Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang dan persaingan bisnis tidak bisa dihindari, sehingga perusahaan yang tidak berhati-hati dalam penilaian kinerja keuangan cenderung akan mengalami kondisi financial distress. Identifikasi kondisi financial distress merupakan hal yang lebih penting daripada kebangkrutan, karena perusahaan pasti akan mengalami kondisi financial distress terlebih dahulu kemudian bangkrut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas (return on assets), likuiditas (current ratio), dan leverage (debt to asset ratio) terhadap kondisi financial distress perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan aneka industri yang terdaftrar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2017. Penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling jumlah sampel 10 perusahaan pengamatan selama 5 tahun dengan jumlah penelitian adalah 60 laporan keuangan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Sedangkan untuk menganalisis kondisi financial distressnya menggunakan model Zmijskwi dengan menggunakan tiga rasio yaitu return on asssets, debt ratio, dan current ratio. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikan sebesar 5%, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress dengan financial distress, likuditas berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress dengan financial distress, dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap financial distress dengan financial distress. Sedangkan leverage berpengaruh postitif signifikan terhadap financial distress. Sedangkan secara simultan, profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap financial distress.