The thought presented emerged from personal experience and reflection, and informal interviews. Eleven reasons proposed by those people interested in physics, includes its level of difficulty; its structure and formal operation; gap between physics andphysics education; gradeon physicsasthe indicatorof students' quality; non selective equpments used in lower secondary level; mismatch between students' conseptions and their scientific concepts emerging from varying terms and language usage; different view of physics teachers' love in physics and physicists' love in history of physics; imbalance omount of concepts to be studied and effective hours in school; inappropriate topics sequence; and physics education and its presentation which favour male students. Those reasons are tentative and requiring further clarification by educationists with physics backgrounds.ABSTRAKStudi untuk menjawab pertanyaan di atas dan "Siapa yang seharusnya meneliti?" dilakukan dengan menggunakan refleksi, pengalaman pribadi, serta wawancara secara informal. Sebelas alasan dikemukakan berkenaan dengan jumlah peminat fisika karena tingkat kesulitannya; struktur fisika yang menuntut tingkat penalaran formal; rumpang antara kemajuan fisika sebagai ilmu dan pendidikannya; nilai fisika sebagai penyeleksi kualitas siswa; kurang selektifnya alat-alat pelajaran fisika di tingkat sekolah menengah pertama; tidak sejalannya pengertian siswa dan pengertian yang sesungguhnya menurut ilmu akibat istilah dan bahasa; kecintaan guru fisika akan bidangnya; kecintaan fisikawan akan sejarah fisika; kurang seimbangnya beban konsep fisika yang harus dipelajari dengan waktu yang tersedia di sekolah; ketidaktepatan urutan topik; serta pendidikan dan cara penyajian fisika disekolah sangat kelaki-lakian akibat dominasi laki-laki sebagai fisikawan dan guru fisika. Jawaban di atas merupakan kemungkinan jawaban yang masih memerlukan pengkajian lebih lanjut yang lebih teliti dan melibatkan peneliti dengan latar belakang fisika yang terlibat dalam pengajaran fisika.