Ni Kadek Ariasih .
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE VERB-FORMING AFFIXATION IN SIDETAPA DIALECT OF BALINESE: A MORPHOPHONEMIC ANALYSIS ., Ni Kadek Ariasih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3367

Abstract

The study aimed at discovering data and information about the number of prefixes and suffixes found in Sidetapa Dialect of Balinese (SDB) having role in constructing verb. This study was designed by using descriptive qualitative approach. The main informant of this study was one family which was chosen based on certain criteria. The data was collected by means of word lists: Swadesh, Nothofer, Holle, and Budasi and sentence list. Some natural speeches produced among family member with their neighbors and friends were also recorded. The obtained data were analyzed descriptively. The result revealed that there were two prefixes having role in constructing verb, namely: prefix {ma- and N-} and three suffixes {-ng, -a, and -na}. All of the prefixes experienced morphophonemic process in certain condition. Prefix {ma-} underwent morphophonemic process in the form of deleting phoneme /a/ in prefix {ma-} itself when it was added into any base which had an initial vowel. And prefix {N-} was indicated by its change into some allomorphs namely: |n-|, |ny-|, |ng-|, |m| when they were attached into a particular base. Meanwhile the suffix experiencing morphophonemic process was suffix {-ang}. Each prefix and suffix had more than one meaning depending on the bases attached into it. The usage of each prefix and suffix was also different. It is expected that this study can be used as a reference for the other researchers that interest in exploring more about SDB, especially the availability of the affixes and their changes. Kata Kunci : prefix, suffix, verb formation, morphophonemic process, Sidetapa Dialect of Balinese Penelitian ini bertujuan untuk menemukan data dan informasi tentang jumlah awalan dan akhiran yang mempunyai peran untuk membentuk kata kerja dalam dialek Sidetapa. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Informan utama dalam penelitian ini yaitu satu keluarga yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Data dikumpulkan dengan menggunakan daftar kata yang disusun oleh: Swadesh, Nothofer, Holle, and Budasi, daftar kalimat. Beberapa percakapan antara anggota keluarga, anggota keluarga dengan temannya dan juga dengan tetangganya juga direkam. Data yang sudah diperoleh dianalis secara deskriptif. Hail penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua awalan yang memiliki peran untuk membuat kata kerja yaitu awalan {ma- and N-} dan tiga akhiran {-ng, -a, and -na}. Semua awalan tersebut mengalami proses morpofonemik dalam beberapa kondisi tertentu. Awalan {ma-} mengalami proses morpofonemik yang ditandai dengan penghilangan fonem [a] terhadap awalan {ma-} itu sendiri ketika awalan tersebut digabungkan dengan kata dasar yang berinisial vowel. Sedangkan awalan{N-}dicirikan dengan allomorph yang dimilikinya yaitu |n-|, |ny-|, |ng-|, |m| ketika digabungkan dengan kata dasar tertentu. Sedangkan akhiran yang mengalami proses morpofonemik yaitu akhirin {-ang}. Masing-masing awalan maupun akhiran memiliki makna yang bervariasi tergantung dari kata dasar yang dilekatkan. Penggunaanya dari masing-masing awalan maupun akhiran tersebut jga berbeda-beda. Penulis sangat berharap agar penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk mengksplor lebih dalam lagi tentang dialek Sidetapa khusunya keberadaan imbuhan-imbuhan dan perubahannya. keyword : awalan, akhiran, pembentukan kata kerja, proses morpofonemik, dialek Sidetapa
DEVELOPING PROJECT-BASED INSTRUCTIONAL MATERIALS WITH CHARACTER INSERTION ACCORDING TO CURRICULUM 2013 FOR GRADE SEVEN OF JUNIOR HIGH SCHOOL ., NI KADEK ARIASIH; ., DR. LUH PUTU ARTINI, M.A.; ., DR. NI MADE RATMININGSIH, M.A.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Indonesia Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi pembelajaran untuk mengajar Bahasa Inggris menggunakan pembelajaran berbasis proyek berdasarkan kurikulum 2013 untuk siswa kelas tujuh dan mendeskripsikan bagimana materi pembelajaran bebasis proyek berpeluang untuk mengirtasikan nilai-nilai karakter. Penelitian ini menggunakan desain pengembangan oleh Sugiyono (2011), dan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Singaraja, dimana dua guru Bahasa Inggris dan satu dosen dari Universitas Pendidikan Ganesha dipilih untuk menjadi penguji ahli. Data didapatkan dengan cara observasi, wawancara, penyebaran mengisi kuisioner, dan studi dokumen, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 kompetensi dasar yang dikembangkan menjadi 8 proyek dalam produk yang dikembangkan.. Sementara itu, ada 10 karakter yang dimasukkan ke dalam proyek yang dilatih untuk dimiliki oleh siswa melalui aktifitas dalam pengerjaan proyek. Mengenai kualitas produk, ditemukan bahwa nilai rerata produk dari uji ahli sebesar 4.54, melebihi skor interval 4.05. Temuan ini mengindikasikan bahwa produk termasuk materi yang sangat baik dan materi yang dikembangkan telah secara jelas merepresentasikan apa yang disebutkan dalam teori pembelajaran berbasis proyek dan harapan dari Kurikulum 2013. Kata Kunci : Kata-kata Kunci: Kurikulum 2013, materi pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek, pendidikan karakter This study aimed at: a) developing materials for teaching English using Project-Based Learning according to Curriculum 2013 for grade seven of junior high school, b) describing how the characters values were inserted into Project-Based Learning according to Curriculum 2013 for grade seven of junior high school, and 3) describing the quality of the developed materials. The study employed research and development design proposed by Sugiyono (2011) and was conducted in SMP Negeri 1 Singaraja, where two English teachers were selected as expert judges. Furthermore, one lecturer from Ganesha University of Education was also selected as expert judge to judge the quality of product being developed. The data were collected by means of observation, interview, administering questionnaire, and document study, and were analyzed descriptively. The results of the study showed that there were six basic competences in seventh grade which were developed into 8 different projects as a product of recent research. Meanwhile, there were ten character values that were smoothly practiced and inserted into project activities. Moreover, regarding the quality of the product, the findings showed that the mean score of the developed materials was 4.54, exceeding the interval score of 4.05 ( ). This indicates that the developed material was categorized as excellent material and the product had represented what was suggested by the theory proposed by Thomas which was used as a grand theory in recent study. Thus, it can be concluded that the developed materials are applicable to the implementation of Curriculum 2013.keyword : Curriculum 2013, instructional material, Project-Based Learning, characters values
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif SAVI Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar IPA SD ., Ni Kadek Ariasih; ., Ida Bagus Gede Surya Abadi, SE., M.Pd; ., Dr. I G. A. Agung Sri Asri,M.Pd
MIMBAR PGSD Undiksha Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpgsd.v2i1.1882

