Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gagasan Kebangsaan dan Moderatisme K.H. Mas Mansur (1896 – 1946) Dalam Tafsir Langkah Moehammadijah Kiptiyah, Siti Mariyatul
JURNAL JAWI Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/jw.v1i1.2969

Abstract

This paper analyzes the K.H. Mas Mansur’s nationalism and moderation ideas in the Interpretation of Langkah Moehammadijah 1939. As a product of culture and thought, the Qur’anic interpretation always reflects the ideological reasoning of the author. This study will examine the role of the Kyai Mas Mansur in bringing up Indonesianist ideas ahead of independence. The question answered in this paper is the extent of K.H. Mas Mansur’s nationality and moderation ideas in Interpretation of Langkah Moehammadijah? How can these ideas appear in the interpretation? This article shows that in 12 steps Muhammadiyah was initiated by K.H. Mas Mansur, seven of them sought spiritual strengthening and national unity. The seven things are deepening the entry of faith, expanding religious ideology, producing character, guiding the practice of the core of theqad, strengthening unity, upholding justice, and carrying out wisdom. Meanwhile, the next five steps are specifically intended for Persyarikatan Muhammadiyah as a da'wah organization that is encouraged to maintain unity, which is to strengthen the Tanwir Majlis, hold part conferences, deliberate decisions, oversee internal movements, and connect outside movements. These ideas appear to be nothing but related to power relations especially in the capacity of K.H. Mas Mansur as chairman of the Muhammadiyah, a reformer figure, and an Indonesian freedom fighter.
Kisah Qabil Dan Habil Dalam Al-Qur’an: Telaah Hermeneutis Kiptiyah, Siti Mariyatul
AL-DZIKRA: JURNAL STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN AL-HADITS Vol 13 No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/al-dzikra.v13i1.2970

Abstract

AbstrakTulisan ini membahas tentang bagaimana kisah Qabil dan Habil di dalam Al-Qur’an (S. Al-Ma’idah [5]: 27-31) dikaji secara hermeneutis. Dalam kisah ini Qabil diceritakan telah membunuh Habil, adiknya, sebab hanya persembahan Habil yang diterima oleh Tuhan, sementara persembahannya tidak diterima. Kajian ini dilakukan dengan tiga alasan. Pertama, penulis ingin mengangkat kembali kajian kisah dalam Al-Qur’an yang dianggap telah ‘final’, sehingga belakangan sepi peminat bila dibanding dengan kajian ayat-ayat sosial kemasyarakatan dan hukum. Kedua, penulis hendak merekonstruksi pemahaman terhadap kisah tersebut yang selama ini hanya dipahami sebagai kisah orang-orang terdahulu_dalam lingkup waktu dan tempat tertentu_dan untuk itulah cukup diyakini kebenarannya saja. Padahal, yang ditonjolkan kisah bukanlah semata-mata unsur benar atau tidaknya, melainkan pesan-pesan terdalamnya. Ketiga, alasan metodologis, di mana kajian tentang kisah terdahulu lebih banyak dilakukan dengan pendekatan historis, sehingga tidak lagi memperhatikan nilai-nilai universalnya, bahwa Al-Qur’an shalih li kulli zaman wa makan. Untuk itulah, penulis meminjam Hermeneutika Hans-Georg Gadamer sebagai pisau analisis dengan memfokuskan pada teori horizontverschmelzung (penggabungan horizon). Teori tersebut membantu dalam memahami kisah Qabil dan Habil dengan melibatkan horizon pembaca dan horizon teks. Dengan teori tersebut, makna kisah Qabil dan Habil bukan lagi tentang kisah pembunuhan pertama di dunia yang telah berlalu, melainkan dapat ditarik signifikansi maknanya yang universal-kontemporer, yaitu tentang konflik antar manusia dan solusinya.