Demam atau yang biasa diketahui sebagai pireksia adalah tanda medis umum yang ditandai dengan naiknya suhu tubuh diatas kisaran normal dapat terjadi akibat infeksi atau peradangan, yang memicu pelepasan prostaglandin. Pasien dengan demam yang sangat tinggi dan dalam periode yang lama dapat menaikkan angka komplikasi, dimana akan membawa kepada kegagalan berbagai organ dan kematian. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) tergolong sayuran rempah banyak digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Komponen fitokimia dari bawang merah yang mempunyai potensi sebagai antipiretik adalah flavonoid. Selain flavonoid, terdapat kandungan senyawa aktif lain seperti alkaloid dan saponin yang berpotensi memiliki efektifitas dalam menurunkan demam. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui efek antipiretik ekstrak etanol bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada tikus galur Sprague-Dawley (Rattus norvegicus) yang diinduksi vaksin DPT-HB. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain “true eksperimental design pretest-posttest control group design”. Sampel penelitian berjumlah 25 ekor tikus jantan yang dipilih secara acak ke dalam 5 kelompok yaitu kontrol negatif dengan pemberian aquades, kelompok positif dengan pemberian paracetamol, dan tiga kelompok dengan dosis ekstrak yang berbeda, yaitu dosis 1,2, dan 3 yaitu 126 mg/100grBB, 252 mg/100grBB, dan 504 mg/100grBB. Selanjutnya dilakukan pre-test untuk mengetahui keadaan awal sampel. Kemudian setelah diberi berbagai perlakuan dilanjutkan dengan melakukan post-test untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan tersebut. Lalu semua data diuji dengan Uji ANOVA bila memenuhi syarat uji parametrik, dan Kruskal-Wallis apabila memenuhi syarat non-parametrik. Hasil pada penelitian ini diperoleh p=0,000 (p<0,05) dengan uji ANOVA. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat efek ekstrak bawang merah terhadap perubahan suhu tubuh tikus putih yang mengalami demam.