Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKAD DALAM PEMBERIAN INFORMED CONCENT TINDAKAN ECT PREMEDIKASI DI RSJD Dr. AMINO GONDHOUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH -, Kandar; Suryani, Maria; -, Tofi’ah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.769 KB)

Abstract

Background: ECT is a medical procedure performed on a patient with bipolar disorder and unipolar. Permenkes 290 / Menkes / PER / III / 2008, regarding 2, verse 1 describes "all medical action to be performed on the patient must to be agreement". Professional nurses, can play a role in giving informed consent as a client advocate. The purpose of this study is describe the role of nurses as an advocate in giving informed concent of action ECT (Electro convulsive Therapy) Premedication at RJD Dr. Amino Gondhohutomo Semarang. Methods: This research use method of qualitative research with phenomenological approach. This is a descriptive study with research data collection method using interviews at 6 nurses and triangulation at 3 families. Data collection tool using interview, video and mobile phones. Results: Researchers found four themes, each theme has one to two sub-themes. The first theme, describe the preparation of action ECT Premedikaksi . The second theme, explaining the role of the nurse as an advocate in giving informed concent. The third theme, explaining the difficulties of nurse in giving informed concent. The fourth theme, depicts the events nurse in the process of giving informed concent ECT Premedication.Conclusion: Nurses in the provision the role of advocacy in giving informed concent act as a witness, giving education, intermediaries doctor with family. Some nurse, doing assigment is not accordance with authority and responsibility.Keywords: role of the nurse, Informed concent, ECT Premedication
Efektivitas Tindakan Restrain Pada Pasien Perilaku Kekerasan Yang Menjalani Perawatan Di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (UPIP) RSJ Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2013. -, Kandar; Pambudi, Prabawati Setyo
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4410.981 KB)

Abstract

Latar belakang: Masalah perilaku kekerasan merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering di jumpai. Prinsip menangani perilaku kekerasan terdiri dari tiga strategi yaitu preventif, antisipasi, dan pengekangan/ managemen krisis. Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti lebih dari 90% pasien yang datang dan dirawat di ruangan UPIP memiliki masalah perilaku kekerasan dan memperoleh tindakan restrain dan seklusi. Angka ini termasuk tinggi sehingga memerlukan perhatian khusus adakah sudah sesuaikah prosedur tindakan restrain yang selama ini dilakukan di ruangan dan adakah efek negatif yang timbul mengingat lebih dari 90% pasien yang masuk ke UPIP mengalami prosedur restrain.Tujuan: Menganalisa pelaksanaan prosedur tindakan restrain pada pasien perilaku kekerasan yang menjalani Perawatan di Unit Perawatan Intensif Psikiatrik (UPIP) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan konsep deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional Sampel penelitian ini sebanyak 25 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling.Hasil: Prosedur restrain yang diakukan di UPIP sebagian besar kurang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, diikat dalam waktu lebih dari 4 jam, Pelaksanaan prosedur restrain yang dilakukan di UPIP secara umum tidak memberikan efek samping  pada  pasien, telah memenuhi indikator pelepasan restrain, tidak mengalami kekambuhan perilaku kekerasan. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan restrain sebagian besar berjumlah lebih dari 2 dengan melibatkan tenaga kesehatan perempuan dan tidak menimbulkan injuri sehinga terbukti efektif dalam mengurangi perilaku kekerasanSimpulan: Pelaksanaan prosedur tindakan restrain pada pasien perilaku kekerasan yang di Unit Perawatan Intensif Psikiatrik (UPIP) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang terbukti efektif dalam mngurangi perilaku kekerasan.
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA MENGHADAPI KEPULANGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH Wisanti, Julia; Suerni, Titik; -, Kandar
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian skizofrenia pada tahun 2013 mencapai 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Peran keluarga merupakan salah satu unsur penting bagi pasien skizofrenia dalam proses kesembuhan serta pemulihan, baik saat masih berada di rumah sakit maupun ketika sudah kembali ke lingkungan masyarakat. Namun di era sekarang ini lingkungan masyarakat masih menstigma orang yang mengalami skizofrenia bahkan tidak hanya individunya saja namun keluarga juga dipandang sebelah mata sehingga ketika ada rencana kepulangan anggota keluraga setelah menjalani pengobatan di RSJ membuat keluarga khawatir apakah nantinya anggota keluarganya dapat diterima kembali dan dapat menyesuaikan diri di masyarakat. Kekhawatiran ini adalah salah satu faktor yang memicu timbulnya kecemasan pada keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga menghadapi kepulangan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode pendekatan deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisa data yang digunakan yakni analisis univariat yakni dengan menampilkan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga mengalami kecemasan ketika menghadapi kepulangan anggota keluarganya setelah di rawat di RSJ yakni sebanyak 28 keluarga (48,3%) mengalami kecemasan ringan, 27 keluarga (46,6%) mengalami kecemasan sedang, dan 3 keluarga (5,2%) mengaalami kecemasan berat. Kata kunci : Kecemasan, Skizofrenia, Keluarga
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA MENGHADAPI KEPULANGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH Julia Wisanti; Titik Suerni; Kandar -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 4 (2018): Desember 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.696 KB)

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian skizofrenia pada tahun 2013 mencapai 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Peran keluarga merupakan salah satu unsur penting bagi pasien skizofrenia dalam proses kesembuhan serta pemulihan, baik saat masih berada di rumah sakit maupun ketika sudah kembali ke lingkungan masyarakat. Namun di era sekarang ini lingkungan masyarakat masih menstigma orang yang mengalami skizofrenia bahkan tidak hanya individunya saja namun keluarga juga dipandang sebelah mata sehingga ketika ada rencana kepulangan anggota keluraga setelah menjalani pengobatan di RSJ membuat keluarga khawatir apakah nantinya anggota keluarganya dapat diterima kembali dan dapat menyesuaikan diri di masyarakat. Kekhawatiran ini adalah salah satu faktor yang memicu timbulnya kecemasan pada keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga menghadapi kepulangan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode pendekatan deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisa data yang digunakan yakni analisis univariat yakni dengan menampilkan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga mengalami kecemasan ketika menghadapi kepulangan anggota keluarganya setelah di rawat di RSJ yakni sebanyak 28 keluarga (48,3%) mengalami kecemasan ringan, 27 keluarga (46,6%) mengalami kecemasan sedang, dan 3 keluarga (5,2%) mengaalami kecemasan berat. Kata kunci : Kecemasan, Skizofrenia, Keluarga