Hipertensi merupakan penyakit yang tergolong silent killer karena penyakit tersebut sering tidak menimbulkan gejala. Prevalensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ?18 tahun pada jenis kelamin laki-laki berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sebesar 22,8% sedangkan pada tahun 2018 sebesar 31,34%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara usia, merokok, dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 835 laki-laki. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) gelombang 5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia, lama merokok, jumlah rokok yang dihisap dalam satu hari, dan aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pada variabel usia (pvalue=0,000; PR=4,715; CI=2,727-8,154) dan lama merokok (p-value=0,000; PR=1,071; CI=1,049-1,094) dengan kejadian hipertensi pada laki-laki. Sedangkan variabel jumlah rokok yang dihisap dalam satu hari (p-value=0,726; PR=1,007; CI=0,970-1,045) dan aktivitas fisik (p-value=0,338; PR=1,348; CI=0,792-2,295) tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada laki-laki. Variabel lama merokok merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi pada laki-laki (p-value=0,000; PR=1,071; CI=1,049-1,094), sehingga setiap pertambahan tahun lama merokok sebesar 1 tahun maka risiko terjadinya hipertensi pada laki-laki akan meningkat sebesar 1,071 kali.