Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SUNGKIA: RITUAL KELAHIRAN BAYI PADA MASYARAKAT BUTON CIA-CIA DI DESA GERAK MAKMUR KECAMATAN SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON SELATAN Aco, La Ode; Sifatu, Wa Ode; Raemon, Raemon
JURNAL KABANTI: Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5, Nomor 1, Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1101

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penafsiran simbol Victor Turner. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskripsi kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk menjelaskan proses pelaksanaan ritual Sungkia pada masyarakat Buton di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan, (2) Untuk menjelskanmaknasimbolik yang terkandung dalam ritual Sungkia pada masyarakat Buton di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ritual sungkia merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur kepada masyarakat Gerak Makmur, yang sebagai syarat wajib ibu dan sang bayi agar terbebas dari masa-masa kampua. Rangkaian pelaksanaan ritual, ketika masa kampua ibu telah genap selama empat puluh hari.Pewarisan ritual sungkia oleh para leluhur memberikah harapan yang baik bagi masyarakat sehingga ritual hingga sampai saat ini masih tetap tradisikan. Terutama diperuntukan bagi setiap ibu yang lepas dari masa-masa pengurunga (kampua).Tradisi ritual sungkia dalam tanggapan masyarakat Buton cia-cia yang ada di desa Gerak Makmur bahwa sungkia sudah menjadi kebiasaan masyarakat setiap kelahirang berlangsung selama empat puluh hari. Masyarakat juga menganggap ritual dapat memberikan kehidupan yang baik bagi sang anak agar terhindar dari marah bahaya dan senantiasan tetap berada dalam kebaikan.
Perempuan Penjual Ikan Junjung Keliling di Kota Kendari Idrawan, Idrawan; Sifatu, Wa Ode; Raemon, Raemon
JURNAL KABANTI: Kerabat Antropologi Vol 8 No 2 (2024): Volume 8, Nomor 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/f0tqhv33

Abstract

The objective of this study is to gain insight into the challenges that female traveling junjung fish vendors encounter while selling fish and strategize solutions for resolving these issues while also assisting with household chores. This study interprets the data through the lens of Carol Steack's (1974) perspective on social organizations. The present study employs observation, in-depth interviews, and documentation as methods of data collection. The findings of this study indicate that women engaged in the trade of junjung fish in Gunung Jati Village fulfill their domestic responsibilities while performing their labor, which consists of selling fish. As a result, these women are capable of providing economic assistance to their families. Female vendors of junjung fish encounter challenges such as purchasers seeking to borrow funds and weariness from arduous mountain ascending. In order to address this issue, the women who sell junjung fish in Gunung Jati Village have devised a strategy: in the event that they experience fatigue while ascending the mountain, they will pause for an estimated duration of one to five minutes along the side of the road to refuel. Additionally, they have devised a method to appease customers who persistently seek financial assistance: persuade purchasers that if the junjung fish vendors consent to indebtedness on their fish, they will receive a refund