Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tarif yang berlaku telah sesuai dengan pendapatan penggunajasa dan apakah pendapatan penyedia jasa telah sesuai dengan biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan.Menganalisa keterjangkaun daya beli masyarakat dalam membayar tarif angkutan umum (superben) yang difokuskankepada analisa ATP (kemampuan untuk membayar) dan WTP (kemauan untuk membayar).Dalam menyelesaikan penelitian ini dilakukan survei dengan metode pengambilan sampel untuk pengguna jasaadalah secara accidental sampling. Pengambilan sampel untuk penyedia jasa atau yang lebih dikenal dengan sebutanPersatuan Oto (PO) adalah secara cluster, sampel yang diambil dalam setiap PO dalam penelitian ini adalah 30% dariunit angkutan umum mini bus (superben) yang dimiliki oleh PO tersebut.Biaya Operasional kendaraan dari kecamatan Rambah ke Pekanbaru = Rp. 136.344.286 dengan pengasilan bersihRp. 65.255.714 setiap tahunnya. Biaya Operasional kendaraan dari kecamatan Rambah Hilir ke Pekanbaru = Rp.141.880.286 dengan pengasilan bersih Rp. 76.519.714 setiap tahunnya. Biaya Operasional kendaraan dari kecamatanTambusai ke Pekanbaru = Rp. 147.638.286 dengan pengasilan bersih Rp. 87.561.714 setiap tahunnya. Biaya Operasionalkendaraan dari kecamatan Kepenuhan ke Pekanbaru = Rp.161.638.286 dengan pengasilan bersih Rp. 107.161.714 setiaptahunnya. Berdasarkan analisa ATP (Abality To Pay) dari kabupaten Rokan Hulu yang diwakili oleh 4 kecamatandidapatkan sebesar 84 % responden mampu membayar tarif angkutan umum. Berdasarkan analisa WTP (Willigness ToPay) dari kabupaten Rokan Hulu yang diwakili oleh 4 kecamatan didapatkan sebesar 64 % responden dapat dan maumembayar tarif.