Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pencegahan dan Tatalaksana Jaringan Parut Abnormal Primasari, Medisa
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47, No 2 (2020): Penyakit Infeksi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.081 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v47i2.348

Abstract

Jaringan parut merupakan hasil proses alami penyembuhan luka pada seluruh jaringan atau organ, termasuk pada kulit manusia. Kondisi tertentu dapat menyebabkan terbentuknya parut abnormal yang menganggu penampilan, bahkan fungsi. Secara umum parut abnormal dibagi menjadi parut hipertrofik dan keloid. Penilaian risiko, teknik operasi yang baik, serta tidakan preventif penting untuk mencegah pembentukan parut abnormal. Scarring is the result of a natural process of wound healing in all tissues or organs, including human skin. Certain conditions will lead to abnormal scar formation, causing dissatisfaction in appearance even in function. In general, abnormal scar is divided into hypertrophic scar and keloid. Risk assessment, good operation technique, and preventive therapy are important.
Lymphedema Diagnosis dan Terapi Primasari, Medisa
MEDICINUS Vol. 33 No. 2 (2020): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.944 KB) | DOI: 10.56951/medicinus.v33i2.46

Abstract

Lymphedema merupakan kondisi akibat gangguan transportasi aliran limfa yang menyebabkan terjadinya akumulasi cairan limfatik di ruang interstitial. Gangguan transportasi aliran limfa dapat disebabkan oleh kelainan kongenital ataupun yang didapat, seperti akibat trauma, infeksi, keganasan, dan pascatrombosis vena. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi dan progresi penyakit berupa terapi non-operatif dan terapi operatif. Terapi konservatif yang dilakukan berupa edukasi perawatan kulit, manual lymphatic drainage (MLD), kompresi dengan short-stretch bandage, serta latihan ringan. Adapun terapi pembedahan dilakukan pada kondisi berat dan mengalami gangguan fungsional yang tidak membaik dengan terapi non-operatif. Pada lymphedema derajat awal, terapi yang dapat dilakukan adalah metode fisiologis seperti lympholymphatic bypass, lymphovenous bypass serta transfer kelenjar limfa; sedangkan pada lymphedema berat dengan jumlah jaringan fibroadiposa yang tinggi, digunakan metode reduksi yang terdiri dari eksisi langsung atau liposuction.