Primawati, Ariani
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MICROAUTOLOGOUS FAT TRANSPLANTATION (MAFT) SEBAGAI REKONSTRUKSI LANJUTAN PADA KASUS DEFORMITAS MAKSILOFASIAL PASCA TRAUMA Perdanakusuma, Ardea Ramadhanti; Primawati, Ariani; Budiman
Jurnal Rekonstruksi dan Estetik Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal Rekonstruksi dan Estetik, Desember 2021
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1546.655 KB) | DOI: 10.20473/jre.v6i2.31832

Abstract

Highlights: Pentingnya evaluasi FOL sejak awal setelah cedera inhalasi. Sekuel cedera inhalasi pada subglotis dapat dicegah dengan menggunakan ETT ukuran kecil dengan tekanan cuff yang tidak terlalu tinggi. Abstrak: Latar Belakang:  Teknik  Microautologous  Fat  Transplantation  (MAFT)  merupakan sebuah metode yang relatif baru untuk memindahkan lemak dari lokasi tubuh tertentu ke  lokasi  tubuh  yang  diinginkan  dengan  suatu  alat  khusus.  Teknik  transfer  lemak sebenarnya  sudah  dilakukan  sejak  tahun  1893  namun  terkendala  dengan  masih banyaknya  lemak  yang  diresorpsi  sehingga  memerlukan  beberapa  kali    tindakan ulangan. Ilustrasi Kasus: Wanita,  39  tahun  datang  dengan keluhan pipi cekung dan bibir asimetris. Pasien sudah menjalani operasi oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik di RS Siloam  dengan diagnosis fraktur Zygomaticomaxillary Complex (ZMC) kanan dan luka robek pipi kanan dilakukan reposisi dengan  miniplate, screw, dan rekontruksi penutupan luka. Jaringan  lemak  diambil  dengan  spuit  60  cc  tekanan  negatif kemudian  dilakukan  sentrifugasi  dengan  kecepatan  3000  rpm  selama  10  menit  untuk memisahkan  komponen  lemak  dan  plasma.  Lapisan  lemak  murni  selanjutnya ditransplantasikan  pada  area  wajah  menggunakan  MAFT  Gun  di  bawah  mata  3.5  ml, pipi 20.5 ml, dagu 3 ml, dan pelipis 1 ml. Hasil: Lama tindakan 2 jam 30 menit, prosedur anestesi sedasi sedang dan blok nervus infraorbitalis,  nervus  mentalis, nervus  supraorbitalis,  dan  nervus  supratrochealis ipsilateral.  Deformitas  dapat  teratasi,  longterm  follow  up  3  bulan  pasca  operasi  tidak banyak jaringan lemak yang diresorpsi, sehingga penampilan masih baik. Hasil  MAFT  cukup memuaskan  bagi  pasien,  sehingga  memungkinkan  prosedur  MAFT  menjadi  alternatif solusi  untuk  mengoreksi  deformitas  maksilofasial  pasca  reposisi  dan  fiksasi  yang mungkin hanya memerlukan tindakan touch up satu sampai dua kali saja. Kesimpulan: Teknik  MAFT  Gun  merupakan  prosedur  yang  efektif  untuk  memperbaiki kontur wajah, peremajaan wajah, memperbaiki area yang cekung, dan mengembalikan volume  termasuk  mengoreksi  deformitas  wajah  akibat  fraktur  maksilofasial  pasca reposisi  fraktur  maksilofasial  yang  kurang  sempurna.  Prosedur  yang  dilakukan  relatif tidak  invasif.  Jaringan  lemak  dapat  diambil  dari  berbagai  area  tubuh  yang  memiliki jaringan  lemak  berlebih.  Menggunakan  MAFT  Gun  yang  telah  tersertifikasi,  proses transfer  lemak  dapat  dilakukan  secara  akurat  dan  konsisten.