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas V SDN 4 Tonja. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan “Nonequivalent kontrol group design”. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 4 Tonja Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 93 orang siswa dan terbagi ke dalam dua kelas yaitu kelas VA dan kelas VB. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda biasa dan data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik t-test (uji-t). Berdasarkan taraf signifikansi 5% dan dk= 91 diperoleh hasil (thitung= 34,02 > ttabel = 2,000). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen adalah 79,60 dan nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 61,71. Dengan demikian, dapat dikatakan model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Tonja. Maka dapat direkomendasikan model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.Kata Kunci : Kata-kata kunci : Kooperatif Tipe SAVI , Media Konkret, Hasil Belajar Abstract The purpose of this study was to determine significant difference science learning outcomes of students that learned through cooperative learning model somatic, auditory, visual, intellectual aided concrete media with students that learned through conventional teaching fifth grade students four public elementary school Tonja . This study was quasi-experimental study with a draft " Nonequivalent kontrol group design". The subjects were all students in fifth grade students four public elementary school Tonja Academic Year 2013/2014 consists of 93 students and divided into two classes , namely VA and VB classes . Science learning outcomes data was collected by instruments in the form of multiple choice objective test regular and these data were analyzed by using t - test statistiks ( t-test ) . Based on the 5% significance level and df = 91 obtained results (t = 34.02 > table = 2.000). This shows there are significant differences between the learning outcomes of students that learned science through cooperative learning model somatic , auditory, visual , intellectual aided concrete media with students that learned through conventional learning . The average value for the experimental group was 79.60 and the average value of the kontrol group was 61.71 . Thus, it can be said cooperative learning model somatic, auditory, visual, media -assisted concrete intellectual influence on science learning outcomes fifth grade students four public elementary school Tonja. It can be recommended cooperative learning model somatic, auditory, visual, intellectual aided concrete media on science learning in elementary school. keyword : Key words : Cooperative Type SAVI , Concrete Media, Learning Outcomes
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif SAVI Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar IPA SD ., Ni Kadek Ariasih; ., Ida Bagus Gede Surya Abadi, SE., M.Pd; ., Dr. I G. A. Agung Sri Asri,M.Pd
MIMBAR PGSD Undiksha Vol. 2 No. 1 (2014): Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpgsd.v2i1.1882

