. Hariyadi
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efektivitas Herbisida IPA Glifosat 486 SL Untuk Pengendalian Gulma Pada Budidaya Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Belum Menghasilkan I Gede Supawan; . Hariyadi
Buletin Agrohorti Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.489 KB) | DOI: 10.29244/agrob.2.1.95-103

Abstract

Penelitian dilakukan di perkebunan PTPN VIII Cikumpay Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada bulan September 2012 sampai Desember 2012. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas herbisida IPA glifosat 486 SL. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor. Penelitian ini menggunakan 7 perlakuan dengan empat ulangan. Perlakuan dosis IPA glifosat 486 SL yang diberikan adalah 1.0 l ha-1 (P1), 1.5 l ha-1 (P2), 2.0 l ha-1 (P3), 2.5 l ha-1 (P4), 3.0 l ha-1 (P5), Penyiangan Manual (P6), dan Kontrol (P7). Herbisida IPA glifosat 486 SL tidak efektif menekan pertumbuhan gulma di perkebunan karet belum menghasilkan. Perhitungan rata-rata perlakuan herbisida pada setiap dosis tidak menunjukan perbedaan yang nyata walaupun secara umum terjadi penurunan berat kering gulma pada setiap perlakuan. Selama pengamatan tidak ditemukan gejala keracunan pada tanaman karet untuk setiap perlakuan dosis. Hal tersebut menunjukan bahwa aplikasi herbisida IPA glifosat 486 SL tidak berbahaya pada tanaman karet belum menghasilkan.
Respon Pertumbuhan Bibit Panili (Vanilla planifolia Andrews) terhadap Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Cair NPK Aulia Yudha; . Hariyadi
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 1 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.689 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i1.14824

Abstract

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi yang tepat pada zat pengatur tumbuh auksin dan pupuk cair NPK serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan setek batang panili. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Masyarakat Sindang Barang, Bogor pada bulan Maret–Juni 2014. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor yang diulang sebanyak tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi auksin sebanyak tiga taraf, 0 ppm (R0), 1 000 ppm (R1), dan 2 000 ppm (R2) sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi pupuk cair NPK sebanyak 6 taraf, 0 ppm (P0), 250 ppm (P1), 500 ppm (P2), 750 ppm (P3), 1 000 ppm (P4), dan 1 250 ppm (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi auksin sebesar 2 000 ppm mampu menghasilkan pertumbuhan bibit yang lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi lainnya sedangkan konsentrasi pupuk cair sebesar 0 sampai 1 250 ppm tidak ada yang berpengaruh nyata pada seluruh peubah pengamatan.
Pengaruh Jenis Bahan Tanam dan Konsentrasi Rootone-F terhadap Keberhasilan Pertumbuhan Mucuna bracteata D.C Asqian Satria Anindito; . Hariyadi
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.901 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i2.16803

Abstract

Penelitian bertujuan mengamati dan membandingkan konsentrasi Rootone-F dan jenis bahan tanam terhadap keberhasilan pertumbuhan Mucuna bracteata. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai September 2015 di Laboratorium Lapangan Leuwikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Rootone-f terdiri atas lima taraf, yaitu 0, 200, 400, 600 dan 800 ppm. Faktor kedua adalah jenis bahan tanam yang terdiri atas tiga jenis, yaitu benih, ujung sulur, tengah sulur. Hasil penelitian menunjukan jenis bahan tanam berpengaruh nyata pada peubah pengamatan panjang sulur, jumlah daun, jumlah cabang, bobot kering tajuk, dan pesentase tanaman hidup.Hasil penggunaan konsentrasi Rootone-F menunjukan pengaruh yang nyata pada peubah pengamatan jumlah cabang, jumlah daun dan bobot kering tanaman.Terdapat interaksi yang nyata antara jenis bahan tanam dan konsentrasi Rootone-F pada parameter pengamatan jumlah cabang dan bobot kering sulur.
Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Zul Adhri Harahap; . Hariyadi
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 1 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.739 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i1.17494

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Sei Lukut, First Resources Group yang terletak di Desa Maredan Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau dari bulan Maret sampai Juni 2016. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja tentang budidaya kelapa sawit khususnya dalam manajemen panen. Pengamatan yang dilakukan meliputi angka kerapatan panen, taksasi panen harian, kapasitas panen, tenaga kerja panen, evaluasi panen, sarana dan prasarana panen, dan manajemen transportasi panen. Kebun Sei Lukut secara umum telah melaksanakan prosedur kerja secara baik pada setiap kegiatan budidaya kelapa sawit seperti pada kegiatan pemanenan. Permasalahan dalam kegiatan panen yang ditemukan di Kebun Sei Lukut yaitu, persentase pemakaian alat pelindung diri yang rendah, dan kapasitas panen masih dibawah standar perusahaan.
Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis Jacq.) di Seruyan Estate, Kebun Minamas, Kalimantan Tengah Dwi Djosep Hidayat; . Hariyadi
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.412 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30203

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kebun Seruyan Estate yang terletak pada Desa Pembuang Hulu II, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah dari bulan Februari sampai Juni 2015. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui sarana panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, kualitas hasil panen, kualitas hanca panen, transport panen dan alat pelindung diri. Secara umun Kebun Seruyan Estate sudah melakukan kegiatan kebun sesuai dengan standar. Permasalah yang ditemukan di bidang pemanenan yaitu kualitas matang panen dan mutu hancak yang belum memenuhi standar perusahaan.
Pemilihan Batang Bawah dan Teknik Penyambungan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) untuk Meningkatkan Potensi Produktivitas >10 ton/ha dan Tahan Terhadap Cekaman Kekeringan dalam Upaya Mendukung Pengembangan Bioenergi . Hariyadi; Bambang Sapta Purwoko; . Djumali; Muhammad Cholid
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 17 No. 3 (2012): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.273 KB)

Abstract

Development of Jatropha in large scale in dryland requires plant material with high productivity and ability to adapt drought conditions. Attempt to maintain the stability of jatropha production in dry land can be done through grafting technology by combining the advantages of prospective shoot section which has high yield potential as a scion and rootstock candidates from plant material that is able to adapt to limited water availability. Three activities were carried out at the first year experiments including (1) selection method of drought stress that is fast, accurate and simple under laboratory condition, and (2) adaptability study of jatropha rootstock candidates associated with drought stress in glasshouse and in the field. The result showed that the method of drought stress that was fast, accurate and simple under laboratory condition was that using polyethylene glycol. Three jatropha rootstocks, namely IP-3M, Sulawesi 117, dan NTB 047, are tolerant to drought stress associated with drought stress both in glasshouse and in the field condition.