Subagyo -
Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN NILAI DAN TRADISI GOTONG ROYONG DALAM BINGKAI KONSERVASI NILAI BUDAYA -, Subagyo
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of a tradition of gotong royong in the life of the nation of Indonesia as a legacy of the past are transformed generational (Traditional Heritage) is an indigenous (local wisdom) that need to be developed in the lives of todays generation. The value of gotong royong can be used positively in the lives of social solidarity in order to drive up to the challenge of Indonesia times change, globalization, and various things that threaten the lives of people such as natural disasters, social conflicts and political. Gotong royong become institutions to mobilize solidarity with the people and create social cohesion in the life of the nation of Indonesia. Conservation of cultural values of gotong royong in the life of today will remain relevant, because the spirit of mutual cooperation, solidarity, community and national unity will be maintained. Unnes as the universitys very worthy of  conservation to raise and develop the values and traditionsof gotong royong as part of its commitment to the  conservation of cultural values..Keberadaan tradisi gotong royong dalam kehidupan bangsa Indonesia sebagai warisan masa lalu yang ditransformasikan secara generasional (traditional heritage) merupakan sebuah kearifan lokal (local wisdom) yang perlu dikembangkan dalam kehidupan generasi masa kini. Nilai gotong royong dapat dimanfaatkan secara positif dalam kehidupan untuk menggerakkan solidaritas sosial agar bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan perubahan jaman, globalisasi, maupun berbagai hal yang mengancam kehidupan masyarakat seperti bencana alam, konflik sosial maupun politik. Gotong royong menjadi pranata untuk menggerakkan solidaritas masyarakat dan menciptakan kohesi sosial dalam kehidupan bangsa Indonesia. Konservasi nilai budaya gotong royong dalam kehidupan masa kini akan tetap relevan, karena dengan semangat gotong royong, solidaritas masyarakat serta persatuan dan kesatuan bangsa akan  terpelihara. Unnes sebagai universitas konservasi sangat layak untuk mengangkat dan mengembangkan nilai dan  tradisi gotong royong tersebut sebagai bagian dari komitmennya terhadap konservasi nilai budaya.
IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERGURUAN TINGGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP CITRA KAMPUS DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI -, Subagyo
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 1 No 2 (2014)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.176 KB) | DOI: 10.29407/nor.v1i2.56

Abstract

Abstrak Konsep Corporate Sosial Responsibility (CSR) selama ini diterapkan pada perusahaan, meskipun sebenarnya setiap organisasi, tidak terkecuali perguruan tinggi harus mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan. Bagi perguruan tinggi, bentuk tanggung jawab sosial secara formal tersirat dalam Tridharma Perguruan Tinggi yang ke tiga, yaitu Pengabdian pada Masyarakat. Implementasi tanggung jawab sosial Universitas Nusantara PGRI Kediri tidak hanya terbatas pada pihak internal (dosen, karyawan, mahasiswa), tetapi juga kepada pihak eksternal (lingkungan, mayarakat, dunia usaha/industri, pemerintah daerah). Di samping itu, Universitas Nusantara PGRI Kediri juga bermitra dengan pemerintah daerah maupun perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Implementasikan Tanggung Jawab Sosial yang dilaksanakan oleh Universitas Nusantara PGRI Kediri berdampak pada meningkatnya citra Universitas di mata stake holder. Hal ini tercermin dalam meningkatnya jumlah mahasiswa, rendahnya tingkatdroup out mahasiswa, rendahnya perputaran tenaga kerja, meningkatknya permintaan Praktik Kerja Lapangan oleh dunia usaha, dan meningkatnya daya serap kerja almuni. Di samping itu, keberadaan perguruan tinggi berdampak pada tumbuhnya usaha sektor non formal di sekitar kampus, yang akibatnya sektor ekonomi daerah meningkat.   Kata Kunci: Tanggung Jawab Sosial Perguruan Tinggi, Citra Kampus.