<![CDATA[Tingginya tingkat pengolahan kelapa sawit di Indonesia menghasilkan limbah palm oil mill effluent (POME). Limbah POME memiliki kandungan \textit{chemical oxygen demand} (COD) mencapai 100.000 mg/L yang dapat mencemari ekosistem jika dibuang ke lingkungan tanpa perlakuan yang tepat. Salah satu perlakuan yang digunakan dalam menangani limbah POME adalah peruraian anaerobik termofilik. Keuntungan dari proses ini adalah menghasilkan gas metana yang dapat digunakan sebagai energi alternatif. Konsentrasi substrat memengaruhi proses peruraian anaerobik. Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui performa proses peruraian anaerobik termofilik pada berbagai konsentrasi POME sebagai substrat dengan suhu 55oC. Proses peruraian anaerobik menggunakan konsentrasi substrat 16.000, 11.000, dan 5.000 mg sCOD/L. Inokulum yang digunakan adalah digested cow manure (DCM). Proses peruraian dilakukan menggunakan sistem kontinyu dengan didahului proses aklimatisasi secara batch. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi 16.000 dan 11.000 mg sCOD/L menghasilkan lebih banyak gas metana. Namun, yield metana pada konsentrasi 16.000 dan 11.000 mg sCOD /L tidak berbeda signifikan berdasarkan uji Tukey (p=0,05). Konsentrasi POME 5.000 mg sCOD/L menghasilkan gas metana yang lebih rendah dan terjadi penurunan drastis setelah hari ke-85. Hal ini disebabkan penurunan konsumsi sCOD yang diiringi dengan peningkatan kadar volatile fatty acid (VFA) menunjukkan akumulasi asam yang menghambat proses pembentukan gas metana.]]>
