This Author published in this journals
All Journal JIM Sendratasik
Muslimah, Rina
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PROSES PEMBUATAN RANUB KREASI PADA MASYARAKAT ACEH SAAT INTAT LINTO DAN TUENG DARA BAROE DI TANJONG SELAMAT, DARUSSALAM, ACEH BESAR Muslimah, Rina; Ismawan, Ismawan; Lindawati, Lindawati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Sendratasik Vol 1, No 1 (2016): FEBRUARI 2016
Publisher : Program Studi Pendidkan Seni Drama, Tari dan Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/sendratasik.v1i1.5251

Abstract

ABSTRAKPenelitian berjudul proses pembuatan ranub kreasi pada masyarakat Aceh saat intat linto dan tueng dara baroe di Tanjong Selamat, Darussalam, Aceh Besar mengangkat masalah Bagaimana proses dan makna bentuk ranub kreasi teungkulok teuku umar dan ranub bungong pada saat intat linto dan tueng dara baroe di Tanjong Selamat, Darussalam, Aceh Besar. Pendekatan dengan jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis secara kualitatif. Hasil dari penelitian mendeskripsikan bahwa proses pembuatan ranub kreasi Teungkulok Teuku Umar ialah menggunakan empat jenis bentuk lipatan antaranya: bentuk panjang dan meruncing segitiga (bagian depan atas teungkulok), bentuk segitiga (bagian samping Teungkulok), bentuk serong segitiga (bagian belakang Teungkulok) dan bentuk susunan yang disusun rapi yang ditusuk dengan cengkeh (bagian bawah Teungkulok) dan keempat motif tersebut kemudian dikreasikan di atas batang pisang yang sudah dibentuk seperti topi Aceh/Teungkulok yang biasanya dibawakan pada upacara intat linto. Sedangkan Proses membuat ranub kreasi bungong menggunakan tiga bentuk lipatan yaitu bentuk yang dirangkai dengan kawat bunga dan bentuk segi tiga yang kemudian dijahit dengan menggunakan benang dan jarum diatas kardus bekas yang sudah dibentuk menyerupai daun. Kedua bentuk lipatan ini sama seperti proses membuat Teungkulok, sedangkan bentuk ke tiga ialah daun sirih ditusuk rapi dengan kawat, kemudian dikreasikan di atas batang pisang yang sudah dibentuk tiga tingkatan lalu dikreasikan berbentuk bunga yang disebut ranub kreasi bungong yang biasa dibawakan pada upacara tueng dara baro. Makna ranub kreasi Teungkulok Teuku Umar ialah simbol pemimpin atau raja bermakna gagah, berani dan memiliki jiwa kepemimpinan, guna tujuan pria dalam berumah tangga yaitu mampu memimpin sebuah keluarga. Sedangkan ranub bungong ialah bunga yang bermakana anak dara atau gadis yang akan dipersuntingkan.Kata kunci: Proses, ranub kreasi, perkawinan Adat Aceh.