Mufnaetty -
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PROSIDING SEMINAR NASIONAL

The Influence Of Learning Method And Gender On The Learning Outcomes Of Students At Aisyiyah Bustanul Athfal Kindergarten In Semarang City Mufnaetty -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: Proceeding of International Seminar on Education Technology (ISET) 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.582 KB)

Abstract

Abstract. Observation on gender related activities showed some differences. Some experts argue that those differences occur due to genetic factors and different parenting method since they was born. Therefore those differences also influenced by their learning process such as playing and storytelling method during kindergarten ages. The aim of this study was to determine whether the teaching methods and gender will alter the learning outcome of students in kindergarten. Population of this study was students in kindergarten (TK ABA) Indraprasta 01 Sub District of West Semarang and TK ABA 04 Wonodri Village District of South Semarang 2005/2006 academic year. The total population was taken as a sample unit by using cluster sampling method. The test and documentation was used to collect the data. The data than were test by using the non parametric one sample Kolmogoroft-sminov of Normality test. Two-wayanalysisof variance was used to determine the effect of learning methods and gender on learning outcomes. T-Test was used to determine differences among groups and its interactions. Results of the study were indicated that students who were learned by playing and storytelling methods did not show any differences. Learning outcome on both men and women showed no differences. Furthermore learning methods and gender have no interactive effects as well on learning outcomes.
TINGKAT PENGETAHUAN CALON HAJI SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI PELATIHAN MANASIK HAJI Mufnaetty -; Tabry Hasany
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: Kesehatan Masyarakat, Olahraga, Gizi, dan Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.696 KB)

Abstract

Pendahuluan: Haji adalah rukun Islam yang ke 5, yang wajib dilaksanakan bagi orang-orang Islam yang mampu. Allah menggunakan lafadj “fa Adzin” dimaksudkan agar Haji dilaksanakan dengan iman, ilmu dan amal. Ibadah haji hanya akan mendatangkan kepuasan pribadi Ketika haji dilaksanakan sebatas pemenuhan seremonial pelaksanaan rukun islam yang ke5. Pendidikan merupakan cara untuk merubah pola fikir maupun merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Melalui bimbingan ibadah haji , calon haji dilatih  dengan materi manasik baik teori maupun praktek.Sesuai dengan misi Muhammadiyah “Da’wah amar ma’ruf nahi Mungkar” maka  Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Semarang berkempentingan memberikan bimbingan manasik dengan harapan dapat mengantarkn  calon jama’ah haji menjadi jama’ah yang mandiri, mengetahui syarat, rukun dan wajib haji dan dilaksanakan sesuai tuntunan Rasulullah saw. Methode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. Hasil: Dari hasil penelitian diketahui Jumlah sampel 140 orang yang terdiri dari laki-laki 60 orang dan perempuan 80 orang . Umur rata-rata calon jama’ah haji 46 th, adapun umur termuda 29 th dan tertua 76 tahun. Tingkat pengetahuan calon jama’ah haji sebelum mengikuti pelatihan  mayoritas  dengan skor tingkat pengetahuan rendah sebanyak 116 orang (82,9 %) dan tidak ditemukan calon jama’ah haji dengan skor tingkat pengetahuan baik.Setelah dilakukan pelatihan manasik, diketahui bahwa mayoritas tingkat pengetahuan calon jama’ah haji adalah 101 orang (71,2 %), adapun jumlah yang memperoleh skor tingkat pengetahuan rendah 7 orang (5 %). Kesimpulan:Tingkat pengetahuan calon jama’ah haji sebelum mengikuti pelatihan dengan skor tingkat pengetahuan  rendah menduduki   jumlah mayoritas sebanyak 116 orang (82,9 %). Tingkat pengetahuan calon jama’ah haji setelah mengikuti pelatihan dengan skor tingkat pengetahuan  cukup menduduki  jumlah mayoritas sebanyak 101 orang (71,2 %)