Artikel ini membahas mengenai fenomena urban sprawl di Kota Yogyakarta, fenomena ini memberi dampak terhadap naiknya tingkat polusi udara di Kota Yogyakarta. tingginya pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Yogyakarta, dan berdampak pada penggunaan kendaraan bermotor oleh masyarakat. Hal ini membuat tingkat kepadatan lalu lintas menjadi tinggi sehingga memiliki efek negatif terhadap kualitas udara di Kota Yogyakarta. Fenomena ini terjadi akibat tawaran untuk meraih akses sosial berupa pendidikan di Kota Yogyakarta yang sangat baik, dan harga tanah di daerah pinggiran Kota Yogyakarta yang cukup terjangkau, sehingga ada perluasan bentuk kota yang mencakup daerah pinggiran. Hal ini berdampak pada penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yang menggunakan instrumen penelitian kepustakaan sebagai data sekunder yang diperoleh dari laporan-laporan, buku-buku, jurnal nasional maupun internasional dan dokumen-dokumen yang terkait dengan fokus penelitian. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa implementasi konsep controlling dalam menyikapi fenomena urban sprawl ini masih tidak efektif dan efisien. Belum ada kebijakan yang efektif mengenai bagaimana cara pemerintah Kota Yogyakarta dalam upaya mengurangi polusi udara dari kehadiran fenomena urban sprawl di Kota Yogyakarta. Perlunya perbaikan pelayanan transportasi perkotaan dan penambahan jalur layanan supaya bisa menjangkau ke semua wilayah pinggiran Kota Yogyakarta dan menciptakan akses yang lebih baik untuk masyarakat, supaya mereka bisa beralih ke transportasi perkotaan sebagai transportasi utama.