Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BIBLICAL CHRISTIAN WORLDVIEW ON POST-HARVEST PATHOGENIC FUNGI IN THE TRADITIONAL MARKET CORN SEEDS Christian, Grace Purnamasari; Irawati, Wahyu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol 5, No 1 (2021): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v5i1.2928

Abstract

The post-harvest fungi is one of the greatest cause of various diseases. Particularly, in fungus that infects seeds, the toxic substance called aflatoxin is found. This has caused us to wonder: Has fungi been pathogenic fungi since the beginning of creation? The purpose of this research is to study: 1) The Place of Fungi in God’s Original Creation and the Origin of Pathogenic Fungi, 2) Characterization of post-harvest fungus on corn seeds, 3) Aspergillus sp.’s Structure as Proof of God’s Wonderful Original Creation and Providence, and 4) The factors that contribute to the growth of fungi in post-harvest corn seeds and our responsibility. We conclude that in the beginning, fungi were a part of God’s originally good and perfect creation. These fungi were created by God with the structure and function to support its operation in fulfilling God’s creative purpose. The complex structure of Aspergillus niger and Aspergillus flavus that infected the corn seeds showed God’s providence after the Fall. Pathogenic fungi were the result of the Fall of man into sin. Their growth is caused by the failure to give proper care to the crops. But this should not discourage us since the Bible tells us that God is continually working to restore His creation. Therefore, we are called to be stewards of His creation, to develop and preserve whatever is entrusted in our hands, including the crops for God’s glory and under His authority until He has fully renewed and restored everything.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Jamur pasca panen merupakan salah satu penyebab terbesar timbulnya berbagai penyakit, khususnya disebabkan oleh jamur yang menginfeksi biji-bijian dan menghasilkan substansi beracun disebut dengan aflatoksin. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan apakah jamur patogenik ada sejak awal penciptaan? Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: 1) Posisi jamur patogenik di awal penciptaan dan asal mula jamur patogenik, 2) karakteristik jamur pasca panen pada biji jagung, 3) struktur Aspergillus sp sebagai bukti dari providensi Allah akan ciptaanNya yang sangat luar biasa, 4) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan jamur pasca panen biji jagung dan Tanggung jawab kita. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada mulanya, jamur merupakan bagian ciptaan Allah yang sungguh amat baik dan sempurna. Struktur yang kompleks dari Aspergillus niger dan Aspergillus flavus yang menginfeksi biji jagung menunjukkan providensi Allah setelah kejatuhan dosa. Pertumbuhan jamur patogenik merupakan gambaran kejatuhan manusia ke dalam dosa yaitu kegagalan manusia untuk memberikan pemeliharaan yang memadahi pada biji-bijian pasca panen. Namun demikian, keadaan ini tidak mematahkan semangat kita karena Alkitab mengatakan bahwa Allah masih terus bekerja untuk memulihkan ciptaanNya. Oleh karena itu, diharapkan kita semua menjadi pelayan atas ciptaanNya untuk mengembangkan dan menjaga apa yang dipercayakan kepada kita di bawah otoritasNya termasuk biji-bijian untuk memuliakan Allah hingga Dia secara penuh memperbaharui dan memulihkan segala sesuatu
MENJADI PEMIMPIN YANG MENYERUPAI KRISTUS CHRISTIAN, GRACE PURNAMASARI
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2427

Abstract

Desa Wiladeg merupakan salah satu desa di Kecamatan Karang Mojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini, seperti juga di desa-desa lainnya di Kabupaten Gunung Kidul, tersedia sarana peribadatan yang cukup memadai bagi umat Kristen sehingga memungkinkan masyarakat setempat untuk menjalankan ibadah dengan baik. Hal ini dimungkinkan oleh adanya dukungan pemerintah terhadap kehidupan beragama, yang berfokus pada optimalisasi fasilitas dan pemberian kebebasan kepada umat beragama dalam menjalankan ajaran agama mereka. Dengan demikian, terbuka peluang bagi umat Kristen di desa Wiladeg untuk belajar lebih dalam mengenai pelayanan yang baik dan berkualitas melalui kegiatan pelatihan pelayanan. Salah satu kelompok yang memerlukan pembinaan adalah para pemuda yang menjadi anggota gereja. Di tengah situasi yang kondusif ini, sebagian pemuda Kristen di desa tersebut justru kurang memiliki kesadaran untuk melibatkan dan melatih diri di dalam pelayanan gerejawi. Untuk membangun kesadaran inilah dirancang sebuah kegiatan pelatihan kepemimpinan Kristen bagi jemaat pemuda dengan tema “Menjadi Pemimpin yang Menyerupai Kristus.” Hasil kuesioner dari pelatihan ini menunjukkan adanya kesadaran para pemuda tersebut untuk terlibat dalam pelayanan dan mengembangkan kepemimpinannya.
BIBLICAL CHRISTIAN WORLDVIEW ON POST-HARVEST PATHOGENIC FUNGI IN THE TRADITIONAL MARKET CORN SEEDS Christian, Grace Purnamasari; Irawati, Wahyu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 5 No. 1 (2021): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v5i1.2928

