Penyandang disabilitas menghadapi hambatan signifikan dalam mengakses pasar, mulai dari keterbatasan mobilitas hingga minimnya sarana promosi inklusif, yang berdampak pada rendahnya daya saing UMKM disabilitas. Kesenjangan ini diperparah oleh kurangnya aplikasi pemasaran yang dirancang khusus, minimnya integrasi teknologi digital dengan pelatihan kewirausahaan, serta ketiadaan model pendampingan digital berkelanjutan bagi kelompok rentan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan akses pasar UMKM disabilitas melalui pengembangan aplikasi mobile berbasis inklusi digital yang terintegrasi dengan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan online. Menggunakan pendekatan Participatory Design, penelitian ini melibatkan 20 pelaku UMKM disabilitas di Kabupaten Lombok Timur melalui tahapan analisis kebutuhan, pengembangan aplikasi, pelatihan, dan evaluasi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan log penggunaan aplikasi, kemudian dianalisis secara deskriptif dan melalui usability testing. Hasil menunjukkan peningkatan omzet pada 70% pelaku UMKM, perluasan pasar pada 60% pengguna, efisiensi promosi pada 80%, peningkatan keterampilan digital pada 75%, serta kepuasan pengguna sebesar 85%. Temuan ini menegaskan bahwa teknologi mobile inklusif efektif mengatasi hambatan pemasaran sekaligus membangun kapasitas digital dan keberlanjutan usaha. Implikasi penelitian ini mendorong replikasi model serupa di wilayah lain, dengan potensi penguatan ekosistem pemberdayaan ekonomi yang inklusif dan adaptif. Persons with disabilities face significant barriers in accessing markets, ranging from mobility limitations to the lack of inclusive promotional tools, which negatively affect the competitiveness of disability-owned MSMEs. This gap is further exacerbated by the absence of marketing applications specifically designed for this group, limited integration of digital technology with entrepreneurship training, and the lack of sustainable digital mentoring models for vulnerable communities. This study aims to enhance market access for disability-owned MSMEs through the development of a mobile application based on digital inclusion, integrated with entrepreneurship training and online mentoring. Using a Participatory Design approach, the study involved 20 disability-owned MSMEs in East Lombok Regency through stages of needs analysis, application development, training, and evaluation. Data were collected through observations, interviews, and application usage logs, and were analyzed descriptively and via usability testing. The results show a 15–30% sales increase for 70% of MSMEs, market expansion for 60% of users, promotion efficiency for 80%, improved digital skills for 75%, and user satisfaction of 85%. These findings confirm that inclusive mobile technology effectively addresses marketing barriers while building digital capacity and business sustainability. The implications encourage replication of similar models in other regions, with potential to strengthen an inclusive and adaptive economic empowerment ecosystem.