Wijaya, Jovita Silvia
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Efektivitas dan Efek Samping Albendazole dengan Kombinasi Mebendazole-Pyrantel Pamoat untuk Terapi Soil-transmitted Helminthiasis Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Tembung Wijaya, Jovita Silvia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 6 (2017): Dermatologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.778 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v44i6.758

Abstract

Soil Transmitted Helminthiasis adalah infeksi cacing yang banyak dijumpai di Indonesia. Infeksi ini dapat menyebabkan malnutrisi, anemia, radang kronis saluran pencernaan, gangguan tumbuh kembang anak, gangguan proses belajar dan kehadiran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas dan efek samping albendazole dengan kombinasi mebendazole-pyrantel pamoate. Uji klinik acak tersamar ganda (double blind randomized trial) pada bulan April-Agustus 2015 terhadap anak Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Tembung Kotamadya Medan. Besar sampel 217 anak dengan ascariasis 47,5%, trichuriasis 19,8% dan infeksi campuran 32,7%. Pada hasil pemeriksaan feses, angka kesembuhan 93,11% di kelompok albendazole dan 97,4% di kelompok kombinasi mebendazole-pyrantel pamoate. Perbedaan tidak signifikan pada pemeriksaan hari ke 7, 14 dan 21 (P=0,390, P=0,077, P=0,136) tetapi angka kesembuhan klinis di kelompok kombinasi mebendazole-pyrantel pamoate lebih tinggi dibandingkan di kelompok albendazole.Soil Transmitted Helminthiasis is a helminthic infection, frequently found in Indonesia. This infection can cause malnutrition, anemia, chronic inflammation of digestive system, child growth disturbance, reduced school presence. This study compared the effectiveness and side-effects between abendazole and mebendazole-pyrantel pamoate combination treatment. Double-blind randomized trial has been done in April-August 2015 on 217 primary students in Medan Tembung. The incidence of ascariasis is 47,5%, trichuriasis 19,8% and mixed infection 32,7%. Based on faeces examination, cure in albendazole group was 93,11% and 97,4% in mebendazole-pyrantel pamoate group. Results on the 7th, 14th and 21st day after treatment were statistically not significant (P= 0,390 ; P= 0,077 ; P= 0,136). Clinically, the cure in mebendazole-pyrantel pamoate group is higher than in albendazole group.
Politerapi Anti Epilepsi pada Penderita Epilepsi Anak Wijaya, Jovita Silvia; H Saing, Johannes; Destariani, Cynthea Prima
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47, No 3 (2020): Dermatologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.55 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v47i3.370

Abstract

Epilepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas di bidang saraf anak, yang menimbulkan berbagai permasalahan antara lain kesulitan belajar, gangguan tumbuh-kembang, dan kualitas hidup anak. Prinsip pengobatan epilepsi dimulai dari monoterapi lini pertama, menggunakan Obat Anti Epilepsi (OAE) sesuai jenis bangkitan. Kegagalan monoterapi berisiko menjadi epilepsi refrakter (intraktabel), sehingga perlu politerapi OAE. Epilepsy causes of morbidity in children, causing various problems such as learning difficulties, growth disorders, and quality of life. Principles of epilepsy treatment is to start with first-line AntiEpileptic Drug (AED) monotherapy according to seizure type. Monotherapy failure is at risk of becoming refractory epilepsy (intractable) necessitating AED polytherapy.