Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN MENINGITIS TUBERKULOSIS, BRONKOPNEUMONIA, DAN SEPSIS DI RUANG INTENSIF CORONARY CARE UNIT RUMAH SAKIT X Manalu, Lydia Margaretha; Rista, Ulvi Nur
SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/scpij.v5i2.3744

Abstract

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Gejala utama TBC adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih yang tidak jelas penyebabnya. Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosa. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit paru . Bronkopneumonia  merupakan suatu kombinasi dari penyebaran pneumonia lobular atau adanya infiltrat pada sebagian area pada kedua lapangan atau bidang paru dan sekitar bronchi . Sepsis adalah kondisi dimana bakteri menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dengan kondisi infeksi yang sangat berat, bisa menyebabkan organ-organ tubuh gagal berfungsi dan berujung pada kematian . Drug Related Problem (DRP) pada pasien ini adalah pemberian dosis obat yang tidak tepat. 
PENGGUNAAN TOCILIZUMAB PADA PASIEN CORONAVIRUS DISEASE-19 (COVID-19) DERAJAT SEDANG-BERAT: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF Mellow, Prettysun Ang; Rista, Ulvi Nur; Setyowati, Nikke Dwi; Gunawan, Kevin Jonathan; Angkiriwang, Ade Putra; Angky, Vicky Sanrio; Hokman, Selvi
Majalah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2025): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2025.012.02.2

Abstract

Inflamasi parenkim paru merupakan manifestasi klinis utama COVID-19, mulai dari gejala ringan hingga berat yang menyebabkan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), akibat dari inflamasi badai sitokin, yang ditandai dengan peningkatan Interleukin-6 (IL-6). Tosilizumab merupakan penghambat aktivitas IL-6 yang diharapkan dapat mencegah terjadinya perburukan akibat badai sitokin. Untuk mengevaluasi efektivitas dari penambahan tosilizumab pada terapi standar COVID-19, maka dilakukan sebuah studi kohort retrospektif pada pasien yang terkonfirmasi Covid-19 derajat sedang dan berat. Terdapat 90 pasien, di antaranya 24 pasien dengan terapi standar dan 66 pasien yang mendapatkan penambahan tosilizumab. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna terhadap perbaikan secara klinis, laboratorium, dan radiologis antara kelompok standar terapi dengan kelompok dengan penambahan tosilizumab dalam 14 hari dalam periode pengamatan (p > 0,05). Pada kelompok dengan penambahan tosilizumab, ditemukan lebih tinggi akan kebutuhan ventilator mekanik dan tingkat mortalitasnya (p < 0,05). Namun setelah dilakukan analisa multivariat, tidak ada perbedaan yang bermakna akan kebutuhan ventilator mekanik (adjusted OR(Odd Ratio) 6,31; 95%IK (Interval Kepercayaan) 0,78-50,93) dan tingkat mortalitas (adjusted OR 2,24; 95% IK 0,46-10,95) antar kedua kelompok. Dapat disimpulkan dari studi ini bahwa penambahan tosilizumab pada terapi standar pada pasien COVID-19 derajat sedang-berat tidak signifikan dalam menurunkan kebutuhan akan ventilator dan tingkat mortalitas.