Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perjuangan dan Realitas Gender dalam Puisi "Perempuan Yang Tergusur" karya W.S Rendra Asia*, Asia; Ridwan, Ridwan; Wulandari, Welda
Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Vol 13, No 2 (2024): Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Publisher : Universitas Suryakanca

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/alinea.v13i2.4148

Abstract

This article will describe gender inequality and social stereotypes in a poem. This study uses a qualitative approach because poetry is subjective and full of symbolic meaning, which allows for an in-depth approach to understanding and interpreting the poem's message. The results of the study show that the poem “Perempuan yang Tergusur” by W.S. Rendra intensely describes the struggle of marginalized women through the combination of natural elements with emotional and social journeys. In addition, from a feminist perspective, the poem depicts issues such as sexual exploitation, oppression, legal injustice, and eviction as a result of inequality. This is a deep, thought-provoking depiction of inequality and women's struggles, making this poem a call for more just and equal change.Keywords: feminism; inequality; poetry Abstrak:Artikel ini akan menggambarkan ketidaksetaraan gender dan stereotip sosial dalam sebuah puisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena puisi bersifat subjektif dan penuh makna simbolis, yang memungkinkan pendekatan mendalam untuk memahami dan menginterpretasikan pesan puisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi “Perempuan yang Tergusur” karya W.S. Rendra menggambarkan secara intens perjuangan perempuan yang terpinggirkan melalui penggabungan elemen alam dengan perjalanan emosional dan sosial. Selain itu, dari kaca mata feminisme dalam puisi tergambar isu-isu seperti eksploitasi seksual, penindasan, ketidakadilan hukum, dan pengusiran sebagai akibat ketidaksetaraan. Inilah gambaran mendalam yang menggugah pemikiran mengenai ketidaksetaraan dan perjuangan perempuan, menjadikan puisi ini sebagai panggilan untuk perubahan yang lebih adil dan setara.Katakunci: feminisme; ketidaksetaraan; puisi