This Author published in this journals
All Journal FLUIDA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kinerja Biakan Murni Rhizopus oligosporus pada Pembuatan Minyak Kelapa Murni (VCO) Irwan Hidayatulloh; Bintang Iwhan Moehady
Fluida Vol 13 No 2 (2020): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v13i2.2265

Abstract

ABSTRAK Pembuatan minyak kelapa murni dari santan kelapa dapat terjadi oleh perlakuan mikroorganisme yang menyebabkan pecahnya emulsi santan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan minyak kelapa dengan menggunakan biakan murni Rhizopus oligosporus dalam bentuk sel bebas pada kondisi optimum temperatur dari mikroba tersebut secara fermentasi batch. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan jumlah biakan murni Rhizopus oligosporus. Dari penelitian ini diperoleh hasil VCO terbaik yakni pada percobaan dengan jumlah ragi biakan murni 1.350.000 mikroba/ml pada temperatur 37oC yang menghasilkan produk minyak 81,80 gram. Secara analisis fisik diperoleh turbiditas 3,4 NTU serta warna, bau dan rasa yang normal, sedangkan berdasarkan hasil analisis kimia produk tersebut memiliki kadar air 0,2 %, kadar asam lemak bebas 0,52 % , dan bilangan penyabunan 262,968 mg KOH/g lemak. Kata kunci: Minyak kelapa murni, Rhizopus oligosporus, biakan murni. ABSTRACT The production of virgin coconut oil from coconut milk can be done by microorganism treatment that causes the coconut emulsion to break. This study aims to obtain coconut oil using pure cultures of Rhizopus oligosporus in the form of free cells at optimal temperature conditions of these microbes by batch fermentation. Experiments were carried out by varying the number of pure cultures of Rhizopus oligosporus. From this research, the best VCO result was the experiment done with the amount of pure culture yeast of 1,350,000 microbes/ml at 37oC, producing 81.80 grams of oil product. Physical analysis resulted in turbidity of 3.4 NTU and normal color, odor, and taste, whereas chemical analysis resulted in moisture content of the product of 0.2%, free fatty acid content of 0.52%, and saponification number of 262.968 mg KOH/g fat. Keywords: Pure coconut oil, Rhizopus oligosporus, pure culture
Evaluasi Kinerja Aqueous Ammonia Plant (Studi Deskriptif di Pabrik Pupuk) Nur Aida Amalia; Nurul Syefira Fatayatunnajmah; Bintang Iwhan Moehady
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.84

Abstract

Di Indonesian terdapat pabrik pupuk yang memproduksi aqueous ammonia dengan konsentrasi 25-30%. Pembuatan aqueous ammonia dilakukan dengan cara mencampurkan amonia anhidrat dengan air. Kendala yang dihadapi ialah adanya aqueous ammonia yang hilang sehingga kebutuhan amonia anhidrat sebagai umpan menjadi lebih banyak. Hilangnya aqueous ammonia terjadi karena kondisi operasi proses pembuatan aqueous ammonia belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu dan tekanan optimum pada proses pembuatan aqueous ammonia 25-30% dengan fasa uap yang terbentuk kurang dari 13%. Angka tersebut merupakan batas maksimum % amonia hilang yang diperbolehkan berdasarkan data aktual yang diperoleh dari lapangan. Proses optimasi menggunakan perangkat lunak HYSYS. Proses simulasi mengikuti urutan proses yang terjadi di industri yang terdiri dari Mixer, Shell and Tube Heat Exchanger (STHE), dan Tangki Penyimpanan. Simulasi diawali dengan menentukan variasi tekanan, suhu, dan fraksi aqueous ammonia untuk optimasi kondisi operasi di tangki penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi optimum di Tangki Penyimpanan terjadi pada suhu 30-45oC, tekanan 1,2-2 kg/cm2 dan konsentrasi 26-30%. Optimasi kemudian dilanjutkan ke Mixer dan STHE yang mengacu pada kondisi operasi tangki penyimpanan. Suhu optimum keluaran Mixer adalah pada 57-58oC. Kondisi optimum STHE adalah pada rentang suhu masukan 57-58oC dan keluaran 43-45oC. Perbedaan kondisi antara hasil simulasi dengan data aktual adalah pada laju alir umpan amonia anhidrat dan air (kebutuhan amonia berkurang 24,9-54,9 kg/h dari kebutuhan amonia aktual), suhu keluaran STHE (2oC lebih kecil dari data aktual), dan tekanan optimum pada Tangki Penyimpanan lebih besar dari tekanan aktual (1,5 kg/cm2 terhadap 2 kg/cm2).