Wisnawa, Ayu Dilia Febriani
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Potensi Kurkumin Kombinasi Silibinin (Cur-Sil)-Loaded Nanopartikel Magnetik (Fe3O4) Termodifikasi [Poly(Ethyelene Caprolactone)-Poly(Ethyelene Glycol) (PCL-PEG)] Ko-polimer sebagai Inhibitor Gen Leptin dalam Tata Laksana Kanker Paru Wisnawa, Ayu Dilia Febriani
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49, No 1 (2022): Bedah
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.81 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v49i1.1643

Abstract

Pendahuluan: Kanker paru merupakan kanker dengan insiden paling tinggi dan menyebabkan mortalitas yang signifikan pada pria. Leptin, sitokin derivat adiposit, memainkan peran penting pada proses karsinogenesis kanker paru. Kurkumin dan silibinin adalah komponen herbal alami dengan karakteristik antikanker bersifat multitarget. Diskusi: Teknologi nanopartikel magnetik (Fe3O4) memiliki sifat super-paramagnetik yang unik, sehingga meningkatkan kemampuan untuk mencapai target spesifik. Nanopartikel magnetik dilapisi dengan kopolimer polyethylene-caprolactone-polyethylene glycol (PCL-PEG) untuk meningkatkan stabilitas dan mengeliminasi kemungkinan agregasi permukaan substansi kurkumin dan silibinin yang dilapisi nanopartikel. Subtansi kurkumin dan silibinin dalam nanopartikel magnetik (Fe3O4) berbasis PCL-PEG termodifikasi digunakan sebagai inhibitor ekspresi leptin. Simpulan: Tinjauan pustaka menunjukkan berbagai manfaat farmakologi kurkumin dan silibinin ter-enkapsulasi nanopartikel magnetik berbasis kopolimer PCL-PEG termodifikasi sebagai inhibitor ekspresi leptin yang efektif tanpa toksisitas pada jaringan normal. Penemuan ini dapat digunakan sebagai alternatif tata laksana kanker paru di Indonesia.Introduction: Lung cancer is the highest incidence of cancer and causes significant mortality in male. Leptin, an adipocyte derivative cytokine, plays a role in carcinogenesis in lung cancer. Curcumin (CUR) and silibinin (SIL) are natural herbal compounds with multitargeted anticancer properties. Discussion: Magnetic nanoparticle (Fe3O4) technology has unique super-paramagnetic properties, increasing the ability to reach specific targets. Magnetic nanoparticles are coated with polyethylene-caprolactone-polyethylene glycol (PCL-PEG) copolymers to improve stability and to eliminate the possibility of surface aggregation of nanoparticles-load curcumin and silibinin substances. The modified PCL-PEG-based magnetic nanoparticles (Fe3O4) of curcumin and silibinin are used as inhibitors of leptin expression.  Conclusion: Literature studies reveal various pharmacological advantages of curcumin and silibinin encapsulated with modified PCL-PEG copolymers magnetic nanoparticles as effective inhibitors in leptin expression without toxicity in normal tissue. It can be used as an alternative in lung cancer management in Indonesia.  
DETERMINAN PERILAKU SKRINING (SCREENING) DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DENPASAR BARAT I DAN II DALAM KERANGKA HEALTH BELIEF MODEL Wirawan, Gede Benny Setia; Wisnawa, Ayu Dilia Febriani; Laksmi Dewi, Ni Luh Putu Mulia; Dharmayanti, Ni Made Sri; Kartika Sari, Ayu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i3.P17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku skrining diabetes mellitus pada suatu sampel populasi masyarakat Bali. Desain yang digunakan adalah model cross-sectional analitik dengan consecutive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Variabel health belief model dipelajari dengan kuesioner berskala Likert dan meliputi persepsi risiko, persepsi keparahan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan. Determinan lain yang dipelajari meliputi faktor-faktor sosiodemografi, akses layanan kesehatan, dan faktor risiko. Variabel persepsi hambatan ditemukan berhubungan signifikan dengan perilaku skrining dalam analisis bivariat. Sementara faktor lain yang berhubungan signifikan meliputi umur, penghasilan, pendidikan, jarak rumah ke fasyankes, kepemilikan asuransi, riwayat hipertensi, obesitas, dan diabetes mellitus di keluarga. Pada analisis multivariat, perilaku skrining diabetes mellitus ditemukan berhubungan negatif secara independen dengan persepsi hambatan dan persepsi risiko. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku skrining secara independen adalah usia, penghasilan, kepemilikan asuransi, dan obesitas. Kata Kunci: skrining, diabetes mellitus, health belief model. Puskesmas
DETERMINAN PERILAKU SKRINING (SCREENING) DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DENPASAR BARAT I DAN II DALAM KERANGKA HEALTH BELIEF MODEL Wirawan, Gede Benny Setia; Wisnawa, Ayu Dilia Febriani; Laksmi Dewi, Ni Luh Putu Mulia; Dharmayanti, Ni Made Sri; Kartika Sari, Ayu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i6.P17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku skrining diabetes mellitus pada suatu sampel populasi masyarakat Bali. Desain yang digunakan adalah model cross-sectional analitik dengan consecutive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Variabel health belief model dipelajari dengan kuesioner berskala Likert dan meliputi persepsi risiko, persepsi keparahan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan. Determinan lain yang dipelajari meliputi faktor-faktor sosiodemografi, akses layanan kesehatan, dan faktor risiko. Variabel persepsi hambatan ditemukan berhubungan signifikan dengan perilaku skrining dalam analisis bivariat. Sementara faktor lain yang berhubungan signifikan meliputi umur, penghasilan, pendidikan, jarak rumah ke fasyankes, kepemilikan asuransi, riwayat hipertensi, obesitas, dan diabetes mellitus di keluarga. Pada analisis multivariat, perilaku skrining diabetes mellitus ditemukan berhubungan negatif secara independen dengan persepsi hambatan dan persepsi risiko. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku skrining secara independen adalah usia, penghasilan, kepemilikan asuransi, dan obesitas. Kata Kunci: skrining, diabetes mellitus, health belief model. Puskesmas
DETERMINAN PERILAKU SKRINING (SCREENING) DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DENPASAR BARAT I DAN II DALAM KERANGKA HEALTH BELIEF MODEL Wirawan, Gede Benny Setia; Wisnawa, Ayu Dilia Febriani; Laksmi Dewi, Ni Luh Putu Mulia; Dharmayanti, Ni Made Sri; Kartika Sari Ayu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku skrining diabetes mellitus pada suatu sampel populasi masyarakat Bali. Desain yang digunakan adalah model cross-sectional analitik dengan consecutive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Variabel health belief model dipelajari dengan kuesioner berskala Likert dan meliputi persepsi risiko, persepsi keparahan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan. Determinan lain yang dipelajari meliputi faktor-faktor sosiodemografi, akses layanan kesehatan, dan faktor risiko. Variabel persepsi hambatan ditemukan berhubungan signifikan dengan perilaku skrining dalam analisis bivariat. Sementara faktor lain yang berhubungan signifikan meliputi umur, penghasilan, pendidikan, jarak rumah ke fasyankes, kepemilikan asuransi, riwayat hipertensi, obesitas, dan diabetes mellitus di keluarga. Pada analisis multivariat, perilaku skrining diabetes mellitus ditemukan berhubungan negatif secara independen dengan persepsi hambatan dan persepsi risiko. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku skrining secara independen adalah usia, penghasilan, kepemilikan asuransi, dan obesitas. Kata Kunci: skrining, diabetes mellitus, health belief model. Puskesmas