Hartiningsih, Dinda Maulidya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mental Accouting: Memaknai Kebahagiaan Dari Sisi Lain Pandemi Covid-19 Hartiningsih, Dinda Maulidya
Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAN (KIAFE) Vol 11, No 1 (2021): Jurnal Mahasiswa Akuntansi
Publisher : Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAN (KIAFE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak penelitian mencari tahu korelasi antara uang dan kebahagiaan. Individu sering kali terjebak dalam ilusi kebahagiaan yang menganggap bahwa benda-benda eksternal yang didapat dari uang bisa mendatangkan kebahagiaan. Selama pandemi berlangsung, kebahagiaan yang dicari dari faktor eksternal dibentengi dengan banyaknya regulasi dari pemerintah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seseorang memaknai kebahagiaan di masa pandemi Covid-19 melalui cara kerja mental accounting. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada informan melalui wawancara. Metode yang digunakan adalah analisis fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan memaknai kebahgiaan di masa pandemi bisa dicapai dengan hal-hal yang sederhana dan memerlukan sedikit pengorbanan agar kebahagiaan itu dapat tercapai.Kata kunci: mental accounting, covid-19, kebahagiaan, uang, pikiran Bugin, Burhan. 2020. Post Qaulitative Social Research Methods. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada.Eldista, E. Agung, B. S. Nur, H (2019). Mental Accounting: Memaknai Kebahagiaan Dari Sisi Lain Gaya Hidup Mahasiswa Kos. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, Vol.17 No.2.Handayani, T. R. Kuntari, S. Darmayanti, T. A. Widiyanto, A. Atmojo, T. J (2020). Faktor Penyebab Stress Pada Tenaga Kesehatan dan Masyarakat Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, Vol.8 No.3.Hanh, T. H. (1975). The Miracle of Mindfulness. Boston: Beacon Press.I Nyoman, D. & Yuyung, R.A (2015). Paradigma Interpretif Pada Penelitian Akuntansi Indonesia. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol.6 No.3, 341-551.Jurana, & Fibriyani, N. K (2017). Pembebasan Mind Set Akuntan Pendidik Melalui Pembelajaran Filsafat Ilmu dan Spiritual. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol.8 No.1, 1-227.Kamayanti, Ari. 2020. Metode Penelitian Kualitatif Akuntansi. Malang: Penerbit Peneleh.Rina, T. H. Dewi A. Aquartuti, T. D. Aris, W. Joko, T. A (2020). Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh, Dan Herd Immunity. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, Vol.10 No.3, 373-380.Rospitadewi, E. & Efferin, S (2017). Mental Accounting dan Ilusi Kebahagiaan: Memahami Pikiran dan Implikasinya Bagi Akuntansi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol.8 No.1, 1-227.Taufik, & Eka, A. A (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Bisnis dan Eksistensi Platfrom Online (The Impact Of Covid-19 Pandemic On Business And Online Platform Existance). Jurnal Pengembangan Wiraswasta, Vol.22 No.01—APR 2020.Thaler, R. H (1999). Mental Accounting Matters. Journal of Behavioral Decision Making, Vo.12 No.3, 183-206.Xiang, Y. T. Li, Zhang, Qinge Cheung, and Chee H (2020). Timely Mental Health Care for The 2019 Novel Corona Virus Outbreak is Urgently Needed. The Lancet Psychiarty.Zhang, J. Huipeng, Haiping, Shining, Qifeng, Tingyun and Baoguo (2020). The Differential Psychological Distress of Populations Affected by The COVID-19 Pandemic. Brain, Behavior, and Immunity.
MALLEABLE MENTAL ACCOUNTING DAN MAKNA KEBAHAGIAAN SELAMA PANDEMI COVID-19 Brata, Handi; Hartiningsih, Dinda Maulidya; Dosinta, Nina Febriana
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 13, No 1 (2022): Jurnal Akuntansi Multiparadigma (April 2022 - Agustus 2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jamal.2021.13.1.02

Abstract

Abstrak - Malleable Mental Accounting dan Makna Kebahagiaan Selama Pandemi Covid-19Tujuan Utama - Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana makna kebahagiaan dan strategi coping yang dipilih seseorang bisa mengurangi efektivitas kerja mental accounting dalam pengelolaan keuangan pribadi.Metode - Penelitian ini menerapkan metode studi kasus exploratory. Beberapa mahasiswa menjadi informan melalui wawancara secara daring.Temuan Utama - Makna kebahagiaan tergantung pada konsepsi mental seseorang. Konsepsi ini menjadi framing effect yang baik untuk menjustifikasi pembelian pribadi. Keberadaan akun mental yang ambigu dari aktivitas self-love melemahkan fungsi mental accounting dalam mengendalikan pengeluaran tambahan sehingga memicu overspending dan defisit anggaran mental.Implikasi Teori dan Kebijakan – Penelitian ini memperluas literatur akuntansi dari konteks kesejahteraan mental dan pandemi. Penelitian ini juga menampilkan evaluasi kebijakan coping dan implikasinya pada keuangan pribadi.Kebaruan Penelitian – Isu pandemi menjadi konsepsi mental yang kuat untuk terjadinya mallealble mental accounting tetapi self-control dapat ditingkatkan kembali jika putusan pembelian dievaluasi dengan dua prinsip emotional value yang diberikan dalam penelitian ini. Abstract - Malleable Mental Accounting and Meaning of Happiness During Covid-19 PandemicMain Purpose – This study aims to understand how the meaning of happiness and the chosen coping strategy impair the mental accounting effectiveness in managing personal finance.Method – This study applied an exploratory case study method. Some students became informants through online interviews. Main Findings – The meaning of happiness depends on the personal mental conception. This concept is a good framing effect for purchase justification. An ambiguous mental account, related to self-love activities, hampers the mental accounting to control extra expenditures which triggers overspending and a mental budget deficit.Theory and Practical Implications – This study extends accounting literature in the contexts of pandemics and mental well-being. This study evaluates the coping policy and shows its implications on personal finance.Novelty – Pandemic issues are strong mental conceptions to allow malleable mental accounting, but one’s self-control can be re-activated if the buying decision is evaluated using two principles of emotional value given in this study.