BAMBANG, PURWANTO
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bukan Irregularitas Siklus Menstruasi, Namun Menorrhagia sebagai Faktor Risiko Keputihan Patologis Pada Siswi SMA Full Day di Surabaya Tri, Yuniarti Rini; Budi, Amalia Rize; Atika, Atika; Cahyaning, Putri Eka Arum; Bambang, Purwanto
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14644

Abstract

ABSTRACT Adolescence was the age most at risk for women to experience vaginal discharge. Symptoms accompanying pathological vaginal discharge were more frequently complained of by female full day high school students in Surabaya. Until now, the risk factors associated with symptoms of pathological vaginal discharge in full-day high school students in Surabaya were still unclear. To analyze menstrual history which has the potential to be a risk factor for symptoms of pathological vaginal discharge in full day female students in Surabaya. Female students of SMA Muhammadiyah 2 Surabaya grades 10 and 11 were chosen as the accessible population, because they follow the learning curriculum 5 days a week, from 06.00 to 16.00 WIB. Each respondent was asked to fill out a questionnaire containing questions about the history of vaginal discharge and menstruation experienced in the last three cycles using a cross-sectional approach. Data were analyzed statistically using contingency tables and the Chi Square test to prove the relationship between variables. All respondents had menarche, never had sex and experienced vaginal discharge. Seventy one percent of respondents complained symptoms of pathological vaginal discharge. Most of them were experience for prolonged menstrual day duration in regular menstrual cycle. Menorrhagia, but not irregular menstrual cycles were associated with pathological vaginal discharge symptoms. Female students with a history of prolonged menstrual duration were 2,327 times more likely to complain of symptoms of pathological vaginal discharge. It was not an irregular menstrual cycle, but menorrhagia as a risk factor associated with pathological vaginal discharge symptoms.  Keywords: Menorrhagia, Menstruation, Pathological Vaginal Discharge, Itching, Adolescent  ABSTRAK Remaja merupakan usia yang paling berisiko bagi perempuan mengalami keputihan. Gejala yang menyertai keputihan patologis lebih banyak dikeluhkan oleh siswi SMA full day di Surabaya. Sampai saat ini, faktor risiko yang berhubungan dengan gejala keputihan patologis pada siswi SMA  full day di Surabaya belum diketahui. Tujuan untuk menganalisis riwayat menstruasi yang berpotensi menjadi faktor risiko dari gejala keputihan patologis pada siswi full day di Surabaya. Siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya kelas 10 dan 11 dipilih sebagai populasi terjangkau, karena mengikuti kurikulum belajar 5 hari seminggu, mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Setiap responden diminta mengisi keuesioner yang berisi pertanyaan tentang riwayat keputihan dan menstruasi yang dialami dalam tiga siklus terakhir dengan pendekatan cross sectional. Data dianalisis secara statistik menggunakan tabel kontigensi dan  uji Chi Square untuk membuktikan hubungan antar variabel. Semua siswi yang menjadi responden telah menarche dan belum pernah berhubungan seks. Seluruh responden mengalami keputihan dan 71% responden mengeluhkan gejala keputihan patologis. Siklus menstruasi yang tidak teratur tidak berhubungan dengan gejala keputihan patologis. Siswi yang memiliki riwayat durasi hari menstruasi memanjang berisiko 2,327 kali mengeluhkan gejala keputihan patologis. Bukan siklus menstruasi yang iregular, namun menorrhagia sebagai faktor risiko yang berhubungan dengan gejala keputihan patologis. Kata Kunci: Menorrhagia, Menstruasi, Keputihan Patologis, Gatal, Remaja 
Ternyata Frekuensi Mengakses Konten Porno Memicu Pernikahan Dini Diantara Siswi Madrasah Aliyah Negeri Lu'lu'atul, Fikriah; Bambang, Purwanto; Atika, Atika
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 8 (2024): Volume 4 Nomor 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i8.15128

