Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERJADINYA PERITONITIS PADA PASIEN CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS (CAPD) DI RUMAH SAKIT UMUM Dr SAIFUL ANWAR MALANG ., Supono
Jurnal Keperawatan Vol 1, No 2 (2010): Juli
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.542 KB) | DOI: 10.22219/jk.v1i2.403

Abstract

Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Terjadinya Peritonitis pada Pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) di Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar MalangContributing Factors For Peritonitis Incidence On Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) Patients In Dr Saiful Anwar Malang HospitalSuponoProgram Studi Keperawatan Lawang Poltekkes Kemenkes MalangJl. A. Yani No 1 Lawang 65218e-mail: onop_kmb@yahoo.comABSTRAKContinuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) adalah dialisis yang dilakukan melalui rongga peritonium (rongga perut) dengan selaput atau membran perutonium berfungsi sebagai filter. Tindakan CAPD dilakukan dengan insisi kecil pada dinding abdomen untuk pemasangan kateter, risiko komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi pada peritonium (peritonitis). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang berkontribusi terjadinya peritonitis pada pasien CAPD di Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar Malang Jawa Timur. Jenis penelitian deskkriptif korelasi dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel penelitian 22 pasien peritonitis CAPD dan 13 perawat dialisis, dengan tehnik pengambilan sample menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara status nutrisi (p = 0,032), kemampuan perawatan (p = 0,024) dengan kejadian peritonitis pada pasien CAPD. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p = 0,702), jenis kelamin (p = 0,669), tingkat pendidikan (p = 0,771), penghasilan (p = 1,000), personal hygine (p = 0,387), support system (p = 1,000), fasilitas perawatan (p = 0,088), standar struktur (p = 0,203), standar proses (p = 0,559) dengan kejadian peritonitis pada pasien CAPD. Rekomendasi untuk perawat meningkatkan kunjungan rumah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan dialisis dan pengeloaan nutrisi seimbang. Saran untuk pasien diharapkan mengikuti prosedur standar perawatan yang telah diajarkan.Kata kunci: peritonitis, CAPD, perawat, pasien CAPDABSTRACTContinuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) is a dialysis conducted through peritonium with perutonium membrane functions as a filter. CAPD procedure is conducted by making small incision on abdomen wall to insert catheter. Complication risk which often happens is the infection on peritoneum (peritonitis). The purpose of this research was to find out the relationship between contributing factors for peritonitis incidence on CAPD patients in Dr Saiful Anwar hospital in Malang, East Java. The type of this research was correlation descriptive cross sectional study design. The number of the sample were 22 peritonitis CAPD patients and 13 dialysis patients, using total sampling technique. The result showed that there was significant relationship between nutrition status (p = 0,032), treatment capability (p = 0,024) with peritonitis incidence on CAPD patients. There was no significant relationship between age (p = 0,702), sex or gender (p = 0,669), level of education (p = 0,771), income (p = 1,000), personal hygiene (p = 0,387), support system (p = 1,000), treatment facilities (p = 0,088), structure standard (p = 0,203), process standard (p = 0,559) with peritonitis incidence on CAPD patients. It is recommended to nurses to increase home visit to give health education about dialysis treatment and balanced nutrition management. It is also suggested to the patients to follow procedure for standard treatment which had been taught to them.Keywords: peritonitis, CAPD, nurse, CAPD patient
PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET RENDAH GULA TERHADAP SEKRESI SALIVA PADA PASIEN HEMODIALISA DALAM PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG JAWA TIMUR -, Supono; -, Siswanto; -, Marsaid
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mulut kering (xerostomia) dan rasa haus adalah kondisi di mana kekurangan cairan dalam mukosa mulut dan sensasi haus karena kekurangan cairan. Pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis yang mengalami xerostomia dan rasa harus berisiko untuk mengkonsumsi cairan yang berlebihan sehingga berdampak buruk terhadap kesehatannya karena terjadi overload cairan dalam tubuhnya. Tujuan mengetahui pengaruh pemberian permen karet rendah gula terhadap sekresi saliva sebagai pengendalian rasa haus dan mulut kering pada pasien hemodialisa dalam pengontrolan Interdialytic Weight Gain (IDWG). Metode yang digunakan dalama penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan komparasi. Jumlah sampel adalah 20 responden dengan menggunakan teknik sampling purposiv sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test (sebelum dilakukan treatmen) dengan nilai post test (setelah dilakukan treatmen) dengan menggunakan permen karet rendah gula terhadap aliran sekresi saliva (.000). Berdasarkan hasil penelitian hendaknya dapat digunakan sebagai alternatif tindakan untuk pengendalian rasa haus dan mulut kering dengan menguyah permen rendah gula.Kata kunci: permen karet rendah gula, sekresi saliva, mulut kering, rasa haus
STUDI ANALISIS KEJADIAN KOMPLIKASI PERITONITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWATAN MANDIRI KLIEN CAPD -, Supono; -, Siswanto; Sri Dwi H. S., Endang
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Continuouse Ambulatory Peretoneal Dialysis (CAPD) merupakan dialisis yang dilakukan melalui rongga peritonium (rongga perut) dengan selaput/membran peritoneum berfungsi sebagai filter. Tindakan ini dilakukan dengan insisi kecil pada dinding abdomen untuk pemasangan kateter, risiko komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi pada peritoneum (peritonitis). Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kemampuan perawatan mandiri pada klien yang pernah terjadi peritonitis dan yang belum pernah di Ruang Unir Renal. Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Jawa Timur. Janis penelitian analitik komparasi dengan rancangan dengan rancangan Cross Sectional study. Besaran sampel penelitian masing-masing 30 responden terdiri pemah terjadi peritonitis dan belum pernah terjadi peritonitis. Hasil penelitian menunjukkan signifikansi a (0.010 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara responden yang pemah dan belum pernah terjadi peritonitis dengan perawatan mandiri yang dilakukan responden. Rekomendasi untuk perawat meningkatkan kunjungan rumah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan dialisis dan pengelolaan nutrisi yang seimbang. Saran pasien diharapkan mengikuti prosedur standar perawatan yang telah diajarkan.Kata kunci: peritonitis, CAPD, perawatan mandiri.
STUDI ANALISIS KEJADIAN KOMPLIKASI PERITONITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWATAN MANDIRI KLIEN CAPD Supono -; Siswanto -; Endang Sri Dwi H. S.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 8 (2013): Juni 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.991 KB)

