Satyawan, Made
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Survei Minat Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Di SMP Negeri 5 Singaraja Tahun Ajaran 2021/2022 ginting, penggurunta; Darmayasa, Putu; Satyawan, Made; Artanayasa, Wayan; Parta, Yogi
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v10i1.41318

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Minat  Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal di SMP Negeri 5 Singaraja Tahun Ajaran 2021/2022l. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode survei. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa SMP Negeri 5 Singaraja tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 36 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner online berupa link google form. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase pada tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa survei minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal pada kategori sanggat tinggi 2 siswa (sebesar 5,6%), kategori tinggi sebesar 29 siswa (sebesar 80.5%), kategori sedang 5 siswa (sebesar 13,9%), kategiro rendah 0 siswa (sebesar 0%), dan kategori sangat rendah sebesar 0 siswa (sebesar 0%). Berdasarkan skor rata-rata minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal berada pada kategori “tinggi”. Kategori ini tidak dapat digeneralisasikan, akan  tetapi hanya berlaku untuk kelompok yang diteliti saja.  
Minat Siswa dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal ginting, penggurunta; Darmayasa, Putu; Satyawan, Made; Artanayasa, Wayan; Parta, Yogi
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha Vol. 10 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiku.v10i1.41318

Abstract

Olahraga futsal merupakan salah satu cabang olahraga bola besar yang dimainkan oleh dua regu, dengan masing-masing jumlah pemain per-regu yakni sebanyak 5 orang. Tinggi rendahnya minat siswa dalam berolahraga bola futsal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketersediaan sarana dan prasarana serta motivasi yang diberikan oleh guru dan orangtua. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui minat siswa sekolah menengah pertama dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal. Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survei. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh, dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yakni 36 orang siswa. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan menggunakan metode non-tes berupa lembar quisioner skala likert. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase pada tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa survei minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal pada kategori sanggat tinggi 2 siswa (sebesar 5,6%), kategori tinggi sebesar 29 siswa (sebesar 80.5%), kategori sedang 5 siswa (sebesar 13,9%), kategori rendah 0 siswa (sebesar 0%), dan kategori sangat rendah sebesar 0 siswa (sebesar 0%). Sehingga berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler futsal berada pada kategori “tinggi”. Kategori ini tidak dapat digeneralisasikan, akan  tetapi hanya berlaku untuk kelompok yang diteliti saja.
Baris wayang dance: Ritual meaning and community perception in balinese hinduism Satyawan, Made; Wisarja, I Ketut; Bintang, Ida Ayu Putu
Life and Death: Journal of Eschatology Vol. 3 No. 1: (July) 2025
Publisher : Institute for Advanced Science Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/lad.v3i1.2025.2160

Abstract

Background: The Baris Wayang Dance is only performed at the Dalem Beads Upgrading Great Lumintang Temple. This dance is a combination of dance, karawitan , vocal, puppetry, and costume, and is only performed upon the God's vision who lived at the temple occurred. Methods: This study uses a qualitative method with a descriptive-analytical approach. To obtain valid data in the field, this study used observation techniques, interviews with key informants and the community in Lumintang village, and literature studies. To analyze the above problems, religious and semiotic theories were used. Findings: The results of the study show that, the form of the Line Wayang Dance performance is composed of the structure of kawitan , pepeson , pengumbang , and pengluwuran ; performed on the basis of the God's vision who resides in the temple; danced by nine dancers while singing the purifying song, and holding puppets that represent Gods; also accompanied by traditional music, the public's perception of this dance performance is understood as a means of purifying and offering sacred offerings to God, the denotative meaning of this performance is reflecting the story of wayang and Hindu religious symbols; this dance connotatively represents the cycle of human life, a form of communication between people and the divine; and at the mythical level it is interpreted as the embodiment of the God's vision. Conclusion: Based on this phenomenon, the problems in this study can be formulated as follows, what is the form of the Baris Wayang Dance performance, what is public perception of the Baris Wayang Dance performance, what is the meaning contained in the performance from a Hindu theological perspective. Novelty/Originality of this article: The novelty of this study lies in its unique exploration of the Baris Wayang Dance as a sacred, vision-inspired ritual that integrates multiple traditional art forms to symbolize divine communication and the human life cycle within a specific Balinese temple context.