Gustiana, Eka
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Akulturasi Budaya Lokal dan Agama Islam dalam Menyambut Muharram: Studi Kasus Tradisi Tabot di Kota Bengkulu Gustiana, Eka
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 12 No 1 (2024): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan (In Progress)
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v12i1.332

Abstract

Religiosity is in the context of expression in welcoming the coming of the month of Muharram, as in Bengkulu province, there is a celebration of a Muharram called Tabot. This study aims to determine the influence of local culture and Islam on the welcoming of the month of Muharram in the Tabot tradition in the city of Bengkulu. This research is a descriptive qualitative data collection method that uses library research techniques. In the truest sense of the word, the Tabot ceremony has become a performing art, a cultural integration between the indigenous people. Population and the Bengali Indians have gone well. Tabot in Bengkulu can survive and thrive because of the seven elements directly or indirectly involved: Tradition Implementing Family (Keluarga Pelaksana Tradisi or KPT) of Tabot, Family Harmony of Tabut (Kerukunan Keluarga Tabut atau KKT), Bengkulu Local Government, DPRD Bengkulu, arts and culture activists, and business people. Tabot in Bengkulu has become a work, creation, and taste in the community. This culture answers part of the culture of Bengkulu community members to regulate their environmental conditions according to their knowledge. As a culture, Tabot has a complex set of values and norms. These include knowledge, beliefs, arts, morals, laws, and customs. (Keberagamaan dalam konteks ekspresi dalam menyambut datangnya bulan Muharram seperti pada provinsi Bengkulu terdapat perayaan satu muharram yang disebut Tabot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alkuturasi budaya lokal dan agama Islam dalam menyambut bulan Muharram pada tradisi Tabot di kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif Data dikumpulkan dengan mengandalkan teknik library research atau penelitian kepustakaan. Upacara Tabot sudah menjadi semacam seni pertunjukan dalam pengertian yang sesungguhnya. Integrasi budaya yang terjadi antara penduduk pribumi dengan India Bengali telah terbaur dengan baik Tabot di Bengkulu mampu bertahan dan berkembang dikarenakan adanya tujuh unsur yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, yakni, Keluarga Pelaksana Tradisi (KPT) Tabot, Kerukunan Keluarga Tabut (KKT), Pemerintah Daerah Bengkulu, DPRD Bengkulu, pegiat seni dan budaya, pelaku ekonomi sektor informal, pebisnis. Tabot di Bengkulu sudah menjadi semacam hasil karya, cipta dan rasa warga masyarakat. Kebudayaan ini menjawab bagian dari budaya warga masyarakat Bengkulu untuk mengatur kondisi lingkungannya sesuai dengan pengetahuannya. Sebagai sebuah kebudayaan, Tabot mempunyai nilai dan norma yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan adat istiadat.)