Abstract

The post-harvest fungi is one of the greatest cause of various diseases. Particularly, in fungus that infects seeds, the toxic substance called aflatoxin is found. This has caused us to wonder: Has fungi been pathogenic fungi since the beginning of creation? The purpose of this research is to study: 1) The Place of Fungi in God’s Original Creation and the Origin of Pathogenic Fungi, 2) Characterization of post-harvest fungus on corn seeds, 3) Aspergillus sp.’s Structure as Proof of God’s Wonderful Original Creation and Providence, and 4) The factors that contribute to the growth of fungi in post-harvest corn seeds and our responsibility. We conclude that in the beginning, fungi were a part of God’s originally good and perfect creation. These fungi were created by God with the structure and function to support its operation in fulfilling God’s creative purpose. The complex structure of Aspergillus niger and Aspergillus flavus that infected the corn seeds showed God’s providence after the Fall. Pathogenic fungi were the result of the Fall of man into sin. Their growth is caused by the failure to give proper care to the crops. But this should not discourage us since the Bible tells us that God is continually working to restore His creation. Therefore, we are called to be stewards of His creation, to develop and preserve whatever is entrusted in our hands, including the crops for God’s glory and under His authority until He has fully renewed and restored everything.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Jamur pasca panen merupakan salah satu penyebab terbesar timbulnya berbagai penyakit, khususnya disebabkan oleh jamur yang menginfeksi biji-bijian dan menghasilkan substansi beracun disebut dengan aflatoksin. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan apakah jamur patogenik ada sejak awal penciptaan? Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: 1) Posisi jamur patogenik di awal penciptaan dan asal mula jamur patogenik, 2) karakteristik jamur pasca panen pada biji jagung, 3) struktur Aspergillus sp sebagai bukti dari providensi Allah akan ciptaanNya yang sangat luar biasa, 4) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan jamur pasca panen biji jagung dan Tanggung jawab kita. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada mulanya, jamur merupakan bagian ciptaan Allah yang sungguh amat baik dan sempurna. Struktur yang kompleks dari Aspergillus niger dan Aspergillus flavus yang menginfeksi biji jagung menunjukkan providensi Allah setelah kejatuhan dosa. Pertumbuhan jamur patogenik merupakan gambaran kejatuhan manusia ke dalam dosa yaitu kegagalan manusia untuk memberikan pemeliharaan yang memadahi pada biji-bijian pasca panen. Namun demikian, keadaan ini tidak mematahkan semangat kita karena Alkitab mengatakan bahwa Allah masih terus bekerja untuk memulihkan ciptaanNya. Oleh karena itu, diharapkan kita semua menjadi pelayan atas ciptaanNya untuk mengembangkan dan menjaga apa yang dipercayakan kepada kita di bawah otoritasNya termasuk biji-bijian untuk memuliakan Allah hingga Dia secara penuh memperbaharui dan memulihkan segala sesuatu
Peran Guru Kristen Sebagai Penuntun di Dalam Kelas [The Role of Christian Teachers as Guides in the Classroom] Peda Hella, Maria Tania Oktaviani Pelita; Christian, Grace Purnamasari
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v4i3.6349

