Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemilihan Pangkalan Induk Skadron Pesawat Tempur TNI AU dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Riano, Gagat; Pradhypta, Aura
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54706/senastindo.v4.2022.169

Abstract

Determining a location where the facility will be built is one of the important factors in the business and military planning process. Indonesia, as a country that has a large area, has problems in determining the right location to place its squadron of fighter aircraft in the national defense system. This study uses the Analytic Hierarchy Process (AHP) to solve this problem. There are five criteria considered in this study, namely deterrence strategy, counterbalance strategy, flight support facilities, base support facilities and the environment. This research is aimed at getting six out of 10 Indonesian Air Force air bases that meet the requirements to be placed in a squadron of fighter aircraft. The six air bases selected were SPO (15.17%), RSN (15.16%), HND (12.25%), HLM (12.16%), ABD (10.09%) and IWJ (10.07% ).
Location Optimization of The Fighter Squadron in The National Air Defense System Ar Rifky R, Hakim; Aprilia, Sherly; Riano, Gagat
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54706/senastindo.v4.2022.170

Abstract

This study uses the set covering problem (SCP) method to optimize the placement of the F-16 Fighting Falcon fighter in the national air defense system (Sishanudnas). Then the results of the SCP maximize the covering ability by minimizing the average distance between air bases with the P-Median Problem (PMP). The results of this study indicate that the Indonesian Air Force needs nine squadrons of F-16s, to be able to cover all of Indonesia's airspace. However, if the requirements are to include a base that currently operates fighter aircraft as a location for squadron placement, the Indonesian Air Force needs 11 squadrons of F-16 aircraft.
Analisis Program Taruna Gemilang Aspek Tanggon Dengan Menggunakan Metode Soft System Methodology di Akademi Angkatan Udara Pujiantoro, Abdul Haris; Riano, Gagat
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 5 (2023): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54706/senastindo.v5.2023.270

Abstract

Program Taruna Gemilang adalah program yang berbasis riset yang terdapat tekad dan upaya yang konsisten untuk mengubah tradisi-tradisi negatif yang merusak, menjadi tradisi-tradisi konstruktif yang membentuk budaya baru dengan kehidupan modern dan positif. Para pembina dan Taruna harus bertranformasi pribadi-pribadi yang berkomitmen terhadap pembinaan untuk menyiapkan perwira TNI AU yang berkompeten dan berkarakter. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menganalisa situasi masalah terjadi dengan metode Soft System Methodologi (SSM).
Analisis Program Taruna Gemilang Aspek Trengginas Dengan Menggunakan Metode Soft System Methodology di Akademi Angkatan Udara Royan, Yusuf Fillardhy; Riano, Gagat
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 5 (2023): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54706/senastindo.v5.2023.276

Abstract

Progam Taruna Gemilang merupakan suatu sistem yang berbasis riset yang bertujuan untuk merubah tradisi-tradisi buruk Taruna dengan meningkatkan berbagai aspek pada Trisakti Viratama, salah satunya adalah aspek Trengginas. Trengginas berarti ketangkasan dalam bertindak dan berolah pikir yang ditunjukkan dengan kesamaptaan jasmani dan daya tahan fisik yang tinggi dalam menghadapi tugas. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menganalisa situasi masalah yang terjadi dengan menggunakan metode Soft System Methodologi (SSM). SSM merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk mengungkapkan suatu situasi masalah dalam bentuk terstruktur agar mudah dipahami dan dicarikan solusi pemecahannya.Dari hasil penelitian didapatkan beberapa saran solusi pemecahan masalah yaitu dengan pemanfaatan Character Development Center (CDC) yang saat ini menggunakan sistem ALO (Airmanship, Leadership, dan Owner).
Analisis Penempatan Pesawat Tempur Multi Peran Dassaul Rafale TR3 Dan Boeing F15 EX Eagle II Guna Mengoptimalkan Sishanudnas Indonesia Dengan Menggunakan Metode AHP. Ma’ruf, Marshal Bhakti; Riano, Gagat
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 6 (2024): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia membutuhkan sistem pertahanan udara nasional yang kuat, salah satunya adalah sistem pertahanan udara nasional (Sishanudnas). Untuk itu, saat ini direncanakan pengadaan pesawat tempur multi-role Dassault Rafale TR3 dan Boeing F-15 EX Eagle II yang dilengkapi dengan berbagai macam persenjataan yang dapat dibawa. Penempatan tersebut menggunakan beberapa kriteria yang telah dipertimbangkan dan hasil kuesioner yang telah dijawab oleh para pejabat TNI AU yang ahli di bidangnya. Lanud yang terpilih akan menjadi lanud penempatan pesawat tempur Rafale, F15, F16, dan Sukhoi yang akan dibagi menjadi beberapa skenario dengan menggunakan metode AHP. Penelitian ini menghasilkan pangkalan udara yang telah diurutkan berdasarkan urutan prioritas penempatan pesawat tempur. Landasan udara tersebut adalah HND (16,47%), RSN (14,38%), SPO (13,31%), ELI(12,93%), IWJ (12,59%), dan Halim (7,48%). Landasan udara yang dipilih akan menjadi landasan udara penempatan pesawat tempur Rafale, F15, F16, dan Sukhoi yang akan dibagi menjadi beberapa skenario.