Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ARISAN BERANAK (Studi Kasus Desa Sidorejo Kecamatan Wonomulyo) Sari, Ratna; Nuzur, Muhammad
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam Vol 6, No 1 (2021): J-Alif, Volume 6, Nomor 1, Mei 2021
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.135 KB) | DOI: 10.35329/jalif.v6i1.2330

Abstract

The focus of the problem of this research is how the practice of arisan with children in the form of money is added in Sidorejo Village, Wonomulyo District and how Islamic law reviews the practice of arisan with children required in each lottery in Sidorejo Village, Wonomulyo District. This type of research is classified as a descriptive qualitative where researchers who go directly to the research location. The approach used in the research is the syar'i approach and the social approach. While the data sources of this research are primary and secondary data sources. Data processing techniques in this study include observation, interviews and documentation. The research instrument is the researcher himself. Testing the validity of the data in this study using trigulation. The results of this study indicate that the practice of social gathering for children in Sidorejo Village, Wonomulyo District uses debt-receivable contracts. Those who are lucky and those who are in debt, namely those who get the arisan lottery early are the debtors (creditors) because they have to pay the deposit and additional monthly payments to those who have not received it. And those who have debts (debtors) are members who get the arisan later because they provide loans to members who get the lottery first. The view of Islamic law on the addition in the practice of arisan for children is the same as usury in debts. Because there are additions that have been agreed upon at the beginning of the arisan, the additions increase little by little every month. The implications of the research are good if there is an addition to the practice of this social gathering using a mudharabah contract. Each member gets a share of the profits of the job that gets the lottery first. Only providing a small addition if the basic ingredients increase so as not to burden the arisan actors with additional items that continue to increase every month.Keywords: Islamic Law, Arisan Beranak. 
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL SIMPAN PINJAM DI KOPERASI MITRA DUAFA KELURAHAN POLEWALI KECAMATAN POLEWALI S, Narti; Nuzur, Muhammad; Zulmaizar, Muhammad Muzani
Journal Peqguruang: Conference Series Vol 4, No 1 (2022): Peqguruang, Volume 4, No.1, Mei 2022
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jp.v4i1.2156

Abstract

 Fokus pada penelitian ini adalah sistem operasianal yang berlaku pada simpan pinjam koperasi mitra dhuafa dan presspektif hukum Islam yang memandang tentang cara yang digunakan dalam operasional koperasi simpan pinjam mitra dhuafa yang ada di Kelurahan Polewali Kecamatan Polewali.  Jenis penelitian  yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan mngedapankan pelaku turun langsung kelapangan untuk memperoleh data dengan lokasi penelitian mitra dhuafa yang ada di Kelurahan Polewali Keacamatan Polewali. Sumber data yang digunagan adalah sumber data primer dan sumber sekunder. Dengan tehnik pengolahan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan trigulasi yaitu membandingkan teori dengan temuan peneliti di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi simpan pinjam Mitra Dhuafa Polewali ini salah satu usahanya adalah simpan pinjam, dengan jasa pinjaman bersifat tetap perbulan sebesar 25%, diperuntukan bagi gaji para karyawan, jenis pinjaman yang diberikan hanya terbatas pada pinjaman produktif, yaitu pinjaman yang digunakan untuk usaha bukan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang sifatnya konsumtif. Tinjauan Hukum Islam terhadap Sistem Operasional Simpan Pinjam Mitra Dhuafa Kelurahan Polewali Kecamatan Polewali adalah haram, karena praktek simpan pinjam yang dijalankan belum sesuai dengan hukum Islam karena didalam prakteknya masih terdapat bunga yaitu 25% yang menjadi unsur riba nasiah yang diharamkan, dan melakukan dua akad dalam satu transaksi, di dalam Hukum Islam larangan melakukan dua akad dalam satu transaksi jelas diharamkan dalam Islam. Subtansi dari haramnya melakukan dua akan dalam satu transaksi berdasarkan hadis Ibnu Mas’ud adalah untuk menghindari ketidak jelasan harga yang dapat merugikan salah satu pihak yang bertransaksi. Implikasi penelitian ini kepada koperasi mitra dhuafa hendaknya memperbaiki manejemen organisasinya dan dalam memberi pinjaman hendaknya mengambil keuntungan tidak terlalu tinggi.