Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Large-Scale Land Acquisition and Economic Development: A Position Paper of The Yogyakarta International Airport (YIA) Development Yudha Purbawa
Jurnal Pertanahan Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Pertanahan
Publisher : Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Tata Ruang dan Pertanahan, Badan Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3393.797 KB) | DOI: 10.53686/jp.v11i2.78

Abstract

ABSTRACTThe development of Yogyakarta International Airport (YIA) has been accomplished, and even now the airport is currentlyoperating, serving the flight from and to Yogyakarta Special Province. However, the pro and cons of the YIA developmentremain. Some argue the YIA brought economic development for locals, while others argue the YIA made the locals worse-off.This paper describes the author’s view on this opposite perspective by reviewing several scientific articles regarding the YIA.The author supports the idea that the new airport of Yogyakarta has the potential to boost local economic development dueto some conditions, they are sufficient compensation, productive use of compensation, the high number of flight destinations,and government intervention to involve the local sources. In addition, further research to estimate the average effect of YIAland acquisition compensation and the YIA existence on local economic development by using causal inference techniques isrequired to ensure the most objective study result.Keywords : large-scale land acquisition, economic development, Yogyakarta International Airport. ABSTRAKPembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) telah selesai dan saat ini telah beroperasi melayani penerbangan daridan menuju Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), namun masih ada pendapat pro dan kontra mengenai pembangunanYIA. Beberapa pihak berpandangan bahwa YIA membawa pembangunan ekonomi bagi penduduk setempat, sedangkanbeberapa pihak lain berpendapat bahwa YIA malah memperburuk kondisi perekonomian warga lokal. Artikel ini menyajikanpandangan penulis terhadap perbedaan perspektif tentang YIA ini dengan mengulas beberapa tulisan ilmiah tentangpembangunan YIA. Penulis berpendapat bahwa pembangunan YIA memiliki potensi untuk dapat menciptakan kemajuanekonomi lokal karena memenuhi beberapa persyaratan, yaitu ganti rugi yang cukup, penggunaan uang ganti rugi untuk halproduktif, tingginya angka penerbangan tujuan ke DIY, dan intervensi pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya lokal.Untuk mencapai hasil studi paling objektif, maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menghitung secara rata-rata dampakdari ganti rugi lahan bandara YIA dan dampak dari keberadaan bandara YIA terhadap parameter pembangunan ekonomidengan menggunakan metode-metode pengukuran sebab-akibat.Kata kunci : pengadaan tanah skala besar, pembangunan ekonomi, Bandara Internasional Yogyakarta.
Hutang Negara Dalam Reforma Agraria Studi Implementasi Mandat 9 Juta Hektar Tanah Indonesia Arditya Wicaksono; Yudha Purbawa
BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 4 No. 1 (2018): Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.075 KB) | DOI: 10.31292/jb.v4i1.214

Abstract

Abstract: Discussion of agrarian reform is interesting especially on its factual implementation that is fully dynamics and not just a promise to redistribute nine million hectares of land. The existing concept needs to be reevaluated and re-discussed. Reorganizing inequality of land redistribution requires compatible and comprehensive rules. This paper uses a case study approach, giving an overview of the challenges to be addressed in order to implement agrarian reform properly. Cross-ministries coordination is inevitable, since in real practice access reform cannot be implemented linearly but requires holistic and systematic integrations with other ministries.Intisari: Diskusi reforma agraria memang menarik terlebih implementasi faktualnya yang penuh dinamika tidak sekedar janji untuk meredistribusi sembilan juta hektar. Konsep yang ada perlu diperdebatkan kembali. Menata ulang ketimpangan dalam redistribusi tanah butuh aturan yang kompatibel dan komprehensif. Tulisan ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk memberikan gambaran kendala dan tantangan yang harus diurai agar hutang negara dalam reforma agraria menjadi sebuah kebijakan yang terimplementasi secara tepat. Sinergi dengan lintas kementerian mutlak diperlukan sebab secara nyata akses reform tidak bisa bergerak secara linier tetapi memerlukan integrasi yang holistik dan sistematis dengan kementerian lain.