Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Upaya Mewujudkan Wisata Kolam Renang Kucur Aren Menjadi Destinasi Wisata Favorit di Desa Wonokerto Najmuddin, M. Naufal; Mufarid, Kafani Safrul; Adilin, Mochammad Luthfan; Chalil, M.; Husain, Muhammad Ajid
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpmittc.v2i2.1118

Abstract

Abstract The actual phenomenon in the field proves that the existence of the Kucur Aren Swimming Pool has not been well known by the wider community. Even though the Kucur Aren Swimming Pool is located in a strategic area, namely the Wonosalam District, Jombang Regency, which is famous for its beautiful tourism potential, it is not enough to attract tourists to come to the Kucur Aren Swimming Pool. This is caused by several factors, one of which is the lack of maintenance of governance and the lack of publication of the Kucur Aren Swimming Pool. Therefore, community service activities are focused on revitalization as well as empowerment to improve maintenance of the management of the Kucur Aren Swimming Pool and re-publication or rebranding of the Kucur Aren Swimming Pool. The implementative steps that have been taken include: (1) Exploring the root causes of the management of the Kucur Aren Swimming Pool tourism management through observation and interviews with managers; (2) Provide recommendations for maintenance and management of Kucur Aren Swimming Pool tourism to Kucur Aren Swimming Pool tourism managers; (3) Organizing an introduction to the Kucur Aren Swimming Pool tour to the community; (4) Carry out revitalization and cleaning of inappropriate tourist objects; (5) Submitting a Proposal containing a Master Plan to the Jombang District Youth, Sports and Tourism Office for the long-term sustainability of the Kucur Aren Swimming Pool tour.
Paradoks Keikutsertaan Iran pada Piala Dunia 2026: Uji Batas Asas Non-Diskriminasi dalam Lex Sportiva Husain, Muhammad Ajid
RIO LAW JURNAL Vol 6, No 2 (2025): Rio Law Jurnal
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/rlj.v6i2.1848

Abstract

AbstrakPiala Dunia FIFA 2026 menghadirkan persoalan hukum yang kompleks terkait keikutsertaan Iran, di mana prinsip non-diskriminasi sebagai asas fundamental hukum olahraga internasional berhadapan langsung dengan realitas politik global, khususnya kebijakan domestik Amerika Serikat yang cenderung diskriminatif terhadap warga negara Iran. Paradoks ini menunjukkan ketegangan antara lex sportiva yang idealnya netral dan universal dengan kepentingan politik negara tuan rumah yang berpotensi menghambat partisipasi sah suatu tim nasional. Kebaruan penelitian ini terletak pada penelaahan terhadap penerapan asas non-diskriminasi dalam konteks Piala Dunia 2026 sebagai studi kasus kontemporer, dengan menyoroti interaksi antara norma privat transnasional yang dibentuk FIFA dan kewajiban publik negara dalam menjamin akses setara bagi peserta. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan statute, konseptual, dan kasus. Bahan hukum primer berupa Statuta FIFA, Kode Etik, Olympic Charter, serta instrumen hak asasi manusia internasional; sedangkan bahan hukum sekunder meliputi literatur akademik, artikel jurnal hukum, dan preseden hukum olahraga internasional. Teknik analisis dilakukan secara gramatikal, sistematis, dan teleologis untuk menemukan makna, ruang lingkup, serta batas keberlakuan asas non-diskriminasi dalam praktik penyelenggaraan olahraga global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asas non-diskriminasi merupakan parameter legal yang wajib dipenuhi oleh FIFA dan negara tuan rumah dalam setiap kompetisi internasional. Statuta FIFA menegaskan kewajiban non-diskriminasi yang tidak hanya bersifat deklaratif, tetapi juga menimbulkan due diligence duties bagi penyelenggara untuk mencegah, memitigasi, dan memperbaiki praktik diskriminatif. Preseden internasional, mulai dari sanksi terhadap Afrika Selatan di era apartheid hingga pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023, menunjukkan konsistensi FIFA dalam menjaga integritas kompetisi. Dalam konteks Iran 2026, penerapan asas non-diskriminasi menghadapi tantangan serius akibat kebijakan imigrasi diskriminatif Amerika Serikat, sehingga FIFA dituntut mengembangkan mekanisme pengawasan yang lebih tegas agar lex sportiva tetap dapat menegakkan sportivitas, keadilan, dan kesetaraan di tengah tekanan geopolitik global.Kata Kunci: Lex Sportiva, Non-Diskriminasi, Piala Dunia 2026, FIFA, Iran–Amerika Serikat, Hukum Olahraga Internasional.