Abstract

ABSTRACT Early marriage is a marriage between a girl and a boy before the legal age for marriage. According to UU Number 1 of 1974 Article 7 Paragraph 1, couples who marry have a minimum age for marriage which is 16 years old for the bride and 19 years old for the groom. According to the Coordinating Ministry for Human Development and Culture, East Java province has the highest rate of early marriage in 2022, 10.44% higher than the national average. East Java province has the highest number of early marriage dispensation cases in Indonesia, with 15,337 cases, or 29.4 percent of the total cases. The Blitar District Religious Court has authorized 489 child marriages throughout 2022. Various factors can influence the occurrence of early marriage. Early marriage is triggered by pre-marital pregnancy and mass media in addition to being influenced by economic conditions and education levels.  The purpose of this study was to analyze the frequency of accessing pornographic content as a risk factor for early marriage plans. This study uses quantitative methods. The type of research used is analytical observational research with a cross sectional approach. The study population was all XII grade students of MAN 1 Blitar in the 2021/2022 academic year, totaling 160 students with a sample of 72 students taken using the simple random sampling technique. The instrument used in this study was a questionnaire taken from previous research. Data analysis using the Chi-Square test. The results showed that the frequency of accessing pornographic content was a risk factor for early marriage plans in female students MAN with a contingency coefficient of 0.494. Frequency of accessing porn is a risk factor for early marriage plans.  Keywords: Porn Access, Early Marriage, Students, Risk Factor  ABSTRAK Pernikahan dini adalah pernikahan antara anak perempuan dan laki-laki sebelum umur yang sah untuk menikah. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1, pasangan yang menikah memiliki umur minimum untuk menikah yaitu16 tahun untuk calon pengantin perempuan dan 19 tahun untuk calon pengantin laki-laki. Menurut Kemenko PMK, provinsi Jawa Timur memiliki angka pernikahan dini tertinggi di tahun 2022, 10,44% lebih tinggi dari rata-rata nasional. Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah permohonan dispensasi pernikahan dini tertinggi se-Indonesia, yaitu 15.337 kasus, atau 29,4 persen dari total kasus. Pengadilan Agama Kabupaten Blitar telah mengizinkan 489 pernikahan anak sepanjang tahun 2022. Berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya pernikahan dini. Pernikahan dini dipicu oleh kehamilan pra nikah dan media massa selain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis frekuensi mengakses konten porno sebagai faktor risiko rencana pernikahan dini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswi kelas XII MAN 1 Blitar tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 160 siswi dengan sampel 72 siswi yang diambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diambil dari penelitian sebelumnya. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi mengakses konten porno merupakan faktor risiko rencana pernikahan dini pada siswi Madrasah Aliyah Negeri dengan hasil koefisien kontingensi 0,494. Frekuensi mengakses konten porno merupakan faktor risiko rencana pernikahan dini.  Kata Kunci: Akses Konten Porno, Pernikahan Dini, Siswi, Faktor Risiko
Jarang Ganti Pembalut Meningkatkan Risiko Infeksi Gentalia Selama Menstruasi Achmad, Arisandie Derezqi; Bambang, Purwanto; Wittiarika, Diah Ivon
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 8 (2024): Volume 4 Nomor 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i8.15127

Abstract

ABSTRACT In a survey conducted by WHO, the impact of poor Menstrual Hygiene Management (MHM) is often faced by women during menstruation. Maintaining hygiene during menstruation should not be taken lightly because if not done properly it will have a negative impact on women's reproduction. Germs and bacteria will grow and cause reproductive tract infections with skin irritation, unpleasant odor and genital infections. Frequency of changing pads is one of the symptoms of genital infection.  To analyze the relationship between frequency of changing pads with symptoms of genatal infection during menstruation in female students of SMK DR. Soetomo Surabaya. This type of research is an observational analytic quantitative study using the cohort method in 10th and 11th grade students of SMK DR. Soetomo Surabaya. Each respondent was asked to fill out a questionnaire containing questions about menstruation and symptoms of genital infections. Data was analyzed statistically using contigency table and Chi Square test to prove between variables. The results of this study obtained a significant P-value of 0.024 which means that there is a significant relationship between the frequency of changing pads and symptoms of genital infections, after all female students experience menstruation for more than two weeks. After conducting the research, the researcher can conclude that the frequency of changing pads is a risk factor associated with genital infection. Keywords: Menstruation, Gentalia Infection, Adolescents  ABSTRAK Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh WHO dampak dari Manajemen Kebersihan  Menstruasi (MKM) yang buruk kerap di hadapi perempuan saat menstruasi. Menjaga kebersihan saat menstruasi tidak boleh dianggap sepele sebab jika tidak dilakukan dengan benar akan memberikan dampak negatif bagi repsoduksi perempuan. Kuman dan bakteri akan tumbuh dan menimbulkan infeksi saluran reproduksi dengan iritasi pada kulit, bau tidak sedap hingga infeksi genetalia. Frekuensi ganti pembalut adalah salah satu gejala infeksi genetalia.   untuk menganalisis hubungan antara freuensi ganti pembalut dengan gejala infeksi genatalia saat menstruasi pada siswi SMK DR. Soetomo Surabaya. jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan metode kohort pada siswi SMK DR. Soetomo Surabaya kelas 10 dan 11. Setiap responden diminta mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang menstruasi dan gejala infeksi genetalia. Data di analisis secara statistiK menggunakan tabel kontigensi dan uji Chi Square untuk membuktikan antar variabel. Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai signifikan P- Value sebesar 0,024 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi ganti pembalut dengan gejala infeksi genetalia, setelah semua siswi mengalami menstruasi lebih dari dua minggu. Setelah melakukan penelitian, maka peniliti dapat menyimpulkan bahwa frekuensi ganti pembalut merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan gejala infeksi genetalia saat menstruasi. Kata Kunci: Menstruasi, Infeksi Gentalia, Remaja