
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 4 No. 2 (2018): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit demam tifoid (Typhoid fever) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhiterutama menyerang bagian saluran pencernaan. Pengobatan terhadap penyakit demam tifoid terus berkembang.Antibiotik golongan fluoroquinolone (ciprofloxacin, ofloxacin, dan pefloxacin) merupakan terapi yang efektif untukdemam tifoid yang disebabkan isolate tidak resistensi terhadap fluoroquinolone dengan angka kesembuhan klinissebesar 98%, waktu penurunan demam 4 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui usia, jenis kelamin,dosis, lama pemberian, frekuensi pemberian dan interaksi obat lainnya. Penelitian ini adalah penelitian deskritifberupa studi penggunaan obat dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik di Instalasi PenyakitDalam RSUD Kayuagung dan RSMH Palembang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November – Desember 2014dan dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam RSUD Kayuagung dan RSMH Palembang. Terdapat 7pasien demam tifoid di RSMH Palembang dan 23 pasien di RSUD Kayuagung yang diterapi dengan ciprofloxacin.Usia 20–40 tahun merupakan kelompok usia dengan frekuensi tertinggi 19 orang (63,3%). Penderita laki-laki 15orang (50%) dan perempuan 15 orang (50%). Dosis 500 mg adalah dosis terbanyak yang diberikan denganfrekuensi pemberian 2x sehari dan lama pemakaian selama 14 hari. Terdapat sebanyak 26 (86.6%) pemakaianbersifat antagonis. Hasil rekam medik yang diteliti telah tepat indikasi, dosis, dan frekuensi pemberian. Tetapimasih ada interaksi obat antara obat satu dengan yang lainnya, serta pemberian obat yang over prescribing.
Penerapan Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di RS TK III Bhakti Wira Tamtama Semarang Ainnur Rahmanti; Iqbal Wisnu P; Indri Pratiwi
Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 3 (2022): September: Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/klinik.v1i3.2639

Abstract

Pain is a personal experience that is expressed differently. Medical procedures that often cause pain are surgery. Postoperative patients require maximum care to accelerate the return of body function, by providing early mobilization interventions. Early mobilization exercises can improve blood circulation which will trigger a decrease in pain. This study aims to determine the effect of early mobilization implementation on reducing pain levels in postoperative patients at Rumkit TK.III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama Semarang. Measurement of postoperative pain scale using Numeric Rating Scale. This study is a descriptive study with a one-case approach method. This study aims to determine the effect of early mobilization implementation on reducing pain levels in postoperative patients at Rumkit TK.III 04.06.02 Bhakti Wira Tamtama Semarang. The data collection method used is using observation sheets and early mobilization soup with inclusion criteria of 8 hours postoperative patients. The number of samples used was 2 people, the level of pain numeric rating scale 7-9 (severe pain), based on data analysis obtained the results that the level of pain of respondent I from scale 7 (severe pain) decreased to scale 5 (moderate pain), respondent I from scale 7 (severe pain) decreased to scale 5 (moderate pain) II from a scale of 7 (severe pain) decreased to 4 (mild pain). The application of early mobilization to reduce the pain scale in postoperative patients is recommended as an effective application of therapy in reducing the pain scale.