Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimalisasi Kinerja Archimedes Screw Menggunakan Sistem Transmisi Terhadap Output Daya (Watt) Fikri, Fikri; Ramdhani, Dedy; Hasdiansah, Hasdiansah
Jurnal Inovasi Teknologi Terapan Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Inovasi Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33504/jitt.v1i2.39

Abstract

Water energy sources at low head and discharge can be utilized as a generator of electrical energy, one of which is by using the Archimedes screw turbine, the Screw turbine is used in Pico Hydro Power Plants (PLPTH) as a small-scale power plant by utilizing water energy from river flow. The purpose of this research is to optimize the performance of the Archimedes screw turbine Pico Hydro Power Plant so as to produce a better power output. In this study the authors designed an Archimedes screw turbine model with a screw angle of 28°, 5 blade type screw, and 40° turbine tilt. This study focuses on a transmission system using a belt and pulley ratio of 1:3, with two levels of transmission, and a turbine tilt angle of 40°. The method used in this study is the experimental method. As a result, after trials were carried out on a stream located in the Sungailiat Archipelago Fishing Port area, the highest turbine rotation value was 146 rpm and generator rotation 756 rpm, resulting in a power output of 8 watts within 45 minutes of the trial period in the field. This means that after modifying the Archimedes screw turbine with the transmission system and the turbine tilt angle of 40°, the resulting power output increases.
Pengaruh Bentuk Sirip Straight Angled dan Right Angled Pada Alat Pengering Lada Tipe Rotary Dryer Berbahan Bakar Biomassa Terhadap Parameter Proses Pengeringan Khafizam, Syahrul; Syahaji Watama; Feriadi, Indra; Ramdhani, Dedy
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi Vol. 3 No. 02 (2022): Jurnal Indonesia Sosial Teknologi
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1208.734 KB) | DOI: 10.59141/jist.v3i02.343

Abstract

Proses pengeringan lada yang dilakukan petani sekarang masih banyak menggunakan cara tradisional seperti memanfaatkan sinar matahari. Proses pengeringan lada yang masih tradisional dan alami dilakukan dengan cara dijemur di halaman, di area tanah yang luas, dan dipinggir jalan. Iklim dan cuaca juga berpengaruh dalam proses pengeringan tersebut, dikarenakan apabila sudah memasuki iklim hujan dan cuaca mendung maka proses pengeringan lada membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi masalah tersebut maka digunakanlah teknologi mesin pengering berputar (rotary dryer) untuk melakukan proses pengeringan lada. Mesin ini merupakan suatu alat pengering berbentuk drum yang berputar. Prinsip kerja dari alat pengering tipe rotary dryer secara umum merupakan alat pengering yang berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku. Pengeringan pada rotary dryer dilakukan berkali-kali sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan serta mempercepat waktu pengeringan.Invalid source specified. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kontribusi dari kecepatan, suhu, dan waktu terhadap hasil pengeringan dan mengetahui pengaruh variasi sirip pada sistem pengeringan. Peneletian ini menggunakan metode eksperimen langsung. Setiap hasil pengujian lada memiliki kadar air yang berbeda. Kadar air yang sesuai dengan SNI mutu lada putih yang telah ditentukan terdapat pada variasi waktu pengeringan 75-90 menit dengan suhu 55℃-60℃.Sedangkan, kadar air tertinggi atau tidak sesuai dengan standar mutu terdapat pada variasi waktu pengeringan 60-90 menit pada suhu 45℃-55℃ dan pada waktu pengeringan 60 menit pada suhu 55℃-60℃. Waktu dan suhu proses pengeringan sangat berpengaruh pada laju pengeringan lada putih. Laju pengeringan tertinggi terjadi pada waktu 60 menit dengan suhu pengeringan 45℃-50℃ dengan menghasilkan perpindahan massa uap air sebesar 5 g/m.