Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis dan Perencanaan Penyediaan Air Baku Menggunakan Program Epanet 2.2 Di Desa Plumutan, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang Almaida, Achmad Iqbal; Firdaus, Teezar Muhammad; Santosa, Budi; Mulyanto, Yohanes Yuli
G-SMART Vol 8, No 1: Juni 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gsmart.v8i1.11841

Abstract

Pada tahun 2023, sebagian wilayah Kabupaten Semarang, termasuk Desa Plumutan di Kecamatan Bancak, mengalami dampak dari bencana kekeringan. Kekeringan merupakan bencana yang timbul akibat kurangnya ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air baku yang dibutuhkan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ini, direncanakan sistem jaringan distribusi air baku yang dapat memenuhi kebutuhan air di Desa Plumutan dari tahun 2023 hingga 2043. Kebutuhan air baku dihitung berdasarkan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk, dianalisis menggunakan metode eksponensial, serta ketersediaan air di Sungai Tuntang, dianalisis menggunakan metode Mock. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan air baku di Desa Plumutan per 5 tahun dari tahun 2023 hingga 2043 bervariasi. Jumlah terendah terjadi pada tahun 2028 sebesar 0,0036 m3/dtk dengan jumlah penduduk 3.496 jiwa, sementara tertinggi mencapai 0,0046 m3/dtk pada tahun 2043 dengan jumlah penduduk 4.393 jiwa. Hasil analisis ketersediaan air menunjukkan nilai terendah pada bulan Oktober, yaitu sebesar 0,398 m3/dtk, dan nilai tertinggi pada bulan Januari, yaitu sebesar 8,890 m3/dtk. Perencanaan jaringan distribusi air baku dilakukan menggunakan program Epanet 2.2 dengan penggunaan jenis pipa HDPE dengan berbagai diameter, termasuk 140 mm, 90 mm, 75 mm, dan 50 mm.
Pengaruh Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) Terhadap Kuat Lentur Beton Putera, Bima Herdiana; prasetyo, purnomo eko; Mulyanto, Yohanes Yuli; Setiyadi, Budi
G-SMART Vol 8, No 1: Juni 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gsmart.v8i1.10751

Abstract

Beton merupakan material struktur bangunan dan memberikan beberapa kelebihan, seperti desain yang bervariasi, tahan api dan biaya yang relatif murah. Namun dari segala aspek kelebihan yang diberikan oleh beton, masih terdapat satu kekurangan yaitu kuat tarik yang relatif rendah. Karena beton hanya mampu menerima tegangan tekan, maka diperlukan suatu material yang mampu menambah kekuatan tarik beton. Dengan kekurangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menahan tegangan tarik dengan menggunakan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP). Penelitian ini menggunakan benda uji yang berbentuk balok beton yang berukuran 15 cm × 15 cm × 60 cm dengan mutu beton fc´ 25 MPa. Selain itu juga dibuat benda uji balok beton bertulang BjTP 8. Untuk bahan perkuatan digunakan epoxy resin sebagai lem dan GFRP berjenis woven roving. Pengujian kuat tekan menghasilkan nilai kuat tekan rata-rata 26,80 MPa. Pengujian kuat lentur yang dihasilkan dari penggunaan GFRP pada balok beton tanpa tulangan mengalami kenaikan sebesar 163 %. Penggunaan GFRP pada benda uji balok beton bertulang mengalami peningkatan sebesar 140 %.
Analisis Potensi Laju Sedimentasi pada Waduk (Studi Kasus Waduk Cengklik Kabupaten Boyolali) Bhasia, Vardanella vinaya; Puspita, Nanda Tasya Surya; Santosa, Budi; Mulyanto, Yohanes Yuli
G-SMART Vol 8, No 2: Desember 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gsmart.v8i2.10205

Abstract

Sedimentasi pada Waduk Cengklik terjadi akibat erosi pada kawasan sekitarnya (Daerah Aliran Sungai Waduk Cengklik). Erosi tersebut terjadi karena air hujan jatuh pada lahan terbuka. Sedimentasi mempengaruhi pengurangan daya tampung air dalam waduk. Berdasarkan catatan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo kapasitas daya tampung air Waduk Cengklik sebesar 17,5 juta m3 pada tahun 1970. Namun tampungan pada air waduk dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Misalnya pada tahun 1998 kapasitas air waduk menjadi 12,5 juta m3, dan pada tahun 2019 hanya mampu menampung air sebanyak 9 juta m3. Menurut Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo nilai sedimentasi pada Waduk Cengklik pada tahun 2020 sebesar 18,82 ton/ha/tahun. Selain erosi, terjadinya sedimentasi pada Waduk Cengklik juga disebabkan oleh sisa pakan ikan pada keramba-keramba dan pertumbuhan eceng gondok (sebagai sedimen terapung) yang cukup besar.Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi  laju erosi dan laju sedimentasi yang terjadi pada Waduk Cengklik. Untuk menganalisis potensi laju erosi dan sedimentasi ini digunakan metode RUSLE. Adapun untuk pengolahan data digunakan software ArcGIS. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data curah hujan, peta DAS, data jenis tanah, data kemiringan lereng dan data penggunaan lahan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa luas cakupan wilayah DAS Waduk Cengklik sebesar 8,6495 Km2 atau 864,95 Ha. Potensi laju erosi (Ea) pada DAS Waduk Cengklik mencakup 5 desa, yang meliputi Desa Demangan, Desa Kepoh, Desa Ngargorejo, Desa Senting dan Desa Sobokerto. Nilai total potensi laju erosi sebesar 412,04 ton/ha/tahun. Berdasarkan kriteria erosi yang diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan (1998) dalam Santoso (2014), erosi DAS Waduk Cengklik termasuk dalam klasifikasi erosi berat. Potensi laju erosi yang terjadi pada 5 desa di DAS Waduk Cengklik didapatkan bahwa Desa Kepoh merupakan wilayah yang menyumbang tingkat erosi yang sangat berat dengan nilai erosi sebesar 640,69 ton/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian dengan pengolahan data ArcGIS untuk penetapan jenis tanah wilayah  DAS Bengawan Solo ditemukan 2 jenis tanah yang meliputi jenis tanah Mediteran dan jenis Tanah Grumusol. Jenis tanah Mediteran merupakan jenis tanah yang mendominasi dan sebagai penyumbang terjadinya erosi terbesar pada DAS Waduk Cengklik. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan ArcGIS untuk penetapan tata guna lahan wilayah DAS Bengawan Solo ditemukan bahwa wilayah permukiman dan sawah mendominasi sebagai penyumbang utama terjadinya erosi. Potensi laju sedimentasi pada Waduk Cengklik sebesar 275502,84 m3/tahun.