Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DISTILASI MINYAK DAUN CENGKEH DI DESA PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA A., Awaluddin
AGROTEKBIS Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : AGROTEKBIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perumusan strategi apa yang tepat dan dapat digunakan untuk mengembangkan usaha destilasi minyak atsiri yang berbahan baku limbah daun cengkeh yang terletak di Desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Alat analisis yang digunakan untuk menentukan strategi dan kelayakan pengembangan usaha ini adalah menggunakan analisis SWOT  Strenghts (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Tahapan dalam analisis SWOT adalah identifikasi faktor internal dan ekstermal perusahan, penentuan IFAS dan EFAS, diagram SWOT dan Diagram Matriks SWOT, dari hasil analisis tersebut ditemukan formulasi strategi pengembangan yang tepat yaitu strategi S-O Strenghts (kekuatan)-Opportunities (peluang) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang terdiri dari tiga strategi yaitu : Memaksimalkan penggunaan teknologi  untuk meningkatkan produksi agar supaya kebutuhan konsumen bisa terpenuhi, meningkatnya harga produk harus selalu diiringi dengan penngkatan kualitas produk yang dihasilkan dengan cara lebih selektif memilih bahan baku  dan menyeimbangkan harga produk dengan harga bahan baku agar masyarakat termotivasi untuk memungut daun cengkeh dan produksi dapat ditingkatkan agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DISTILASI MINYAK DAUN CENGKEH DI DESA PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA A., Awaluddin
AGROTEKBIS Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : AGROTEKBIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perumusan strategi apa yang tepat dan dapat digunakan untuk mengembangkan usaha destilasi minyak atsiri yang berbahan baku limbah daun cengkeh yang terletak di Desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Alat analisis yang digunakan untuk menentukan strategi dan kelayakan pengembangan usaha ini adalah menggunakan analisis SWOT  Strenghts (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Tahapan dalam analisis SWOT adalah identifikasi faktor internal dan ekstermal perusahan, penentuan IFAS dan EFAS, diagram SWOT dan Diagram Matriks SWOT, dari hasil analisis tersebut ditemukan formulasi strategi pengembangan yang tepat yaitu strategi S-O Strenghts (kekuatan)-Opportunities (peluang) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang terdiri dari tiga strategi yaitu : Memaksimalkan penggunaan teknologi  untuk meningkatkan produksi agar supaya kebutuhan konsumen bisa terpenuhi, meningkatnya harga produk harus selalu diiringi dengan penngkatan kualitas produk yang dihasilkan dengan cara lebih selektif memilih bahan baku  dan menyeimbangkan harga produk dengan harga bahan baku agar masyarakat termotivasi untuk memungut daun cengkeh dan produksi dapat ditingkatkan agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi.
Adsorption and Characterization of Activated Sugarcane Bagasse Using Sodium Hydroxide Priyanto, Ade; F., Malik; Muhdarina, Muhdarina; A., Awaluddin
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 8 No 3 (2021): Edition for January 2021
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2021.8-ade

Abstract

Sugarcane Bagasse can be used as an adsorbent both under natural conditions and modified by chemical activation using sodium hydroxide (NaOH). Activation of sugarcane bagasse with NaOH was carried out at variations of 5:1, 10:1, and 20:1 (w/w). The absorption ability of bagasse adsorbent to methylene blue solution was carried out with the parameters of variation of contact time (60, 90, 120, 150, and 180 minutes), adsorbate concentration (20, 30, 40, 50, and 60 ppm) and temperature (30, 40, 50, and 60 oC). The adsorbent's characterization included determining the functional groups using FTIR, morphology, and mass of elements using SEM-EDX, and determining the surface area and volume of adsorbent pores using the BET methods. The highest adsorption percentage results were found in the NASB10:1 adsorbent at 99.50%. The optimum conditions for the NASB10:1 adsorbent are with a contact time of 120 minutes, an adsorbate concentration of 50 ppm and a temperature of 30 oC or 303 K. The NASB10:1 adsorbent has the highest surface area compared to other adsorbents, namely 2.803 m2/g so that it can perform the maximum absorption of methylene blue.