Makrosomia adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat lahir, bayi yang besar saat hamil biasanya memiliki wajah kerub (seperti tomat atau cushingoid), badan montok, bengkak, kemerahan, dan kulit berpola. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi kejadian makrosomia pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah barat Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2022.Jenis penelitian ini adalah penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Janji sebanyak 60 orang. Sampel diambil dengan menggunakan Consecutive Sampling yaitu memilih sampel yang diperoleh berdasarkan kriteria penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian makrosomia.Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk variabel bivariat yang berpengaruh terhadap kejadian makrosomia, yaitu Umur (p = 0,002), paritas (p = 0,001), kehamilan lewat tanggal (p = 0,002), riwayat kelahiran makrosomia (p = 0,015). ), jenis kelamin bayi (p = 0,003). variabel yang tidak berpengaruh terhadap Indeks Massa Tubuh (p = 0,526), pemeriksaan Ante Natal Care (p = 0,320), pengetahuan (p = 0,124), jarak kesehatan (p = 0,530), Penyakit Diabetes Mellitus Gestational (p = 0,620) dan regresi logistik untuk multivariat terdapat 2 variabel independen yang layak dipertahankan secara statistik yaitu pasca tanggal 11.00 (95% CI; 1.954-94.339) dan variabel kehamilan paritas dengan nilai OR 13.000 (95% CI; 2.104-80.037) .Kesimpulan dari penelitian ini adalah kehamilan lewat waktu dan paritas terbukti menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian makrosomia. Disarankan berdasarkan temuan prevalensi makrosomia yang semakin meningkat di rumah sakit, selain melakukan tindakan dalam menangani persalinan makrosomia perlu dilakukan upaya pencegahan dan promosi kesehatan melalui penyuluhan/ penyuluhan pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal.