Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan senam mulut untuk meningkatkan kemampuan mengucap konsonan /m/ pada subyek yang berinisial F dengan hambatan pendengaran.. Subyek seringkali salah ketika mengucapkan konsonan /m/ menjadi /mb/, bahkan terkadang subjek mengucapkannya menjadi /b/ atau /p/. Oleh karena itu peneliti menerapkan latihan senam mulut untuk membantu subjek meningkatkan kemampuan pengucapan konsonan bilabial /m/. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen Single Subject Research (SSR). Adapun pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain A-B-A. Berdasarkan penelitian terhadap subyek berinisial F ini, diperoleh hasil berupa mean level sebesar 55,75% pada baseline-1, mean level subyek meningkat menjadi 76,74% ketika diberikan intervensi, dan kembali meningkat menjadi 87,85% setelah intervensi selesai diberikan. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian penerapan latihan senam mulut untuk meningkatkan kemampuan mengucap konsonan /m/ pada subyek F dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya latihan senam mulut dapat meningkatkan kemampuan mengucapkan konsonan /m/ pada awal, sisipan dan akhiran kata benda. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan mengucap konsonan /m/ pada awal kata seperti mata, madu, meja, mawar, mobil, motor, pada sisipan kata benda seperti bambu, lampu, cumi, kambing, ember, bumi dan pada akhiran kata seperti kata jam, bom, lem, garam, ayam, asam. Dari hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan agar latihan senam mulut dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran artikulasi di kelas.