Abstract

Continuouse Ambulatory Peretoneal Dialysis (CAPD) merupakan dialisis yang dilakukan melalui rongga peritonium (rongga perut) dengan selaput/membran peritoneum berfungsi sebagai filter. Tindakan ini dilakukan dengan insisi kecil pada dinding abdomen untuk pemasangan kateter, risiko komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi pada peritoneum (peritonitis). Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kemampuan perawatan mandiri pada klien yang pernah terjadi peritonitis dan yang belum pernah di Ruang Unir Renal. Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Jawa Timur. Janis penelitian analitik komparasi dengan rancangan dengan rancangan Cross Sectional study. Besaran sampel penelitian masing-masing 30 responden terdiri pemah terjadi peritonitis dan belum pernah terjadi peritonitis. Hasil penelitian menunjukkan signifikansi < a (0.010 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara responden yang pemah dan belum pernah terjadi peritonitis dengan perawatan mandiri yang dilakukan responden. Rekomendasi untuk perawat meningkatkan kunjungan rumah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan dialisis dan pengelolaan nutrisi yang seimbang. Saran pasien diharapkan mengikuti prosedur standar perawatan yang telah diajarkan.Kata kunci: peritonitis, CAPD, perawatan mandiri.
PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET RENDAH GULA TERHADAP SEKRESI SALIVA PADA PASIEN HEMODIALISA DALAM PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG JAWA TIMUR Supono -; Siswanto -; Marsaid -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 7 (2012): Desember 2012
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2114.457 KB)

Abstract

Mulut kering (xerostomia) dan rasa haus adalah kondisi di mana kekurangan cairan dalam mukosa mulut dan sensasi haus karena kekurangan cairan. Pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis yang mengalami xerostomia dan rasa harus berisiko untuk mengkonsumsi cairan yang berlebihan sehingga berdampak buruk terhadap kesehatannya karena terjadi overload cairan dalam tubuhnya. Tujuan mengetahui pengaruh pemberian permen karet rendah gula terhadap sekresi saliva sebagai pengendalian rasa haus dan mulut kering pada pasien hemodialisa dalam pengontrolan Interdialytic Weight Gain (IDWG). Metode yang digunakan dalama penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan komparasi. Jumlah sampel adalah 20 responden dengan menggunakan teknik sampling purposiv sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test (sebelum dilakukan treatmen) dengan nilai post test (setelah dilakukan treatmen) dengan menggunakan permen karet rendah gula terhadap aliran sekresi saliva (.000). Berdasarkan hasil penelitian hendaknya dapat digunakan sebagai alternatif tindakan untuk pengendalian rasa haus dan mulut kering dengan menguyah permen rendah gula.Kata kunci: permen karet rendah gula, sekresi saliva, mulut kering, rasa haus