Rahmawati, Yeni
Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pra Desain Pabrik Pupuk Urea Dari Ammonia (NH3) dan Karbon Dioksida (CO2) dengan Menggunakan Teknologi ACES21 Farros, Arditya Novan; Rahmawati, Yeni; Candraningtyas, Anissa
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.121895

Abstract

Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana banyak masyarakat nya yang bekerja di sector pertanian. Karena itulah, tingkat konsumsi pupuk di Indonesia sangat tinggi karna merupakan komponen penting untuk kualitas tumbuhan. Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung unsur Nitrogen sebanyak 46% yang berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetative tanaman seperti pembentukan klorofil, membentuk lemak, protein, dan mempercepat pertumbuhan daun, batang dan akar. Pembangunan pabrik urea direncanakan memiliki kapasitas 600.000 ton/tahun pupuk urea dalam bentuk prill, dimana pabrik akan didirikan di Kawasan Industri Kariangau, Balikpapan. Kawasan ini cukup dekat dengan sumber bahan baku, serta memadai dalam factor transportasi serta utilitas. Berdasarkan analisa neraca massa dan energi, pabrik ini membutuhkan bahan baku sebanyak 2122 ton/tahun NH3 dan 1223 ton/tahun CO2 dengan kebutuhan steam 51.270 kg/jam, cooling water 16.557.227 kg/jam serta listrik sebesar 11.193 KW/tahun. Pabrik ini terdiri dari enam tahap, yaitu sintesa, purifikasi, konsentrasi, pembutiran, recovery, serta condensate treatment. Bahan baku pada awalnya akan masuk sebagai liquid dan direaksikan menjadi urea pada reactor dengan kemurnian sekitar 30%. Kemudian, bahan baku yang belum berhasil bereaksi akan direaksikan Kembali di seksi selanjutnya untuk mendapatkan kemurnian urea hingga 99,7%. Larutan urea akan dipadatkan dalam bentuk prilling pada seksi pembutiran menggunakan alat prilling tower. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, pabrik urea memadai untuk didirikan dengan nilai IRR = 20,2%, NPV = 310,4 Juta Dolar, dan Pay Out Time (POT) selama 3 tahun.
Pra Desain Pabrik Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dari Limbah Sludge Industri Penyamakan Kulit Di Magetan dengan Proses Karbonasi Pambudi, Belinda Alifiya; Ramadhani, Naufal; Nurkhamidah, Siti; Rahmawati, Yeni; Rahmawati, Yeni
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 2 (2024): IN PRESS (Artikel masih bisa bertambah)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i2.122199

Abstract

Pabrik precipitated calcium carbonate (PCC) dilakukan melalui proses karbonasi. Pabrik PCC ini direncanakan untuk berjalan dengan kapasitas 42 ton/tahun sepanjang 330 hari per tahun. Pabrik ini diharapkan akan menghasilkan PCC untuk memenuhi kebutuhan PCC pada industri kertas. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pabrik PCC adalah sludge kering dari industri penyamakan kulit. Pabrik ini direncanakan akan dibangun berdampingan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Lingkungan Industri Kulit (LIK) Magetan, hal tersebut dengan beberapa pertimbangan salah satunya terdapat pertimbangan aspek bahan baku. Pembuatan PCC dengan proses karbonasi dilakukan pada suhu 30°C dan pada tekanan 2 bar menggunakan reaktor bubble column dengan tingkat konversi sebesar 75%. Dari studi evaluasi ekonomi pabrik ini, disimpulkan bahwa didapatkan penaksiran modal (CAPEX) sebesar Rp14.090.400.000; biaya operasional (OPEX) sebesar Rp6.262.400. Berdasarkan analisa ekonomi terhadap pabrik ini menunjukkan laju pengembalian modal (IRR) didapatkan sebesar -5,9% dengan bunga pinjaman 8,06% per tahun dan WWAC 11,1%. Waktu pengembalian modal (POT) tidak ditemukan karena cumulative free cash flow selalu negatif sepanjang umur pabrik. NPV yang didapatkan juga bernilai negatif. Jadi dapat disimpulkan dari data analisa kelayakan di atas bahwa pabrik ini tidak layak untuk didirikan.
Pra Desain Pabrik Produksi Semi-Refined Carrageenan dari Rumput Laut Euchemaa Cottonii Tsabisah, Nindya; Budihendrawan, Raden Muhammad Yazid; Taufany, Fadlilatul; Rahmawati, Yeni
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v12i3.124421

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar dalam pembudidayaan rumput laut karena daerah perairannya yang luas. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang mempunyai peluang pasar cukup potensial di Indonesia. Eucheuma cottonii dikelompokkan dalam Alga merah (Rhodophyceae) sebagai rumput laut penghasil karaginan karena memiliki kadar karaginan yang demikian tinggi, sekitar 62-68% berat keringnya. Karaginan merupakan polisakarida yang linier dan molekul galaktan dengan unit-unit utamanya adalah galaktosa. Karaginan merupakan hasil ekstraksi rumput laut dengan air atau larutan alkali dari spesies tertentu kelas Rhodophyceae. Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri dari ester kalium, natrium, magnesium dan kalsium sulfat. Terdapat dua metode yang berbeda untuk menghasilkan dua jenis karaginan. Metode tersebut adalah Refined Carrageenan dan Semi-Refined Carrageenan. Refined Carrageenan adalah jenis karaginan yang sudah murni tanpa ada selulosa. Sedangkan Semi-Refined Carrageenan adalah jenis karaginan masih belum murni (terdapat selulosa ) tetapi sudah dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam pabrik ini adalah Semi-Refined Carrageenan karena proses pembuatannya cepat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Dilakukan proses yang berurutan yang terbagi menjadi tiga unit proses, yaitu Unit Pre-treatment, Unit Perebusan dalam Alkali, dan Unit Pengolahan Lanjut. Unit Perebusan dalam Alkali bertujuan untuk mendapatkan karaginan yang terkandung pada rumput laut. Selanjutnya adalah proses pencucian dan memisahkan antara fitrat dan cake. Filtrat ditekan menggunakan Hidrolik Press, kemudian dikeringkan dengan Tray Dryer. Hasil menuju Ball Mill untuk menjadikannya tepung dengan ukuran 80 mesh. Dengan asumsi telah dilakukan perjanjian dengan vendor dan kontraktor bahwa peralatan dibeli pada tahun 2023 dengan menggunakan kurs mata uang saat kontrak ditandatangani. Instalasi peralatan dilakukan pada pertengahan tahun 2024 dan pabrik mulai beroperasi pada awal tahun 2026. Hasil penjualan per tahun sebesar Rp 187.500.060.000, Internal rate of return sebesar 18,31%, pay out time selama 7,48 tahun, Break Event Point sebesar 38,21%, dan didapatkan hasil NPV sejumlah Rp. 330.605.060.776.