Abstract

The role of the teacher as a guide is expected in leading students in the class, not only in knowledge but also in all aspects of education. The role of a teacher as a guide must be to guide a student to understand and to do the will of the Lord in his or her life. Teachers must be able to guide students to experience the changes and growth that meet the educational purposes. The teacher's role as a guide in performing his or her role requires a student's response in learning. However, the fact is that in learning there are students who participate less actively in the classroom and hinder the learning process. This paper aims to analyse the role of Christian teachers as guides in building students' active participation in the classroom through a literature review. One strategies offered to solve the problem is is through the application of the learning method or media. It could be concluded that the teacher's role as a guide is essential in showing love, leading students to Christ, and encouraging the students’ active participation the goal of learning. The writer's advice for the next researcher is to make direct and thorough research possible so that the teacher can perform his/her role as a guide.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Peran guru sebagai pembimbing sangat diharapkan dalam membimbing murid-murid di kelas, tidak hanya dalam aspek pengetahuan tetapi juga dalam semua aspek pendidikan. Peran guru sebagai pembimbing haruslah membimbing murid untuk mengerti dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Guru harus dapat membimbing murid untuk mengalami perubahan dan pertumbuhan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Peran guru sebagai pembimbing dalam menjalankan perannya membutuhkan respon siswa dalam belajar. Namun, faktanya dalam pembelajaran terdapat siswa yang kurang berpartisipasi aktif di dalam kelas dan menghambat proses pembelajaran. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis peran guru agama Kristen sebagai pemandu dalam membangun partisipasi aktif siswa di dalam kelas melalui kajian literatur. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah melalui penerapan metode atau media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai pembimbing sangat penting dalam menunjukkan kasih, menuntun siswa kepada Kristus dan mendorong partisipasi aktif siswa sebagai tujuan pembelajaran. Saran penulis untuk peneliti selanjutnya adalah untuk melakukan penelitian secara langsung dan menyeluruh agar guru dapat menjalankan perannya sebagai pembimbing.
Signifikansi Peran Guru Kristen Sebagai Gembala terhadap Motivasi Belajar Siswa [The Significance of the Role of Christian Teachers as Shepherds on Student Learning Motivation] Ginting, Cindy Claudia; Christian, Grace Purnamasari
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 5 No. 2 (2023): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i2.6350

Abstract

The teacher as a guide must be able to motivate students, not only in terms of knowledge but also guide students to understand their true purpose in life, which is to be like Christ. Based on research, 7 out of 10 children experience demotivation in learning because there is no guidance from the teacher, this shows that there are teachers who do not understand their role well. Therefore, the purpose of this study is to demonstrate the importance of the relevance of understanding Christ as the Great Shepherd. The research method used is a literature review. Christian teacher must first personally experience the shepherding of Christ so that he can understand that the students also need guidance to be able to understand their responsibilities. Christian teachers should improve the competence that is in themselves and always undergo transformation. Christian teacher must make Christ as the shepherd in his teaching and life because Christ is the authoritative God. Christian teacher should show his obedience to God in his duties and responsibilities as a guide who shepherds his students. Suggestions for future researchers are to focus more on studying how to measure a Christian teacher who has been shepherded by Christ.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Guru sebagai pembimbing harus dapat memotivasi siswa, tidak hanya dari segi pengetahuan tetapi juga membimbing siswa untuk memahami tujuan hidup mereka yang sebenarnya, yaitu menjadi seperti Kristus. Berdasarkan penelitian, 7 dari 10 anak mengalami demotivasi dalam belajar karena tidak ada bimbingan dari guru, hal ini menunjukkan bahwa masih ada guru yang belum memahami perannya dengan baik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pentingnya relevansi pemahaman tentang Kristus sebagai Gembala Agung. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Guru Kristen harus terlebih dahulu mengalami sendiri penggembalaan Kristus agar dapat memahami bahwa murid-muridnya juga membutuhkan bimbingan untuk dapat memahami tanggung jawabnya. Guru Kristen harus meningkatkan kompetensi yang ada di dalam dirinya dan selalu mengalami transformasi. Guru Kristen harus menjadikan Kristus sebagai gembala dalam pengajaran dan kehidupannya karena Kristus adalah Allah yang berotoritas. Guru agama Kristen harus menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembimbing yang menggembalakan anak didiknya. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah untuk lebih fokus meneliti bagaimana mengukur seorang guru Kristen yang telah digembalakan oleh Kristus.