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas V SDN 4 Tonja. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan “Nonequivalent kontrol group design”. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 4 Tonja Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 93 orang siswa dan terbagi ke dalam dua kelas yaitu kelas VA dan kelas VB. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda biasa dan data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik t-test (uji-t). Berdasarkan taraf signifikansi 5% dan dk= 91 diperoleh hasil (thitung= 34,02 > ttabel = 2,000). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen adalah 79,60 dan nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 61,71. Dengan demikian, dapat dikatakan model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Tonja. Maka dapat direkomendasikan model pembelajaran kooperatif somatis, auditori, visual, intelektual berbantuan media konkret pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.Kata Kunci : Kata-kata kunci : Kooperatif Tipe SAVI , Media Konkret, Hasil Belajar Abstract The purpose of this study was to determine significant difference science learning outcomes of students that learned through cooperative learning model somatic, auditory, visual, intellectual aided concrete media with students that learned through conventional teaching fifth grade students four public elementary school Tonja . This study was quasi-experimental study with a draft " Nonequivalent kontrol group design". The subjects were all students in fifth grade students four public elementary school Tonja Academic Year 2013/2014 consists of 93 students and divided into two classes , namely VA and VB classes . Science learning outcomes data was collected by instruments in the form of multiple choice objective test regular and these data were analyzed by using t - test statistiks ( t-test ) . Based on the 5% significance level and df = 91 obtained results (t = 34.02 > table = 2.000). This shows there are significant differences between the learning outcomes of students that learned science through cooperative learning model somatic , auditory, visual , intellectual aided concrete media with students that learned through conventional learning . The average value for the experimental group was 79.60 and the average value of the kontrol group was 61.71 . Thus, it can be said cooperative learning model somatic, auditory, visual, media -assisted concrete intellectual influence on science learning outcomes fifth grade students four public elementary school Tonja. It can be recommended cooperative learning model somatic, auditory, visual, intellectual aided concrete media on science learning in elementary school. keyword : Key words : Cooperative Type SAVI , Concrete Media, Learning Outcomes
THE VERB-FORMING AFFIXATION IN SIDETAPA DIALECT OF BALINESE: A MORPHOPHONEMIC ANALYSIS ., Ni Kadek Ariasih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3367

Abstract

The study aimed at discovering data and information about the number of prefixes and suffixes found in Sidetapa Dialect of Balinese (SDB) having role in constructing verb. This study was designed by using descriptive qualitative approach. The main informant of this study was one family which was chosen based on certain criteria. The data was collected by means of word lists: Swadesh, Nothofer, Holle, and Budasi and sentence list. Some natural speeches produced among family member with their neighbors and friends were also recorded. The obtained data were analyzed descriptively. The result revealed that there were two prefixes having role in constructing verb, namely: prefix {ma- and N-} and three suffixes {-ng, -a, and -na}. All of the prefixes experienced morphophonemic process in certain condition. Prefix {ma-} underwent morphophonemic process in the form of deleting phoneme /a/ in prefix {ma-} itself when it was added into any base which had an initial vowel. And prefix {N-} was indicated by its change into some allomorphs namely: |n-|, |ny-|, |ng-|, |m| when they were attached into a particular base. Meanwhile the suffix experiencing morphophonemic process was suffix {-ang}. Each prefix and suffix had more than one meaning depending on the bases attached into it. The usage of each prefix and suffix was also different. It is expected that this study can be used as a reference for the other researchers that interest in exploring more about SDB, especially the availability of the affixes and their changes. Kata Kunci : prefix, suffix, verb formation, morphophonemic process, Sidetapa Dialect of Balinese Penelitian ini bertujuan untuk menemukan data dan informasi tentang jumlah awalan dan akhiran yang mempunyai peran untuk membentuk kata kerja dalam dialek Sidetapa. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Informan utama dalam penelitian ini yaitu satu keluarga yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Data dikumpulkan dengan menggunakan daftar kata yang disusun oleh: Swadesh, Nothofer, Holle, and Budasi, daftar kalimat. Beberapa percakapan antara anggota keluarga, anggota keluarga dengan temannya dan juga dengan tetangganya juga direkam. Data yang sudah diperoleh dianalis secara deskriptif. Hail penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua awalan yang memiliki peran untuk membuat kata kerja yaitu awalan {ma- and N-} dan tiga akhiran {-ng, -a, and -na}. Semua awalan tersebut mengalami proses morpofonemik dalam beberapa kondisi tertentu. Awalan {ma-} mengalami proses morpofonemik yang ditandai dengan penghilangan fonem [a] terhadap awalan {ma-} itu sendiri ketika awalan tersebut digabungkan dengan kata dasar yang berinisial vowel. Sedangkan awalan{N-}dicirikan dengan allomorph yang dimilikinya yaitu |n-|, |ny-|, |ng-|, |m| ketika digabungkan dengan kata dasar tertentu. Sedangkan akhiran yang mengalami proses morpofonemik yaitu akhirin {-ang}. Masing-masing awalan maupun akhiran memiliki makna yang bervariasi tergantung dari kata dasar yang dilekatkan. Penggunaanya dari masing-masing awalan maupun akhiran tersebut jga berbeda-beda. Penulis sangat berharap agar penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk mengksplor lebih dalam lagi tentang dialek Sidetapa khusunya keberadaan imbuhan-imbuhan dan perubahannya. keyword : awalan, akhiran, pembentukan kata kerja, proses morpofonemik, dialek Sidetapa